Chapter 54

279 24 43
                                        

Val memandangi jendela full kaca yang menyuguhkan pemandangan kota Jakarta dari lantai 35. Belakangan ini pikirannya terganggu semenjak pembicaraan terakhirnya dengan Devon. Val memang menginginkan Nadine melebihi apa pun tetapi menghancurkan pernikahan orang lain adanya tindakan yang salah. Val pernah di posisi menjadi anak yang menderita karena Papanya mencintai perempuan lain. Val tidak mau Varsha merasakan hal sama, itu sangat tidak adil untuknya. Walau bagaimana pun Varsha pasti menginginkan hidup bahagia dengan Ayah dan Ibu kandungnya.

Terbersit di benak Val untuk menikahi wanita mana saja yang dipilihkan Mamanya. Mungkin dengan begitu semuanya akan tetap berada sesuai dengan tempatnya. Devon tidak perlu melepaskan Nadine untuknya. Varsha akan tetap memiliki keluarga yang utuh. Lalu bagaimana dengan menikah tanpa cinta? itu hanya akan menyakiti wanita yang kelak menjadi istrinya. Hal itu juga akan menyakiti Val. Sedikit pun Val tidak pernah menginginkan perceraian jika dia sudah menikah nanti.

Pintu terbuka. Val sudah tahu siapa yang datang ke ruang kerjanya.

"Maaf sudah menganggu masa bulan madu lo" ucap Val lalu membalikan badannya.

"Santai aja, lagi pula gua memang gak bisa lama-lama meninggalkan pekerjaan. Lo tahu sendiri Ivan dan Jevin tidak ada yang bisa diandalkan" ucap Viga.

"Mau minum apa?" tawar Val.

"Lemon Tea dingin. Di luar panas banget Val" ucap Viga.

"Oke... " Val lalu menghubungi ruang pantri.

"Hemm.. Devon sempat cerita sama gua. Sialan itu orang gak tahu waktu, gua lagi berendam di Jaccuzi bareng Queensa saat dia hubungi gua" ucap Viga.

Val terkekeh "Ganggu banget ya lagi nanggung?" ledek Val.

"Bangsat gak usah diperjelas kali. Langsung ke intinya bro" ucap Viga.

"Gua harus gimana?" ucap Val dengan raut wajah bingung.

"Lo sama Nadine itu masih saling cinta. Semua orang tahu itu. Devon cinta banget sama Nadine semua orang tahu itu. Situasi kalian ribet banget sumpah. Kalau tahu bakal kaya gini, dulu gua gak akan mendukung Devon menikahi Nadine. Mereka masih sangat muda saat memutuskan untuk menikah. Sekarang mereka sudah punya Varsha, tidak semudah itu untuk berpisah" ucap Viga.

"Gua juga memikirkan Varsha. Dia yang akan menjadi korban dari keegoisan Devon dan gua. Sungguh gua gak mau Varsha terluka" ucap Val.

"Sulit memang, tapi di satu sisi Devon juga pasti menderita karena sampai detik ini hati istrinya masih milik laki-laki lain. Devon tahu Nadine sudah berusaha dengan keras untuk membalas cinta tulusnya, tapi cinta tak bisa dipaksakan bukan? Nadine juga pasti menderita" ucap Viga.

"Semua ini salah gua Ga, andai gua gak bertindak bodoh di masa lalu, pasti kita bertiga tidak akan menderita seperti sekarang. Gua dan Nadine pasti sudah bahagia sekarang, dan Devon... dia pasti juga sudah melupakan Nadine dan bahagia menikah dengan Helen" ucap Val.

"Helen? lo tahu dari siapa?" selidik Viga.

"Ghea..." ucap Val.

"Hemm... kaya benang kusut. Lebih kusut lagi kalau lo nikahin Queensa. Bisa bunuh-bunuhan kita Val" ucap Viga lalu menunjukkan smirk-nya.

"Lo duluan yang habis di tangan gua, setelah itu gua habisin Devon terus nikahin Nadine. Enak kan gua punya istri 2, Queensa dan Nadine. Dapat surga dunia gua" ucap Val dengan percaya diri.

"Mau baku hantam sekarang?" tantang Viga dengan smirk-nya.

Val terkekeh.

"Balik ke inti pembahasan kita. Jadi saran gua, kalau Devon serius sama keputusannya. Biar dia selesaikan masalahnya dengan Nadine dulu. Setelah semuanya selesai baru kamu masuk ke kehidupan Nadine dan Varsha. Jika Devon memutuskan untuk mempertahankan rumah tangganya, jangan pernah masuk ke kehidupan Nadine lagi" ucap Viga.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang