Chapter 24

283 27 26
                                    

Sebelum Mama Delia tidur, Val mencium kening Mamanya dengan penuh kasih sayang. Saat Val hendak pergi meninggalkan kamar Mama, tangan Val ditahan oleh Mamanya.

"Alan.. sebentar Mama ingin bicara" ucap Mama.

Alan tak punya pilihan selain menuruti keinginan Mamanya "Iya Ma, ada apa?"

"Sayang.. tolong perbaiki sikap kamu terhadap Nadine. Sikap kamu benar-benar keterlaluan terhadap Nadine. Kalau sikap kamu terus begini, Mama yakin cepat atau lambat Nadine akan meninggalkan kamu sama seperti Queensa yang meninggalkan kamu". ucap Mama Delia.

Alan terdiam, bingung harus menjawab apa.

"Alan.. Mama hanya tidak mau kamu kembali hancur. Mama sayang sama kamu, tolong jangan kecewakan orang-orang yang menyayangi kamu. Suatu saat kamu akan kehilangan semuanya Alan. Tolong kali ini dengarkan nasihat Mama. Kamu anak Mama satu-satunya. Kebahagiaan kamu berarti kebahagiaan Mama juga" ucap Mama Delia.

"Terus Alan harus bagaimana Ma?" tanya Alan.

"Minta maaf dan perlakukan Nadine dengan baik. Kalau kamu mau diperlakukan dengan baik, kamu pun harus memperlakukan orang lain dengan baik. Bisa kan sayang?" ucap Mama Delia.

"Nanti Alan pikirkan, ya sudah sekarang Mama istirahat ya. Besok kan ada jadwal terapi" Alan mengingatkan.

Mama Delia mengangguk, lalu menarik selimutnya "selamat malam anak Mama tersayang"

******

Nadine masuk ke dalam kelasnya. Dia melihat Xena sedang sibuk menyalin PR. Nadine untungnya sudah mengerjakan PR tadi malam. Tugas Geografi memang memusingkan, tapi untungnya Nadine dibantu Devon dalam pengerjaannya.

Ketika Nadine hendak mengambil buku paket di kolong bangku, dia merasa ada sesuatu yang asing di kolong bangkunya. Nadine lalu menunduk dan melihat benda apa yang ada di dalam kolong bangkunya. Ternyata sebuah amplop berwarna biru dongker. Nadine membuka secarik kertas di dalamnya.

Aku minta maaf soal sikapku yang kemarin..
Aku tunggu di bawah tangga di jam istirahat. Aku temenin makan Mie Ayam Jorok dan Es Oyen.

Jangan ngaret ya pacar

Setelah selesai membaca Nadine kembali memasukan amplop ke kolong bangku "Maaf??? Gak salah pacar nyebelin itu minta maaf? Habis kesambet apa ya dia? Tapi gua gak boleh lengah, dia kan paling bisa bikin hati gua dongkol" batin Nadine.

Saat bel istirahat berbunyi, Xena mengajaknya ke kantin namun Nadine menolak karena harus menemui Val. Nadine menghampiri Val yang sedang duduk ganteng di bawah tangga.

Val melihat Nadine yang turun dari tangga. Nadine terlihat menggemaskan dengan muka cemberut. Saat Nadine sudah ada di hadapan Val. Tanpa aba-aba Val langsung mencubit hidung Nadine hingga kesulitan bernapas. Nadine berontak dan Val hanya terkekeh.

"Lo mau bunuh gua? Sakit jiwa lo" ucap Nadine dengan ketus.

"Makanya ketemu pacar tuh mukanya jangan cemberut gitu, jelek tahu" ucap Val.

"Kaya gua dibilang cantik aja kalau gua senyum" sindir Nadine.

"Semua cewek itu cantik kok, tergantung dilihat dari mana" ucap Val.

"Kalau gua dilihat dari mana?" tanya Nadine.

"Hemmm... kalau kamu kelihatan cantik kalau aku lihat dari sini ke gunung Himalaya pake sedotan air mineral gelas" ucap Val.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang