Chapter 17

337 32 54
                                    

Viga menikmati sarapan di rumah Queensa. English Breakfast buatan Mama Rea jadi favorit Viga. Viga tak banyak bicara selama sarapan. Queensa merasa ada yang aneh dengan sikap Viga. Setelah menyantap habis sarapan, Viga menutupnya dengan minum teh hangat. Queensa berkali-kali melirik Viga yang lebih banyak diam dan enggan menatap Queensa.

"Terima kasih tante Rea, sarapannya enak sekali" ucap Viga dengan sopan.

"Sama-sama sayang.. ya sudah tante akan membuat Cinnamon Roll untuk kamu ya" ucap Mama Rea yang sudah menganggap Viga calon mantu idaman.

Queensa lalu mengajak Viga ke sebuah puri yang ada di halaman belakang rumah "Kamu kenapa? Kok sikap kamu beda hari ini?"

"Beberapa hari yang lalu kamu ke mana? Aku ke rumah kamu. Kata tante Rea kamu ke luar dengan temannya. Kamu jalan sama siapa?" tanya Viga menatap tajam Queensa.

Queensa bingung harus menjawab apa karena saat itu dia jalan bersama Alan ke tempat rahasia mereka. Queensa berusaha untuk tersenyum "Aku ke luar bersama sepupuku yang dari Surabaya, sudah lama kami tidak bertemu. Kami pergi ke daerah Sentul"

"Sepupu? Benar begitu?" Viga tampak tidak percaya.

"Iya.. kamu boleh tanya ke Mama" ucap Queensa.

Viga terdiam sejenak.

"Viga... Tolong jangan berfikir macam-macam. Aku sayang kamu" ucap Queensa.

"Lain kali kabari aku, jangan ulangi lagi" ucap Viga.

"Iya sayang. Maafkan aku ya" ucap Queensa.

"Ya sudah.. sekarang temani aku mencari sneakers ya.." ucap Viga.

"Di mana sayang?" tanya Queensa.

"Pasific Place" ucap Viga.

"Siap sayang.. sebentar aku siap-siap dulu" ucap Queensa.

"Sayang... Jangan pakai baju yang terbuka ya, simple saja pakai celana jeans dan kaos putih seperti yang aku pakai" ucap Viga.

"Iya sayang.. semenjak pacaran sama kamu dress lucu-lucu aku jarang dipakai nih" ucap Queensa.

"Nanti boleh dipakai lagi kok" ucap Viga.

"Kapan sayang?" tanya Queensa.

"Kalau sudah halal" ucap Viga.

Queensa langsung tersipu malu "Bisa aja kamu"

Viga terkekeh melihat reaksi Queensa yang malu-malu "Ya sudah sana cepat ganti"

"Siap pacarku yang paling baik sedunia" Queensa mengecup pipi Viga sekilas lalu pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.

*****

Nadine turun dari tangga dengan muka bantalnya "ada apa sih tante pagi-pagi udah disuruh bangun" Nadine menguap.

"Ya ampun anak gadis tante jam segini masih aut-autan itu dari ujung rambut sampai ujung kaki" tante Mara geleng-geleng kepala.

"Kan hari ini libur tante, gak apa-apa dong mandinya siang bolong aja" ucap Nadine sambil kucek-kucek mata.

"Lihat tuh siapa yang datang, udah ganteng, rapi, wangi lagi" ucap tante Mara.

Valderama melihat Nadine dari atas kepala sampai ujung kaki dengan pandangan meremehkan. Ya Nadine memang sedang super aut-autan cuci muka aja belum, apalagi sikat gigi.

"Ngapain dia di sini pagi-pagi tante??? Kenapa disuruh masuk sih tante?" ucap Nadine kesal.

"Nadine sayang.. ini Val diminta pamannya untuk ikut meeting dengan investor dari Jerman. Kamu pas SMP kan di Jerman saat Papa kamu tugas di sana. Sudah pasti bahasa Jerman kamu fasih banget. Jadi kamu bantu Val sama pamannya ya untuk jadi penerjemah" ucap tante Mara.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang