Chapter 40

298 26 63
                                    

"Eumm... gua mau jadi yang pertama...Gua mau first kiss lo sama gua" ucap Val.

Nadine langsung melepaskan dirinya dari pelukan Val. Nadine tidak habis pikir Val akan meminta hal itu. Apakah ini yang sering dilakukan Val kepada perempuan-perempuan yang pernah dekat dengannya? Mencari kelemahannya lalu memanfaatkannya.

"Lo gila ya? Dasar laki-laki brengsek!!! Lo juga melakukan hal ini ke Queensa?? Membuatnya terpojok lalu memanfaatkannya??" ucap Nadine meninggikan suaranya.

"Gua gak pernah maksa. Soal Queensa, kami melakukannya atas dasar suka sama suka. Tidak ada pemaksaan sama sekali. Sama kaya sekarang, gua juga gak maksa lo. Kalau lo mau ngasih first kiss lo, gua akan usahakan agar kita keluar dari sini lebih cepat. Kalau gak mau juga gak apa-apa. Kita tunggu aja sampai bantuan datang" ucap Val dengan santainya.

"Oksigen di lift ini semakin menipis Val" ucap Nadine frustasi.

"Nah itu lo pinter.. jadi gimana? Waktu terus berjalan Nad. Ingat, oksigen menipis!" ucap Val menyebalkan.

"Dasar mantan bangcat!!!! Kalau situasinya gak genting kaya gini, gua gak akan mau kasih first kiss gua ke lo argghhhh" batin Nadine.

"Yaudah cepetan!" ucap Nadine ketus.

Val tersenyum puas. Dia menyalakan senter di HP-nya. Val bisa melihat wajah cantik Nadine.

"Lo gak akan pernah bisa melupakan gua Nad" batin Val.

"Cium aja ya, awas kalau lo berani sentuh-sentuh tubuh gua yang lain!" ucap Nadine.

Val tersenyum "Iya Nadine sayang"

"Gua bukan sayang lo lagi" Nadine mengingatkan.

Val terkekeh "Ambil napas yang panjang ya.. gua gak bisa sebentar kalau ciuman"

"Lo benar-benar gak tahu diri dan ngelunjak lagi" ucap Nadine ketus.

Val menaruh telunjuknya di bibir Nadine "Ssstt... Lo kalau ngomong terus kapan kita ciuman?"

Seketika jantung Nadine merinding disko. Nadine sebenarnya tidak rela dan tidak siap memberikan first kiss-nya kepada Val, tapi apa boleh buat. Nadine tak punya pilihan. Nadine mengambil napas panjang lalu memejamkan matanya.

Val mulai mendekati Nadine. Di sisi lain Nadine rasanya ingin menghilang saja. Ia merasa bersalah pada Devon.

"Maafkan aku Dev.." batin Nadine.

CUP..

Val mengecup kening Nadine. Lalu beralih ke pipi kanan, berlanjut ke pipi kiri, berlanjut ke ujung hidung Nadine.

"Val buruan ih, lo kebanyakan intro" ucap Nadine mengintrupsi.

Val terkekeh "Tadi sok jual mahal, sekarang gak sabaran"

"Sekali lagi lo ngomong, gua tampar!" ancam Nadine.

"Yaudah ambil napas panjang lagi gih" ucap Val.

Nadine menurut saja. Val menyentuh lembut bibir indah Nadine dengan ibu jarinya. Nadine sudah dipastikan gugup merinding disko, apalagi Nadine bisa merasakan deru nafas Val yang artinya bibir Val memang sudah sangat dekat dengan bibir Nadine. Val memiringkan kepalanya, bersiap mencium bibir Nadine.

"NADINE....NADINE" suara Devon sayup-sayup terdengar.

Nadine membuka matanya lalu memalingkan wajah yang membuat bibir Val mencium pipi kanan Nadine.

"DEVON, AKU DI SINI.. TOLONG... AKU TERJEBAK DI DALAM LIFT" teriak Nadine.

Di luar lift, Devon, Ivan, Jevin, Enzo, dan Viga segera berlari menuju lift tempat Nadine dan Val terjebak di dalamnya.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang