•Skala•
"Gimana, lo udah bilang ke Skala?"
Arjuna menangguk, badannya mendekati Mita yang sedang duduk di ujung ranjang. Lelaki itu memberikan segelas susu kepada Mita.
"Udah." katanya.
"Gue takut, kalo Belva sampe kenapa-napa gimana?"
"Nggak usah pikirin itu, Skala pasti jaga dia. Sekarang lo fokus pikirin bayi kita aja."
Kepala Arjuna menunduk hingga berhadapan langsung dengan perut Mita. "Hai jagoan Ayah, kangen Ayah ya?"
Ada rasa bahagia yang datang dalam hati Mita ketika Arjuna melakukan hal sekecil itu padanya. Arjuna adalah satu-satunya orang yang mau menerimanya setelah semua yang di lakukannya.
Sehari setelah kabar dirinya mati bunuh diri, Mita mendatangi keluarganya bersama Arjuna untuk menjelaskan semuanya,Mita berharap keluarganya akan menerimanya lalu membawanya pergi jauh seperti apa yang ia rencanakan, namun keluarganya menolak, menganggap Mita adalah aib keluarga dan lebih memilih menganggap dirinya benar-benat Mati.
Di tengan keputus asaannya, Arjuna datang mengulurkan tangan. Menerima Mita dan masalalulanya, berjanji akan selalu berjalan di samping wanita itu sampai kapanpun.
Arjuna selalu memperlakukannya bak ratu, sekalipun Arjuna tidak pernah menyentuhnya. Bahkan ketika Mita menawarkan tubuhnya untuk membalas semua hutang budinya pada Arjuna.
Arjuna ingin menikahinya, tentu ada rasa senang ketika mendengar itu. Namun rasa tak pantas lebih besar. Lelaki sebaik Arjuna berhak mendapatkan wanita yang lebih baik darinya.
Lelaki itu bahkan rela menjadi Ayah dari bayinya yang sebenarnya tidak pernah ada.
Untuk menyelamatkan dirinya, Mita berbohong pada Arjuna bahwa dirinya tengah mengandung. Dan siapa sangka, Arjuna percaya begitu saja, Arjuna percaya Mita sedang mengandung anak Skala.
Arjuna bilang, dia siap untuk menggantikan peran Skala sebagi Ayah untuk bayi itu, Mita bisa merasakan ketulusan Arjuna setiap kali membahas bayi, binar kebahagian yang Arjuna tunjukkan padanya membuat Mita takut mengatakan hal yang sebenarnya.
"Kapan kita cek ke dokter?"
"Ntar ya, gue masih takut buat keluar."
Arjuna mengangguk, tangannya mengelus perut Mita pelan. "Maafin gue ya, gue nggak tau harus bilang ke Skala gimana."
"Nggak papa, gue ngerti."
"Gue takut Skala nganggep gue penghianat, gimana kalo dia nggak mau berteman sama gue lagi Mit." ujar Arjuna pelan.
Mita menghela nafasnya. "Emang seharusnya dari awal lo nggak perku nolongin gue, supaya lo nggak terjebak sama rasa bersalah."
"Gue bakal lebih menyesal kalo gue nggak nyelametin lo. Gue ngggak mau temen gue jadi pembunuh anaknya sendiri. Walaupun sampe sekarang Skala nggak tau ada anaknya yang di kandung lo, seenggaknya anak Skala aman sama gue."
"Tapi gue nggak hamil, Jun." lirih Mita dalam hati.
"Semuanya jadi rumit." gumam Mita.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionSudah terbit, tersedia di Gramedia dan toko buku online. Part lengkap (proses revisi) _______________ Gimana rasanya menjadi kekasih seorang berandal? Tanyakan saja kepada Belva. bukannya merasa menjadi ratu seperti novel-novel yang di bacanya, Belv...