🚫Chapter ini dipenuhi oleh ke gemoyan seorang Deluna🚫
•Skala•
"Emang salah, aku cuma mau ngebahigiain Ibu aku, aku cuma pengen jadi anak yang berbakti. Aku sama sekali nggak pernah ngerugiin siapapun, dimana letak salahnya kalo aku suka Skala? perasaan nggak bisa di kendaliin, rasa suka aku muncul gitu aja." papar Deluna sambil terisak pelan.
Marcelion menatap Deluna kasihan, tangannya terangkat mengelus rambut Deluna berusaha menenangkan, saat ini keduanya sedang berada di mobil milik Marcelion yang terparkir di halaman rumah sakit.
"Aku cuma berusaha buat perasaan aku ke Skala, kenapa Skala segitu bencinya ke aku? Apa cewek miskin kayak aku nggak pantes suka sama dia? Apa aku emang seburuk itu sampe natep aku aja dia nggak mau?"
"Husstt." Marcelion menarik kepala Deluna kedalam dekapannya. "Jangan ngerendahin diri lo sendiri, lo sempurna di mata orang yang sayang sama lo."
Hati Deluna berdesir, seumur hidup belum ada lelaki yang memperlakukannya selembut ini. Wangi Marcelion begitu nyaman membuat Deluna betah berada di pelukan laki-laki itu.
"Nggak ada yang sayang sama aku." lirih Deluna.
'Ada, ini gue otw sayang sama lo.' jawab Marcelion dalam hati.
"Ada kok, pasti ada." ujar Marcelion pelan.
"Siapa? Skala, orang yang aku harapin sayang sama aku, malah benci aku."
"Lo, kenapa mau banget sama Skala sih?" tanya Marcelion.
"Aku suka sama dia, aku tulus kok, buktinya setelah tau sifat dia aku tetep suka sama dia." jawab Deluna. "Di tambah, aku mau ngerubah nasib aku, aku cape hidup serba kekurangan." lanjut Deluna pelan.
"Dengan kata lain, lo mau manfaatin Skala?" tanya Marcelion lagi.
"Nggak gitu aku cu-"
"Jangan Skala, dia udah ada Belva. Kalo lo mau manfaatin orang, manfaatin aja gue, gue juga kaya kok, Keluarga gue punya saham di freeport." potong Marcelion.
Dari dulu Marcelion memang terkenal royal, meski tidak sekaya Skala yang memiliki dua bapak, tapi uang yang di milikinya lebih dari cukup.
"Maksud kamu?"
"Kalo butuh sesuatu dalam bentuk materi, lo bisa bilang ke gue, jangan ganggu Skala lagi."
"Maksud aku bukan begitu, aku bukan wanita murahan!" Deluna merasa tersinggung dengan omongan Marcelion.
"Gue nggak bilang begitu, gue ikhlas bantu lo." jelas Marcelion.
"Kamu serius?" tanya Deluna.
"Maksud, lo?"
"Kamu serius mau bantu aku masalah materi?"
"Iya." tegas Marcelion.
"Kamu suka sama aku?" tanya Deluna lagi, wajahnya bersemu merah.
"Belum." jawab Marcelion jujur. "Tapi, gue tertarik sama lo, gue suka cewek yang menggantungkan dirinya ke gue, dengan begitu gue merasa di butuhin." lanjutnya.
Deluna mengalihkan wajahnya. "Jadi kita pacaran?" tanya Deluna pelan.
"Hah?" bingung Marcelion, namun setelahnya lelaki itu tertawa gemas. Bibirnya terbuka ingin mengatakan 'iya' namun Marcelion mendadak teringat bahwa kemarin dirinya baru saja resmi berpacaran dengan Marshella.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionSudah terbit, tersedia di Gramedia dan toko buku online. Part lengkap (proses revisi) _______________ Gimana rasanya menjadi kekasih seorang berandal? Tanyakan saja kepada Belva. bukannya merasa menjadi ratu seperti novel-novel yang di bacanya, Belv...