33

198K 25.3K 22.1K
                                    

•Skala•

"Hati-hati, jangan sampai lo lengah. Pastiin dua puluh empat jam Belva aman."

Skala mengangkat alisnya, menatap Arjuna dengan raut heran. "Maksud lo?"

"Gue cuma ngingetin. Bahanya bisa dateng kapan aja tanpa lo duga. Sebaiknya mulai dari sekarang lo jaga Belva sepunuhnya."

"Gue selalu jaga Belva, lo tau sendiri."

"Yap, maksud gue lo jaga Belva lebih ketat lagi, fyi aja musuh lo bisa kapan aja nyakain tu cewek."

"Nggak ada yang berani nyakitin dia kecuali gue." kata Skala tenang.

"Terserah, semuanya balik lagi sama diri lo, gue sebagai temen lo cuma memperingati aja."

"Tanpa harus lo peringati gue tetep bakal jaga Belva."

"Kali ini beda, mungkin lo butuh bantuan anak buah lo buat jaga Belva."

"Gue bisa ngelakuin dengan diri gue sendiri."

"Lo terlalu sombong Skala." kata Arjuna. "Tapi semoga omongan lo bener deh, gue ikut doa." lanjutnya.

"Lo mau ketemu gue cuma bahas ini?" tanya Skala.

Anggukan kepala Arjuna membuat Skala mendengus. "Jangan remehin, ini masalah besar." ujar Arjuna.

"Lo aneh." ujar Skala.

"Aneh-aneh matamu, seharusnya lo bisa baca situasi dengan mudah Skala, tapi kali ini lo bego banget sumpah."

"Bisa nggak, nggak usah berbelit-belit."

"Ada yang ngincer cewek lo buat balas dendam."

Skala tertawa sumbang. "Nggak usah ngarang!"

"Gue nggak ngarang monyet! coba tanya sama cewek lo, belakangan ini dia ngerasa diikuti orang kagak."

Skala terdiam, mulai merenungkan ucapan Arjuna. Memangnya siapa yang ingin membalas dendam pada dirinya lewat Belva? Skala rasa tidak, musuh-musuhnya selama ini cenderung lebih suka bermain dengan dirinya langsung.

"Gue pulang." pamit Skala pada Arjuna.

Tanpa menunggu balasan dari Arjuna, Skala beranjak pergi menuju mobilnya lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah Arjuna.

Skala merasa ada yang janggal pada Arjuna, jika biasanya Skala bebas kemana saja dirumah Arjuna, kini lelaki itu melarang Skala untuk menginjakkan kakinya di lantai dua. Skala juga sempat melihat beberapa baju wanita yang terjemur, baju itu tampak familiar baginya.

Ada apa dengan Arjuna? Skala bingung, sifat lelaki yang sudah ia anggap teman itu belakangan ini tampak aneh, sering kali Arjuna menunjukkan raut bersalah padanya, setalah ditanya Arjuna hanya akan menggeleng tanda tidak ada apa-apa.

Skala memberhentikan mobilnya ketika lampu merah menyala di depan sana, rintikan hujan mulai turun perlahan rintikan itu menjadi deras.

Matanya menyipit melihat Deluna, iya Skala jelas ingat bahwa wanita yang baru saja menyebrang itu adalah Deluna.

Kaki wanita itu telanjang tanpa alas kaki, badannya sudah basah kuyup karena kuhujanan, tanpa memperdulikan keadaannya Deluna terus berjalan sambil menunduk.

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang