44

158K 25.2K 19.5K
                                    

•Skala•

Skala Briliant Radjati, tak sedikit orang yang iri kepada kehidupan lelaki itu. Memiliki wajah yang tampan serta berasal dari keluarga yang berada, siapa yang tidak iri?

Ayahnya, Aderana Radjati memiliki perusahan properti yang di gadang-gadang akan menjadi perusahaan yang menembus pasar global. Ibunya, Flora Briliant memilik agensi yang menaungi beberapa model kenamaan tanah air, selain itu Flora juga memiliki Brand kecantikan yang cukup terkenal di kalangan masyarakat.

Jangan lupakan Ayah tirinya, Ayah tiri Skala merupakan pengamat politik sekaligus menjabat sebagai komisaris bank indonesia.

Untuk masalah harta jangan khawatir, Skala tidak akan kekurangan hal itu seumur hidupnya, mengingat banyaknya aset yang keluarganya miliki.

Di balik itu semua, Skala kesepian. Bertahun-tahun hidupnya diisi dengan traumanya kepada Ayahnya sendiri. Lelaki itu sendirian, tidak ada satu orang pun yang bisa ia andalkan untuk membantunya keluar dari hidupnya yang begitu kelam.

Tidak ada yang tau, setiap malam Skala merintih kesakitan mengingat masa kecilnya. Disetiap tidurnya hanya akan memunculkan mimpi buruk yang begitu menakutkan hingga Skala takut untuk sekedar memejamkan mata.

Kala itu, di usianya yang baru menginjak empat belas tahun Skala sulit sekali mengendalikan emosinya, Skala nyaris gila.

Sejak saat itu juga Skala kecanduan dengan berbagai jenis narkoba untuk sekedar melupakan masalahnya.

Setahun kemudian, Belva datang dalam hidupnya, perempuan itu mengenalkan kepada Skala bagaimana rasanya di cintai begitu dalam. Belva datang memberinya perhatian yang Skala tidak dapatkan dari siapapun.

"Gue nggak punya hak apapun buat ngelarang lo begini begitu, karena status gue cuma pacar. Tapi Skala, lo berhak buat nentuin bagaimana lo selanjutnya, apa lo selamanya mau hidup begini terus, obat apa itu? buang ya. Kalo ada masalah lo bisa cerita ke gue. Lampiasin aja semuanya ke gue, jangan ke barang haram itu."

Saat itu, Skala bertekat untuk berhenti mengkonsumsi barang haram tersebut, demi Belva. Namun siapa sangka ketika ia tidak mengkinsumsi itu emosinya sangat sulit di kendalikan, dan pada akhirnya Belva lah yang menjadi korbannya.

"Gue udah ngasih semuanya ke lo Bel. Gue udah berhenti konsumsi narkoba demi lo, maka dari itu, sebagai bayarannya lo nggak usah protes kalo gue kasar sama lo, paham?"

Bohong, semua yang Skala katakan saat itu adalah dusta, Pada akhirnya Skala menyerah, ia terlanjur kecanduan kepada obat-obatan itu, lelaki itu tetap mengkonsumsinya di belakang Belva.

Dan inilah bayaran atas semua perbuatan Skala, Belva meninggalkannya. Bahkan saat nyawanya sedang terncampun, Belva sama sekali tak menemuinya.

•Skala•

"Nah abis ini tinggal di bagi aja, terus selesai. Gampang kan?"

Belva mengangguk sambil memperhatikan tulisan tangan Araka di bukunya, untuk ukuran lelaki tulisan Araka termasuk kedalam kategori rapih.

"Coba lo ulang, pake soal yang ada di buku cetak supaya lebih jelas." pinta Belva.

Mendengar itu, Araka mengacak rambut Belva. "Bayaran buat gue apa?" tanyanya bercanda.

Belva tertawa pelan, lalu melepaskan satu gelang berwarna hitam polos ditangannya lalu memakaikan itu di tangan Araka.

"Ini bayarannya."

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang