Chapter 20

404 29 38
                                    

3 hari Valderama tidak masuk sekolah. Tidak ada satu pun chat atau telefon untuk Nadine. Dia seperti lupa bahwa dia punya Nadine. Dia duduk di bangkunya. Kebetulan Viga belum datang. Dia hendak mengambil buku paket Matematika yang ia tinggalkan di kolong bangku. Dia merogoh buku di kolong bangku, ada sesuatu yang jatuh di sana. Val menunduk melihat benda apa yang jatuh. Ternyata itu susu kotak yang biasa Nadine berikan. Jadi selama 3 hari ini Nadine tetap menaruh susu kotak di kolong bangku Val, walau pun Val tidak masuk sekolah.

Val mengamati 3 susu kotak itu. Dia baru teringat Nadine-nya. Tak lama kemudian Viga duduk di sebelah Val. Viga bertanya soal Val yang tidak masuk selama 3 hari. Seperti biasa Val memang sudah jago kalau soal berbohong. Dia mengatakan harus mengurus bisnis Mama-nya di luar kota. Viga menerima cerita karangan Val. Ya Viga selalu menerima cerita bualan Val, Viga tidak menaruh prasangka buruk sedikit pun pada Val, malahan Viga menganggap Val teman sebangku terbaiknya sepanjang sekolah di SMA Galaxi. 

Saat istirahat, Nadine makan di meja bundar bersama anak-anak Zeus dan Hera. Mereka sesekali bercanda dan tertawa. Siapa lagi yang jadi objek hinaan kalau bukan Jevin. Untungnya Jevin gak baperan jadi tidak pernah masalah selalu dinina-hina. Val melirik Nadine yang duduk di sebelah Devon. Setelah itu pandangannya teralih pada Queensa yang tampak bahagia di sisi Viga. Hal itu membuat selera makannya hilang. Dia segera bangkit lalu pergi ke luar sekolah. Dia pergi ke warkop terdekat, minum kopi sambil merokok. Sungguh kombinasi yang bagus buat bikin darah tinggi. Sekalian aja habis itu makan sate kambing dan sop duren. Langsung stroke kalau gak ya tinggal nama deh.

Val tidak menghampiri kelas Nadine atau pun menghubungi Nadine. Dia sudah membeli HP baru karena HP lamanya sudah hancur berkeping-keping. Setelah pulang sekolah Nadine ikut rapat ekskul Castro. Val juga ada rapat ekskul KIR (Karya Ilmiah). Nadine tahu Val sudah masuk hari ini tapi seperti yang dikatakan Ivan, jangan merendahkan diri. Val jelas-jelas tidak mau dibantu masalahanya bahkan mengusir Nadine. Kini Nadine mengabaikan Val.

Selesai rapat Nadine dan Devon keluar dari ruang sekretariat Castro sambil tertawa. Devon membuat lelucon yang membuat Nadine tertawa. Ya Devon tidak pernah gagal membuat Nadine tersenyum dan tertawa, sementara pacarnya sendiri Val tidak pernah gagal untuk membuat Nadine sakit hati. Tawa Nadine berhenti saat Val menatap tajam dirinya dan Devon.

"Nad.. bisa ikut gua sebentar" titah Val dengan wajah datar.

"Nadine pulang bareng gua" ucap Devon.

"Gua gak bicara sama lo Dev" ucap Val dengan tatapan tidak suka pada Devon.

Nadine tersenyum pada Devon "Lo duluan aja ya Dev.. gua gak apa-apa kok. Gua ada perlu sama Val sebentar ya" Nadine berusaha meyakinkan Val bahwa semuanya baik-baik saja.

Devon menatap Nadine dengan perasaan ragu, namun akhirnya ia mengangguk lalu pergi meninggalkan Nadine dan Val.

Jangan bayangkan Nadine yang menatap Val dengan mata nanar, tidak sama sekali. Ia menatap Val dengan pandangan datar. Val berjalan menuju tribun lapangan futsal, Nadine mengekor di belakangnya. Mereka lalu duduk. Hening.. mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Lo ganjen banget ya baru ditinggal 3 hari aja udah nempel-nempel sama Devon" ucap Val dengan tidak tahu dirinya berkata seperti itu.

"Ganjen lo bilang? terus apa kabar yang jalan sama cewek yang jelas-jelas udah punya pacar, eh sekarang udah punya tunangan deh. Nah itu apa namanya ganjen atau nikung? masih untung aja gua dan Devon gak ngadu ke Viga" ucapan Nadine menyerang balik Val.

Val diam sejenak "Bukan urusan lo"

"Ya udah, gua jalan sama Devon juga bukan urusan lo" ucap Nadine.

"Lo cewek gua, jelas itu urusan gua" ucap Val.

"Apa? gak salah denger gua? kirain gua udah dibuang ke Palung Mariana. Gua aja lupa kalau gua punya pacar" ucap Nadine.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang