Chapter 27

290 26 34
                                    

Val sedang menikmati English Breakfast Tea yang disuguhkan tante Mara. Dia menjemput Nadine pagi ini agar bisa pergi ke sekolah bersama. Ivan dan Nadine turun dari lantai 2. Ivan menghentikan langkahnya saat melihat Val di ruan tamu. Dia langsung melirik Nadine. 

"Benar dugaan Jevin, lo lihat sendiri mukanya? seperti habis berantem kan? kemarin malam Jevil telefon gua dan gibahin Devon sama Val. Kayanya mereka habis berantem deh" ucap Ivan.

"Apa??? serius??? Jevin bilang kaya gitu?" ucap Nadine yang benar-benar terkejut.

"Kemarin malam Jevin main ke rumah Devon mau minta ajarin tugas Fisika. Devon gak ngaku sih habis berantem sama siapa, tapi kalau lihat keadaan Val kaya gini kayanya sih Devon berantem sama Val. Hemm... Val gak ngaku sama lo? eh gak mungkin juga ya, lo kan paling gampang ditipu hahahahaha" ucap Ivan.

"Gak lucu tau Van, dasar sepupu bangcat! ya sudah biar gua yang cari tahu sendiri" ucap Nadine dengan aura wajah kesal.

"Mami sayang yang paling cantik, Ivan berangkat sekolah dulu ya" ucap Ivan lalu mencium tangan Maminya.

"Tante.. Nadine berangkat dulu ya" ucap Nadine lalu bergantian dengan Ivan untuk mencium tangan tante Mara.

"Hati-hati ya ganteng dan cantiknya Mami, belajar yang rajin ya" ucap tante Mara.

"Aku juga sekalian pamit ya tante, terima kasih atas tehnya" ucap Val lalu mencium tangan tante Mara.

Mereka lalu menuju halam rumah.

"Gua duluan.." ucap Ivan dingin pada Val.

Val hanya mengangguk.

Nadine lalu menaiki mobil Land Rover milik Val. Suasana di mobil sungguh canggung karena Nadine tidak mengeluarkan satu patah kata pun sejak naik ke mobil Val.

"Kamu kenapa Nad? sakit?" tanya Val.

Nadine tetap diam. Nadine ingin Val menceritakan peristiwa yang sesungguhnya tanpa harus Nadine yang memancingnya, tapi sia-sia saja karena Val pasti akan tetap bungkam.

"Aku baik-baik saja, kayanya malah kamu yang sakit. Kamu ikut meeting sama om Gian atau habis berantem? Baru tahu aku kalau habis meeting memar-memar kaya gitu" sindir Nadine.

"Nad...." 

"Gak capek bohong terus sama aku? atau memang hidup kamu penuh dengan kebohongan?" sindir Nadine.

"Aku bisa menjelaskan semuanya" ucap Val.

"Kamu pasti tidak akan jujur kalau tidak dipaksa" ucap Nadine dengan nada dingin.

"Maafkan aku Nad.. aku janji akan menjelaskan semuanya saat jam istirahat nanti. Aku tunggu di ruang sekretariat KIR ya" ucap Val.

"Kebohongan apa lagi yang mau kamu katakan Val?" ucap Nadine.

"Aku akan jujur Nad, aku janji. Aku sayang sama kamu" ucap Val.

Nadine langsung memalingkan wajahnya. Dia tidak mau melanjutkan pembicaraan ini. Dia memilih untuk memandang jalan raya yang padat merayap melalui kaca jendela mobil. Satu tetes air matanya berhasil lolos. Sungguh menyakitkan dibohongi berkali-kali oleh kekasihnya sendiri. Nadine mulai berfikir apa kesalahannya hingga ia diperlakukan sepert ini oleh Val, cinta pertamanya.

Mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Kebetulan Xena juga baru turun dari mobilnya Enzo. Tanpa meminta izin pada Val, Nadine langsung turun dan menghampiri Xena. Val tidak mencegahnya, dia tahu Nadine butuh waktu untuk memikirkan semuanya. Val mengacak-ngacak rambutnya. Dia menyesal karena kembali jadi orang brengsek.

Dengan wajah kusut, Val masuk ke kelasnya. Viga melihat ke arahnya dengan ekspresi yang tidak disukai Val. 

"Ya ampun... tolong jangan sekarang Viga" batin Val.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang