Chapter 38

230 22 25
                                    

Sudah 1 minggu Nadine dan Val berpisah. Val belum mampu meluluhkan hati Nadine. Sudah 1 minggu pula Val duduk sendirian di kursi belakang karena Viga tidak sudi lagi duduk sebangku dengan Val. Viga selalu buang muka saat tak sengaja berpapasan dengan Val. Viga benar-benar tidak membiarkan Val memberikan penjelasan sedikit pun padanya. Viga mengancam jika Val mengusik dirinya, dia akan membongkar skandal Val dan Queensa ke grup lambe Galaxi. Val tidak ingin itu terjadi, karena Queensa pasti akan dipermalukan satu sekolah. Val tidak peduli jika satu sekolah menghakiminya, tapi dia tidak tega jika Queensa yang mendapatkan perlakuan itu. Val akan semakin merasa bersalah. Sudah cukup dia menyakiti Queensa berkali-kali.

Upacara bendera telah selesai dilaksanakan. Murid-murid diminta untuk tidak meninggalkan lapangan upacara karena kepala sekolah ingin menyampaikan pengumuman penting. Pak Kepala sekolah menyampaikan bahwa SMA Galaxi terpilih menjadi SMA Inovatif dan menjadi percontohan bagi SMA-SMA lain dalam hal pemanfaatan Panel Surya untuk pembangkit listrik. Kepala sekolah menyebut nama Valderama untuk maju ke tengah lapangan upacara. Val pun mengikuti instruksi Pak Kepala Sekolah. Dia mendapatkan piagam penghargaan dari sekolah sebagai murid yang berprestasi dan membanggakan sekolah.

Murid-murid memberikan tepuk tangan yang meriah untuk Val. Kecuali anak-anak Zeus dan sebagian anak Hera yang menatap dingin ke arah Val tanpa tepuk tangan sedikit pun. Seharusnya ini adalah moment yang membanggakan bagi Nadine, tapi situasinya telah berubah. Jauh di lubuk hati Nadine, ia ikut bahagia dengan pencapaian Val, tapi sekarang situasinya sudah berbeda. Val hanya masa lalu yang harus ia lupakan.

Dari tempatnya berdiri Val tahu di mana Nadine berada. Dari ratusan murid yang ada di lapangan upacara, hanya Nadine yang Val lihat. Nadine terus menunduk, takut tatapannya bertemu dengan Val. Devon lalu menghampiri Nadine, menarik tangannya agar meninggalkan lapangan upacara mengikuti anak Zeus yang lain. Pemandangan itu tak luput dari penglihatan Val. Anak Zeus memang serius ingin memberikan tembok yang kokoh untuk Nadine dan Val.

Suasana meja bundar di kantin juga sudah tidak sama lagi. Queensa tidak lagi menempati meja bundar. Anak Hera yang tersisa adalah Calista, Xena, Helen plus Nadine. Sedangkan Ghea memilih untuk menemani Queensa di meja lain yang umumnya ditempati anak-anak di luar anggota Zeus dan Hera. Penampilan Viga juga kembali seperti dulu, agak sedikit urakan. Baju dikeluarkan, kancing dibuka 3, dan rambutnya tidak ia tata rapi dengan gel rambut seperti biasanya. Satu lagi, mulut Viga bau rokok.

"Ngerokok lagi Ga?" tanya Ivan.

"Kenapa? masalah buat lo?" ucap Viga jutek.

"Ya elah, gak usah galak-galak kali bos. Cuma nanya doang" ucap Ivan yang langsung ciut dijutekin Viga.

Nadine yang duduk di sebelah Devon juga mencium bau rokok  dari jaket Devon. 

"Dev.." 

"Ya.."

"Lo ngerokok?" tanya Nadine.

"Tadi nenemin Viga. Ngerokoknya di luar sekolah kok" ucap Devon.

"Kamu suka ngerokok Dev?" usut Nadine.

"Gua bukan perokok aktif, eumm gua ngerokok kalau di saat-saat tertentu aja misalnya ditawari teman. Atau kalau sedang ngumpul-ngumpul aja. Tadi gua nemenin Viga, dia butuh teman Nad. Lo gak marah kan gua ngerokok?" ucap Devon.

"Kenapa gua harus marah? gua gak berhak melarang lo" ucap Nadine.

"Nanti juga lo berhak, tunggu aja" goda Devon.

"Mentang-mentang gua jomblo, godain aja gua terus" ucap Nadine.

Devon terkekeh "Tunggu aja orang tua gua datang ke rumah lo" ucap Devon.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang