Nadine menangis sesenggukan di kamarnya. Ivan nyelonong masuk kamar Nadine karena mendengar suara tangisan.
"Gara-gara dia lagi? Lo ikutan jadi Batu sih Nad. Sudah gua bilang putus aja dari dia eh malah balik lagi. Nangis lagi kan lo? Heran gua cewek senang banget disakiti" ucap Ivan.
"Gila kali lo, mana ada cewek yang senang disakiti?" ucap Nadine lalu menghapus air matanya.
"Nih ya kalau misalnya lo sakit gigi, terus gigi lo udah bolong dan rusak banget deh. Lo sering ngilu dan bolak-balik dokter gigi. Terus kata dokter giginya menyarankan untuk dibuang aja, lo mau tetep pertahankan itu gigi atau dibuang aja" ucap Ivan.
"Hemmm... Dibuang Van" ucap Nadine.
"Nah itu lo tahu, Val itu macem penyakit yang harus dihilangkan. Sudah ada yang baik segala-galanya kaya Devon, eh lo malah milih cowok gak jelas macem Val" ucap Ivan.
"Woaaaaaa hiks..." Nadine sesenggukan di dada Ivan.
"Gua tahu Val pacar pertama lo, mungkin cinta pertama lo juga tapi kalau cuma bisa menyakiti lo buat apa dipertahankan Nad?" ucap Ivan.
"Gua cupu banget ya Van? Baru pertama kali pacaran langsung bucin hiks..." ucap Nadine.
"Ya sudah, lo lepasin pelan-pelan ya. Kalau dia macem-macem sama lo, bilang sama gua" ucap Ivan.
"Memangnya lo berani pasang badan di depan Val?" ucap Nadine tak yakin.
"Berani, asal berlima aja sama anak-anak Zeus" ucap Ivan.
"Huuuuu lagak lo, gua pikir berani sendirian" ucap Nadine.
"Ya kali, dia kan jago bela diri kalau gua jago foya-foya, bedalah" ucap Ivan santai.
"Andai gua punya sepupu kaya Viga" ucap Nadine.
"Udah terima aja kenyataan.. sekarang lo mandi dan makan ya jangan sampai bikin Mami khawatir" ucap Ivan.
"Iya Van siap.. thanks ya" ucap Nadine dengan tulus.
******
Nadine mendiamkan semua chat, video call, sms, dan telefon dari Val. Dia butuh waktu untuk merenungkan hubungannya dengan Val. Saat di sekolah, Nadine juga menghindari Val. Jangan harapkan Val akan memohon-mohon agar Nadine mau memaafkannya, tentu saja hal itu tidak dilakukan Val.
Saat pulang sekolah, Nadine mendapat telefon dari nomor yang tidak dikenal. Nadine awalnya ragu untuk mengangkatnya, tapi akhirnya dia angkat juga.
"Halo..apa ini Nadine?"
"Eumm iya, ini siapa ya?"
"Ini tante Delia, Mamanya Valderama"
"Oh eumm iya tante ada apa?"
"Makan siang di rumah tante ya, tante sudah memasak banyak untuk kamu. Kita makan sama-sama bareng Val juga, bisa kan Nadine sayang?" ucap Mama Val penuh harap.
"Eumm iya tante, hemm tapi aku gak tahu alamat rumah tante"
"Kamu kan bisa datang sama Val"
"Eumm oh iya.. tante.. nanti Nadine ke sana sama Val"
"Ya sudah, tante tunggu ya"
"Iya tante Delia"
Nadine menutup sambungan telefon. Mengingat kondisi tante Delia yang sakit dan memakai kursi roda. Nadine tidak akan tega menolak permintaanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
VALDERAMA
Teen FictionNadine Alexandria hampir saja jadi korban pelecehan saat perjalanan pulang dari tempat Les Bahasa Prancis, namun ia diselamatkan oleh laki-laki asing dengan pakaian serba hitam dan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Laki-laki itu tanpa ra...