Chapter 49

245 20 58
                                    

Val menyeruput es jeruknya, dia melirik Nadine yang banyak melamun saat makan.

"Kenapa?" tanya Val.

Nadine melirik ke arah Val sejenak lalu kembali fokus ke gelas es jeruk di depannya "Gak apa-apa"

"Maafin gua ya.. gara-gara gua lo kaya gini" ucap Val.

"Lo gak berbuat salah sama gua, kenapa minta maaf?" tanya Nadine bingung.

"Kalau dulu gua gak brengsek, mungkin sekarang lo gak harus melakukan banyak hal yang lo gak suka. Outfit lo yang serba branden ini bukan lo banget, gua juga yakin lo kuliah di Boston bukan karena kemauan lo, mobil Lexus baru lo juga bukan lo banget. Semua karena Devon kan?" terka Val.

Nadine terdiam sejenak "Sudahlah... lo gak perlu merasa bersalah. Gua yakin kita punya jalan hidup masing-masing, kita juga punya jalan bahagia masing-masing. Gua bahagia kok dengan kehidupan gua sekarang" ucap Nadine.

"Lo gak pandai berbohong Nad.." ucap Val.

"Iya karena lo yang paling jago" sindir Nadine.

"Nyindir banget nih?" tanya Val.

"Iyalah, kan gua yang dulu lo bohongin mentah-mentah" ucap Nadine.

Val terkekeh "Iya-iya.. gua gak ada pembelaan kok. Gua memang bersalah"

"Jangan berbuat hal itu lagi ya kepada perempuan lain" ucap Nadine.

Val mengangguk.

"Kenapa lo gak mencoba menjalin hubungan lagi dengan perempuan lain setelah Cella?" tanya Nadine.

"Gua mau memastikan lo benar-benar bahagia dulu, setelah itu baru gua akan memikirkan kebahagiaan gua" ucap Val.

"Lo gak perlu melakukan Val" ucap Nadine.

"Lo gak berhak mengatur bagaimana cara gua akan bahagia, kita punya jalan masing-masing bukan?" ucap Val.

"Iya.. lo benar.. gua gak berhak mengatur hidup lo. Maaf ya..." ucap Nadine lalu mengaduk-ngaduk es jeruk di depannya dengan sedotan. 

"Masih suka Es Oyen?" tanya Val.

"Masih... kenapa memangnya?" tanya Nadine.

"Tunggu di sini, nanti gua beliin buat lo dan Varsha" ucap Val.

"Eh.. gak usah...." sia-sia saja karena Val sudah pergi ke luar Kedai Soto untuk mencari Es Oyen untuk Nadine dan Varsha.

Nadine tersenyum dengan pandangan ke arah kepergian Val.

"Terima kasih Val, hanya lo yang mengerti apa yang gua butuhkan" batin Nadine.

*****

Nadine mendampingi Devon di sebuah acara peresmian resort milik kolega Arshavin Corps. Semua berjalan seperti yang Devon mau. Nadine memakai gaun, sepatu, tas dan aksesoris yang Devon pilihkan. Nadine layaknya perhiasan yang dipamerkan Devon di depan kolega-kolega bisnisnya. Nadine selalu menebarkan senyum ramah kepada kolega-kolega suaminya. Semua arahan dari Devon dilakukan Nadine sampai akhirnya ia menolak satu hal.

Nadine memandangi gelas yang telah terisi wine "Sayang, kamu tahu kan aku tidak minum alkohol?"

"Minum sedikit tidak apa-apa, ini hanya perayaan bisnis. Ayolah sayang... hargai tuan rumah. Ayo minum saja walau sedikit" ucap Devon.

"Tapi sayang, aku tidak bisa" ucap Nadine.

"Nad, kamu tahu kan suamimu ini seorang pebisnis? jadi berlakulah seperti layaknya seorang istri pebisnis. Bisa kan? sebentar lagi kamu angkat gelas itu lalu kamu minum walau sedikit, setelah itu selesai, kita tidak perlu berdebat lagi" ucap Devon dengan sedikit penekanan.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang