Chapter 41

267 25 20
                                    

Ivan kembali lagi ke lokasi lift rusak di gedung olahraga indoor untuk menjemput Nadine. Sebelumnya ia dan anak-anak Zeus yang lain berusaha menenangkan Devon yang kecewa dan cemburu dengan perlakuan Nadine pada Val. Devon tidak habis pikir setelah semua kebohongan dan rasa sakit hati yang Nadine rasakan karena ulah Val, Nadine masih saja sayang dan peduli pada Val. Sedangkan Devon? 1 kali pun dia tidak pernah menyakiti Nadine, Devon selalu ada untuk Nadine ketika Val menyakitinya, Devon selalu membuat Nadine tersenyum saat Val menyakitinya, tapi tetap saja semua itu belum cukup membuat Nadine sayang pada Devon dengan sepenuh hatinya.

Ivan terkejut melihat pemandangan di depannya. Val dan Nadine sedang berciuman. Entah keberanian dari mana, Ivan yang biasanya selalu menghindari pertengkaran kini dengan beraninya iya menarik kerah belakang seragam Val. Ia menariknya dengan sangat kuat hingga Val tertarik ke belakang dan jatuh ke lantai.

"BRENGSEK LO!! MAU LO APA SIH?? LO MAU BIKIN HANCUR SEMUA ORANG HAH?? VIGA LO HANCURIN, DEVON LO HANCURIN, NADINE LO HANCURIN, QUEENSA LO HANCURIN, SIAPA LAGI YANG MAU LO HANCURIN??? LO ORANG JAHAT, ORANG YANG GAK PUNYA HATI DAN OTAK SEKALIGUS. HARUSNYA LO MATI MEMBUSUK DI DALAM LIFT ITU BANGSAT!!!!!" ucap Ivan dengan aura kemarahan yang sangat menyeramkan.

Nadine dibuat bungkam sekaligus shock, selama ini dia tidak menyangka Ivan bisa semarah ini. Nadine selalu beranggapan Ivan adalah curut yang paling pengecut di antara anak Zeus yang lain, tapi ternyata sisi lainnya bisa terlihat jika sahabat-sahabatnya disakiti. Ivan siap pasang badan.

Val terpancing juga dengan kata-kata kasar Ivan, dia bangkit lalu mendekati Ivan. Val menarik kerah kemeja seragam Ivan dan siap menghajarnya. Nadine yang melihat aura kemarahan di mata Val langsung bergerah maju mendekati mereka "HENTIKAN!! VAL JANGAN PUKUL IVAN!"

"KENAPA BERHENTI? AYO PUKUL GUA DI DEPAN NADINE!!" ucap Ivan tak takut sedikit pun dengan intimidasi Val.

"VAL CUKUP" ucap Nadine yang kini telah berlinang air mata.

Val menengok ke arah Nadine, Val lalu melepaskan cengkraman tangannya di kerah kemeja Ivan dengan kasar. Val mengatur napasnya. Ia mencoba mengendalikan amarahnya. Ivan adalah sepupu Nadine, menyakiti Ivan berarti menyakiti Nadine juga.

"Gua kecewa sama lo Nad. Cowok kaya gini yang lo pilih Nad? Devon kurang apa? Lo mau senasib kaya Queensa? Disakitin terus menerus sama cowok brengsek ini, diambil kesuciannya, begitu sudah bahagia sama Viga, dia hancurin lagi, mau lo kaya gitu hah?" ucap Ivan.

Nadine tertunduk dengan berlinang air mata. Dia menyesali semua yang terjadi hari ini. Dia menyesal telah memberikan first kiss-nya pada Val, dia juga menyesal telah menyakiti Devon. Nadine merutuki kebodohannya, lagi-lagi dia terpedaya oleh mulut manis Val.

"Maaf hiks.. maafin gua Van hiks.." ucap Nadine sambil menangis.

"Bukan ke gua harusnya lo minta maaf, tapi ke Devon" ucap Ivan.

Jleb... Nadine sungguh tertohok dengan kata-kata Ivan.

"Ikut gua pulang" ucap Ivan lalu menarik paksa Nadine. 

Nadine hanya bisa pasrah ditarik tangannya oleh Ivan dengan agak kasar. Nadine berharap Ivan tidak menceritakan pada siapa pun soal peristiwa tadi, saat Nadine dan Val berciuman. Sudah cukup dia menyakiti Devon, Nadine tidak mau menyakiti Devon lebih dalam lagi.

*******

Sejak peristiwa kemarin, Devon mengabaikan Nadine. Dia tidak membaca chat, telefon, atau pun video call dari Nadine. Harga dirinya sebagai laki-laki benar-benar tercabik-cabik saat peristiwa kemarin. Dia seperti tidak berarti apa-apa untuk Nadine. Dia seperti seorang figuran di kehidupan cinta Nadine, dan Val adalah pemeran utamanya. 

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang