53

216K 28.8K 29.7K
                                    

Yang tenang ya bacanya:)
Jangan ketawa keras-keras, oke?

Kalo aku bilang malem ini up, pasti up paling lambat ya besoknya, ga maksud php atau gimana cuma emang ada kendala, jadi SABAR.

•Skala•

"Boleh?"

"Apasih? lagian cuma mimpi kan, nggak usah di bawa ribet kali."

Skala menganggukkan kepalanya, matanya terpejam ketika merasakan sakit di kepalanya kian menjadi-jadi.

"Belva.."

"Iya?"

"Kepala gue, sakit."

"Lo tiduran aja." perintah Belva sembari membantu Skala kembali ke posisi tidur, tangan Belva mengusap dahi Skala yang berkeringat. "Gue panggilin Dokter ya?"

Skala menggeleng. Tangannya menggenggam erat tangan Belva. "Jangan." lirihnya.

"Tapi-"

"Please, temenin gue disini, sebentar aja. Gue mau sama lo."

"Iya, gue disini sama lo."

"Jangan pergi, ya." pinta Skala.

Belva menganggukkan kepalanya, membiarkan tangannya di genggam erat oleh Skala. Mata Belva terus mengawasi Skala yang perlahan menutup matanya.

"Gue ngantuk banget pengen tidur."

Belva hanya diam tidak menjawab, entah mengapa perasaannya mendadak kalut. Ada ketakutan yang tiba-tiba menyeruak di dadanya.

"Tapi, gue nggak mau tidur dulu. Soalnya gue masih kangen sama lo, nanti kalo lo udah pulang aja gue tidurnya." lanjut Skala.

"Skala, lo nggak papa kan?" tanya Belva.

Skala membuka matanya lalu melirik kearah Belva. "Emang gue kenapa?" tanyanya.

"Omongan lo ngelantur!"

"Emang iya?" tanyanya heran.

Bibir Belva mencebik, perempuan itu mengalihkan pandangannya ke pintu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Belva.." panggil Skala.

"Apa?" jawab Belva tanpa menatap Skala.

"Main gunting kertas batu yuk." ajak Skala. "Yang kalah, kasih hadiah ke yang menang!"

"Males, lo suka curang kalo main beginian." ujar Belva.

"Nggak serius, ayo lah. Gue gabut banget nih!" paksa Skala sambil menggoyangkan lengan Belva berkali-kali.

Belva menghela nafasnya lalu menatap Skala yang kini tengah menatapnya dengan senyum lebarnya. "Ayo!" ajaknya lagi.

"Lepasin dulu tangan gue, dodol."

Skala mengangguk lalu melepaskan tangan Belva, lelaki itu memiringkan tubuhnya dengan hati-hati menghadap kearah Belva.

"Gunting kertas batu." Belva menyebutkan kata-kata itu sambil menyodorkan tangannya dengan jarinya yang membentuk gunting, sedangkan tangan Skala terkepal tanda bahwa lelaki itu memilih Batu.

"Tuh kan!" kelu Belva.

"Gue nggak curang loh!" ujar Skala sambil tertawa mengejek.

"Yaudah, lo mau apa? buruan!" kesal Belva sambil menatap Skala malas.

"Lo ngomong 'gue cinta banget sama Skala'  lima kali!"

"Apasih? geli banget." ujar Belva sambil terkekeh pelan.

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang