Val sibuk memeriksa email di tab-nya. Sesekali ia menyeruput Capuccino yang tinggal setengah gelas. Val berada di Coffee Shop yang terletak di lobi rumah sakit. Waktu menunjukkan pukul 07.30 malam. Val menunggu seseorang di sana. Atas siasat Viga dan Queensa, Val bisa berada di sana. 10 menit kemudian perempuan cantik yang masih mengenakan jas putih khas dokter menghampiri Val.
"Val.... Sudah lama nunggu?" ucap Ghea lalu tersenyum.
Val menghentikan kegiatannya lalu balasan tersenyum pada Ghea "Lumayan, apa kabar Ghea?"
"Baik, lo sendiri?" ucap Ghea yang sedikit kikuk ditatap Val. Harus Ghea akui bahwa Val yang sekarang jauh lebih tampan dan dewasa dibanding ketika masih remaja dulu.
"Seperti yang lo lihat.. Hemm.. Ayo kita ke butik, takutnya keburu tutup. Males gua denger ocehannya Viga atau Queensa" ucap Val yang langsung mendapat persetujuan dari Ghea.
Val dan Ghea selesai fitting baju pengiring pengantin. Tidak lupa mereka mengabadikan momen itu dengan foto menggunakan ponsel. Setelah itu Val mengajak Ghea untuk mampir ke Kafe Orion.
"Gua beberapa kali service mobilnya di sini, tapi gak pernah ketemu lo. Sibuk banget ya sekarang?" tanya Ghea.
"Kebetulan aja gak ketemu gua, padahal gua sering kok ke sini. Oh iya kalau gua datang ke pernikahan Viga dan Queensa sama lo, nanti ada yang marah gak?" ucap Val.
"Heummm... Marah gimana maksud lo?" tanya Ghea.
"Misalnya salah satu anak Zeus gitu yang akan marah" ucap Val.
"Gak ada..." ucap Ghea.
"Serius?" Val memastikan.
Ghea menganggukan kepalanya.
"Ya sudah, lo datang bareng gua. Bareng nyokap gua juga gak apa-apa kan?" ucap Val.
Ghea tersenyum "Iya gak apa-apa"
******
Nadine sedang memasangkan dasi untuk suaminya. Devon tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari Nadine. Beberapa bulan belakangan, Devon dan Nadine memang berusaha memperbaiki rumah tangga mereka. Devon sudah kembali menjadi Kapten bintangnya Nadine.
Devon mengecup sekilas bibir Nadine "I love you Mama Nadine"
"Papa... sudah ya mesra-mesraannya.. Rambut aku mau disisirin sama Mama" protes Varsha.
Nadine dan Devon tertawa kecil mendengar intrupsi putri mereka.
Devon langsung menghampiri Varsha dan mengecup lembut kening putrinya.
"Papa juga bisa menyisir rapi rambut Varsha, sama Papa saja ya. Mama kamu belum selesai berhiasnya" ucap Devon.
"Iya Papa" ucap Varsha dengan ekspresi gemas.
Devon langsung menggendong putrinya ala bridal style menuju ruang rias.
Nadine memandang dirinya di cermin. Gelang Cartier pemberian Val masing melingkar manis di pergelangan tangannya. Beberapa bulan ini Nadine dan Val saling menghindar. Mereka tidak bertemu sama sekali. Nadine sangat menghargai niat baik Devon untuk memperbaiki pernikahan mereka. Val juga punya kesepakatan dengan Devon, dia pun menghargai kesepakatan itu.
Nadine menyentuh gelang Cartier itu, ingin rasanya melepaskan gelang itu tapi dia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak akan melepaskan gelang itu kecuali Val yang memintanya. Bertahun-tahun berlalu tapi kenapa rasa itu masih tetap ada. Kenapa tempat Val di hati Nadine tidak bisa tergantingan bahkan oleh cinta tulus laki-laki sesempurna Devon?

KAMU SEDANG MEMBACA
VALDERAMA
Roman pour AdolescentsNadine Alexandria hampir saja jadi korban pelecehan saat perjalanan pulang dari tempat Les Bahasa Prancis, namun ia diselamatkan oleh laki-laki asing dengan pakaian serba hitam dan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Laki-laki itu tanpa ra...