Chapter 55

315 18 6
                                        

Val memandangi motor Hayabusa kesayangannya. Banyak kenangan bersama motor ini. Kenangan bersama Alegro, kenangan bersama Queensa, dan kenangan bersama Nadine. Memang berat melepas motor ini untuk orang lain, tapi Val harus melakukannya. Tidak hanya motor, Val juga melepaskan mobil Land Rover Defender kesayangannya. Ia benar-benar ingin membuka lembaran baru dalam hidupnya. Menjual motor dan mobil kesayangannya adalah langkah awal untuk memulai sesuatu yang baru. 

Di tempat lain, tepatnya di Pengadilan Agama, ketukan palu dari hakim terdengar di salah satu ruangan. Nadine memandang Devon begitu juga sebaliknya. Devon lalu bangkit dari duduknya dan menghampiri Nadine. Dia mengulurkan tangannya, Nadine pun menerimanya. Mereka bersalaman. Mulai detik ini mereka bukan lagi berstatus suami istri.

"Aku tidak suka kata 'mantan' jadi aku akan memanggil kamu dengan sebutan Mamanya Varsha. Selamanya kamu akan menjadi Mama dari putriku, Varsha" ucap Devon.

Nadine tersenyum "Iya Papanya Varsha, selamanya kamu akan menjadi Papa dari putriku, Varsha" 

"Kepemilikan rumah kita sudah aku alihkan ke nama Varsha, aku juga sudah menyiapkan deposito dan aset-aset lainnya khusus untuk Varsha. Rekening bersama kita untuk kamu saja, aku tidak akan mengambilnya sepeser pun. Semua yang sudah aku berikan selama pernikahan tidak akan aku tarik lagi. Aku laki-laki, aku bisa bekerja keras untuk kesuksesanku di masa depan" ucap Devon dengan tulus.

"Terima kasih Papanya Varsha. Aku jamin Varsha akan selalu bangga punya Papa seperti kamu" ucap Nadine lalu tersenyum pada Devon.

Di pelataran sekolah Varsha sedang menunggu jemputan. Varsha dikejutkan dengan kehadiran motor sport berwarna hitam di depannya. Si pengendara yang menggunakan hoodie berwarna hitam membuka helm full face yang ia kenakan. Varsha langsung tersenyum pada si pengendara motor sport itu. Siapa lagi kalau bukan om ganteng kesayangan Varsha.

"Om ganteng.. kok motornya beda?" tanya Varsha dengan polosnya.

Val tersenyum "Om ganti motor, bagus gak?" tanya Val lalu menepuk motor Ducati Panigale V4S miliknya.

"Keren..." ucap Varsha dengan mata yang berbinar.

Val lalu mengelurkan jaket dan helm anak dari tas ranselnya. Jangan berharap Val akan membelikan warna pink kesukaan anak perempuan, Val memilih yang warna hitam, senada dengan dirinya. Setelah memakai jaket dan helm, Varsha dibantu Satpam sekolah agar bisa naik ke motor Val. Varsha memeluk erat Val dari belakang, motor pun melaju meninggalkan sekolah Varsha.

Val mengajak Varsha ke tempat pertemuannya rahasianya dengan Queensa dulu. Sebuah bukit di di daerah Sentul. Mereka duduk di kursi taman sambil melihat pemandangan pegunungan yang indah. Val ingin mengatakan sesuatu pada Varsha, tapi dia bingung bagaimana harus memulainya.

"Om Alan sering ke tempat ini?" tanya Varsha.

"Dulu, om sering ke sini sama tante Queensa" ucap Val jujur.

"Sama om Viga juga?" tanya Varsha.

Val terkekeh "Enggak, Om ke sini cuma berdua sama tante Queensa"

"Oh..dulu om Al teman dekatnya tante Queensa juga?" tanya Varsha lalu menyeruput Bubble Tea.

Val tersenyum lalu mengelus lembut puncak kepala Varsha "Om Al juga dulu teman dekatnya Mama kamu.. mau lihat foto-foto OmAl dan Mama kamu waktu masih sekolah SMA?" 

"Mauuuuu" ucap Varsha bersemangat.

Val lalu mengeluarkan smartphone-nya. Ia membuka folder berjudul 'Always' yang berisi foto kenangan masa lalunya bersama Nadine. Ia menunjukkan foto-foto itu pada Varsha.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang