Chapter 3

653 42 141
                                    

Begitu bel istirahat berbunyi, Nadine langsung buru-buru keluar kelas. Dia sudah tahu dari Ivan bahwa Valderama kelas IPA 1. Dia pura-pura lihat anak-anak kelas XI yang sedang main basket. Kelas XII baik IPA maupun IPS berada di lantai 2. Nadine berdiri cantik bersandar pada tembok balkon sambil curi-curi pandang ke kelas IPA 1 yang terletak di seberang kelas IPS 2. Kelas mereka dipisahkan oleh lapangan Basket di bawahnya.

Hal yang ditunggu-tunggu datang juga. Valderama akhirnya keluar kelas bersama Viga. Nadine curi-curi pandang pada Valderama. Saat Viga dan Valderama mulai menuruni tangga. Nadine dengan langkah seribu menyusul mereka namun tetap menjaga jarak agar tidak ketahuan menguntit. Saat sudah sampai di lantai dasar, Viga berbelok ke kantin, sementara Valderama terus berjalan melewati lapangan basket. Nadine mengintip di balik pilar, Valderama berbelok ke arah mushola. 

"Jadi benar dia sebelum ke kantin suka ke mushola dulu... ikutin ah gua mau buktiin dia beneran solat Dhuha atau cuma cuci kaki aja di tempat wudhu" batin Nadine.

Nadine mengendap-mengendap mendekati tempat wudhu laki-laki.  Dia lalu mengintip. Benar saja Valderama sedang wudhu. Setelah selesai Valderama segera menuju mushola. Nadine dibuat mematung melihat Valderama tanpa kacamata dan rambutnya basah disugar ke belakang. Kalau wudhu kacamata-nya tentunya dibuka.

"Ya ampun.. ini Alan banget..gantengnya bertambah 1000% habis kena air wudhu. Gak salah lagi ini pasti jodoh gua" batin Nadine.

Nadine lalu duduk di tangga Mushola. Duduk melamun dengan pikiran mengawang ke mana-mana.

"Lo ngapain di sini?" suara Valderama mengagetkan Nadine.

"Eh elo.. eummm lagi duduk aja" jawab Nadine.

"Iya.. tapi kenapa harus di sini? ini Mushola laki-laki loh" ucap Valderama.

Nadine langsung celingak-celinguk "Bego lo Nad Bego kenapa gua gak merhatiin sih gua duduk di zona laki-laki?" batin Nadine.

"Eumm itu anu.. jagain sepatu teman-teman biar gak ada yang hilang. Akhir-akhir ini kan banyak maling sepatu di Mushola atau Mesjid" jawab Nadine asal.

Valderama langsung tersenyum tipis, mungkin dalam hatinya dia ketawa ngakak. Dia berusaha menyelamatkan harga diri Nadine. Alasan Nadine sungguh sangat tidak masuk akal.

"Mau ke kantin?" tanya Valderama.

"Lo ngajakin gua?" ucap Nadine dengan mata berbinar.

Valderama hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis lalu berjalan meninggalkan Nadine.

"Lah gua ditinggalin..eh Val... tungguin gua dong" ucap Nadine lalu bangkit dan mengejar Valderama.

Seperti biasa Nadine tidak bisa menyamai langkah Valderama, Nadine seperti anak ayam piyik yang mengekor pada Ayam Jago. Entah apa alasan Valderama selalu menjaga jarak 1 langkah di depan Nadine.

Saat sampai kantin, banyak meja yang sudah terisi. Valderama terus melangkah mencari meja yang kosong, Nadine tetap setia mengekor di belakangnya. 

"Duduk sini Val" ucap Flandy teman sekelas Valderama.

Valderama lalu duduk di sebelah Flandy. Hanya satu kursi yang tersisa, sementara Nadine berdiri sambil celingak celinguk. 

"Terus gua duduk di manaaaa??? Aaaaa gak peka banget sih ni cowok" batin Nadine.

Valderama melirik Nadine yang celingak celinguk seperti anak bebek yang ke luar dari rombongan emaknya. Valderama lalu berdiri.

"Nad...lo ngapain di sini? mau cari tempat duduk?" ucap Devon.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang