Plis banget ini mah, jangan spoiler ya guys
•Skala•
Mita telah resmi meninggalkan dunia ini untuk selamanya.
Setelah di siksa oleh para premen itu, teman-teman Skala datang menolongnya. Sayangnya mereka terlambat. Mita sudah meregang nyawa bahkan sebelum mereka datang.
Arjuna sedari tadi meraung, tak terima dengan kenyataan bahwa wanita yang telah menemaninya beberapa bulan ini telah pergi, pergi jauh ketempat yang tidak bisa ia kunjungi.
"Ayo bangun Mit, kita bakal nikah dan besarin anak kita Mit, Ayo bangun. Jangan begini gue mohon." lirih Arjuna menggenggam tangan Mita yang sudah dingin.
"Gue nggak bisa Mit, gue nggak bisa kehilangan lo. Bahkan gue belum sempet buat ngungkapin rasa cinta gue ke lo kan? Ayo bangun, kasih gue kesempatam buat ngungkapin perasaan gue ke lo."
"Andai gue tau lo bakal begini, gue lebih memilih tetep berada di samping lo tadi, mastiin lo bakal baik-baik aja di samping gue."
"Gue tau segalanya Mita, gue tau lo bohong perihal kehamilan lo, gue diem nunggu lo buat jujur ke gue dengan sendirinya. Lo belum sempet jujur, kenapa lo pergi dulu?"
Bryan, teman Arjuna. Lelaki itu menepuk punggung Arjuna pelan.
"Udah ya, jenazah Mita mau di tes forensik."
Arjuna menggeleng. "Nggak, Mita belum pergi Bry, dia cuma lagi tidur. Liat dia cantik banget kan? lo jangan suka ya, dia punya gue." Arjuna mengelus wajah Mita yang penuh dengan lebam.
"Stop Arjuna! Lo harus ikhlas."
"Gue nggak bisa! gue nggak tau gimana lagi hidup gue kalo nggak ada Mita Bry."
Beberapa bulan kedatangan Mita pada hidupnya, hidup Arjuna yang tadinya kelam berubah lebih berwarna. Untuk pertama kalianya Arjuna merasakan jatuh cinta, namun entah mengapa takdir begitu kejam merebut cinta pertamanya begitu saja.
"Arjuna, jangan begini!" peringat Bryan lagi.
"Kenapa takdir kejam banget, kenapa takdir rebut Mita dari gue? Gue nggak bisa ikhlas Bry, gue sayang Mita!" raung Arjuna.
"Bunuh gue, bunuh gue aja. Jangan Mita." lanjutnya terisak.
"Semua udah takdir Arjuna, lo boleh sedih. Tapi tolong ikhlas, kasian Mita."
"Kenapa dia nggak mau bangun? padahal gue bakal nerima dia dalam keaadan apapun. Gue bakal tetep di samping dia sampai kapanpun. Apa itu kurang?"
"Nggak, Arjuna. Itu udah lebih dari cukup buat dia, ini udah takdir Mita buat pergi duluan. Tugas lo hanya mendoakan yang terbaik buat dia."
"Gue rasanya ingin ikut mati." gumam Arjuna.
"Sadar! Mita nggak bakal suka lo begini."
Bryan menarik Arjuna keluar, membiarkan para perawat yang sedari tadi menunggu mengurus Mita, di luar sudah ada Airlangga dan Marcelion yang menunggu.
Arjuna menatap Airlangga dan Marcelion bergantian dengan tatatapan tajamnya.
"Mana bos kalian?! gara-gara dia, Mita pergi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionSudah terbit, tersedia di Gramedia dan toko buku online. Part lengkap (proses revisi) _______________ Gimana rasanya menjadi kekasih seorang berandal? Tanyakan saja kepada Belva. bukannya merasa menjadi ratu seperti novel-novel yang di bacanya, Belv...