Devon menjemput Nadine di rumah Ivan. Dia diterima baik oleh tante Mara dan Om Gali. Devon memang sudah berteman dengan Ivan sejak duduk di bangku SMP. Jadi tante Mara dan Om Gali sudah mengenal Devon dan keluarganya sejak lama.
"Sini sayang, ikut sarapan. Nadine lagi siap-siap, sebentar lagi turun" ucap tante Mara ramah.
"Terima kasih tante" ucap Devon lalu ikut bergabung di meja makan.
10 menit kemudian Nadine dan Ivan turun ke bawah. Nadine kebetulan sudah sarapan sebelum mandi jadi ia siap untuk berangkat. Nadine tersenyum pada Devon yang kini berstatus kekasihnya. Memang ini terlalu cepat, tapi Nadine merasa ini yang terbaik untuknya. Nadine tidak mau jatuh ke lubang yang sama. Sekali pembohong akan tetap pembohong. Val akan selalu seperti itu pikir Nadine.
Nadine dan Devon berpamitan pada tante Mara dan Om Gali. Tante Mara memberikan senyum manisnya. Ivan sudah memberitahu Maminya bahwa Nadine dan Devon sudah berpacaran.
"Jagain keponakan tante ya. Tante percaya sama kamu Dev, calon mantu kesayangan" ucap tante Mara lalu mengelus lembut pipi Devon.
Nadine melihat pemandangan itu, dia tersenyum. Kehadiran Devon diterima di mana pun. Nadine bertekad untuk menerima Devon di hatinya juga. Nadine hari ini tidak membawa mobilnya. Dia ke sekolah bersama Devon.
"Dev... banyak banget sih yang sayang sama lo" ucap Nadine saat di perjalanan.
"Masa? ini yang sebelah gua belum sayang kayanya" goda Devon.
"Dev... kasih gua waktu ya. Gua rasa gak sulit kok untuk sayang sama lo" ucap Nadine.
"Buktikan ya..gua pasti bahagia banget kalau lo mulai sayang sama gua" ucap Devon.
"Iya.. sabar ya Kapten Bintangku" ucap Nadine.
"Euummm Nad... mulai sekarang kita ngomong aku-kamu ya.. kamu gak keberatan kan?" tanya Devon sambil melirik Nadine.
"Iya.. aku gak keberatan kok" ucap Nadine lalu tersenyum pada Devon.
"Aku senang melihat kamu banyak senyum.. soalnya senyum kamu manis" ucap Devon.
"Kamu gak bakat gombal Dev" ucap Nadine sambil menahan tawanya.
"Iya aku memang gak bakat, udah kalau mau ketawa ya ketawa aja gak usah ditahan" ucap Devon lalu mengerucutkan bibirnya.
"Hahahahaha.... udah ih jangan ngambek. Kamu gak perlu gombalin aku" ucap Nadine yang tidak bisa menahan tawanya.
"Yah namanya juga usaha, ya udah skip jangan dibahas lagi" ucap Devon yang merasa malu.
Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di sekolah. Nadine dan Devon berjalan bergandengan tangan menuju sekolah. Banyak pasang mata yang melihat kebersamaan mereka. Hampir satu sekolah sudah tahu bahwa Devon dan Nadine telah berpacaran. Semua ini karena ulah Jevin yang jarinya kelewat aktif mengumumkan di akun lambe sekolah. Memang gak ada akhlak itu Jevin. Teman-teman yang lain kan jadi berfikir macam-macam karena Nadine belum 1 bulan putus dari Val. Hanyak anak Zeus dan Hera yang tahu alasan Viga-Queensa dan Val-Nadine putus. Viga tidak mau semuanya bocor di akun lambe sekolah. Kalau sampai itu terjadi Queensa dan Val akan dihujat 1 sekolah.
Val berdiri di balkon depan kelasnya. Dia menatap dingin ke arah Nadine dan Devon yang sedang berjalan di lorong dekat lapangan upacara. Cemburu, itulah kini yang dirasakan Val. Dia benci dengan situasi ini. Val tahu betul jika Nadine masih sayang padanya, tapi kenapa Nadine dengan mudah menerima Devon? Kalau hal ini dilakukan Nadine untuk membalas Val. Jelas Nadine salah besar, tidak ada yang akan berhasil dengan mencari seseorang untuk pelarian.
Devon mengantarkan Nadine hingga ke kelasnya. Saat Devon sudah pergi, Nadine melihat Val yang sedang menatapnya tajam di depan kelasnya. Kelas mereka memang berhadapan di lantai 2 yang dipisahkan oleh lapangan upacara di tengahnya. Mata mereka bertemu untuk beberapa detik, sampai akhirnya Nadine memutuskannya lalu masuk ke kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
VALDERAMA
Teen FictionNadine Alexandria hampir saja jadi korban pelecehan saat perjalanan pulang dari tempat Les Bahasa Prancis, namun ia diselamatkan oleh laki-laki asing dengan pakaian serba hitam dan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Laki-laki itu tanpa ra...