Val menunggu Queensa di parkiran sekolah. Queensa melewati Val begitu saja dan berniat untuk memesan taxi online di halte depan sekolah. Val langsung mengejar Queensa lalu menghalangi jalan Queensa.
"Kamu kenapa menghindari aku sih Sa?" tanya Val.
"Al.. cukup.. kamu tahu satu sekolah murid-murid ngomongin kita? Kamu gak perlu menjaga aku lagi. Semua yang terjadi pada diriku adalah sepenuhnya tanggung jawab aku. Kamu gak perlu merasa bersalah atau merasa kasihan sama aku Al" ucap Queensa.
"Aku gak peduli orang lain mau ngomongin hal buruk tentang kita. Aku lebih peduli dengan kesehatan kamu. Kalau ada apa-apa sama kamu, aku gak akan bisa hidup tenang seumur hidupku. Tolong Sa, jangan halangi aku untuk menjaga kamu" ucap Val.
"Kamu harus perjuangkan Nadine Al..." ucap Queensa.
Val terkejut dengan kata-kata yang diucapkan Queensa.
"Nadine sudah ada yang jagain, bukan hanya Devon tapi anak-anak Zeus juga, sedangkan kamu? Cuma aku yang bisa jagain kamu" ucap Val.
"Kalau begitu aku harus cepat sehat, aku harus cepat move on agar aku gak merepotkan kamu lagi" ucap Queensa.
"Terbuat dari apa sih hati kamu Sa??? Kamu harusnya tampar aku. Sa.. aku yang sudah membuat semuanya kacau. Biar aku aja yang kehilangan semuanya, tapi kamu jangan. Kamu harus sehat, kamu harus tersenyum lagi. Aku yakin suatu hari nanti Viga akan memaafkan kamu" ucap Val.
"Aku gak mau berharap banyak Al. Viga sudah benci banget sama aku. Ya sudah ayo kita pulang" ucap Queensa lalu berjalan ke mobil Val.
Sementara itu Devon dan Nadine baru saja sampai parkiran. Mobil Devon terparkir tepat di seberang mobil Val. Nadine lalu memasuki mobil Devon. Di seberang sana mobil Val sudah dihidupkan. Val terdiam sejenak saat melihat Nadine dan Devon di hadapannya. Matanya bertemu dengan mata Nadine.
"Nad.. pakai seatbelt-nya" ucap Devon yang mengaburkan lamunan Nadine.
"Oh iya" Nadine langsung mengalihkan pandangannya dari Val.
Setelah selesai memasang seatbelt, mobil Val sudah meninggalkan parkiran sekolah.
"Kenapa Nad?" tanya Devon.
Nadine tersenyum pada Devon "Gak apa-apa Dev, oh iya habis ini anterin aku ke kantornya Om Gali ya. Aku diminta tante Mara untuk menemani om Gali medikal check up"
"Om Gali sakit?" tanya Devon.
"Jadi kemarin om Gali habis makan-makan sama klien-nya. Mereka makan di resto bertema timur tengah. Om Gali banyak makan santapan dengan daging kambing. Nah hari ini Om Gali mulai merasa pusing-pusing gitu. Takutnya kenapa-kenapa jadi tante Mara minta om Gali untuk medical check up aja" ucap Nadine.
"Oh gitu.. semoga om Gali gak apa-apa ya. Yaudah aku antar ke kantor Om Gali. Nanti aku jemput lagi atau gimana?" tanya Devon.
"Gak usah, aku pulang bareng sama om Gali aja ya.. Oh iya sampaikan peluk cium aku untuk Solena ya. Maaf sore ini gak bisa nemenin Solen ke toko buku" ucap Nadine.
"Iya.. gak apa-apa.. nanti aku sampaikan ya. Oh iya.. hemm... yang dipeluk cium cuma Solen aja nih? pacarnya enggak?" goda Devon.
"Devooonnnnnn" Nadine langsung mencubit bisep Devon.
"Awwww... sakit sayang, aku lagi nyetir loh" ucap Devon.
"Udah mulai genit ya.." ucap Nadine.
"Mau genit sama kamu atau genit sama yang lain?" goda Devon.
"Awas aja kalau kamu berani-berani genit sama cewek lain" ancam Nadine.
"Memangnya kamu mau apa??" goda Devon.

KAMU SEDANG MEMBACA
VALDERAMA
Roman pour AdolescentsNadine Alexandria hampir saja jadi korban pelecehan saat perjalanan pulang dari tempat Les Bahasa Prancis, namun ia diselamatkan oleh laki-laki asing dengan pakaian serba hitam dan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Laki-laki itu tanpa ra...