Val tersenyum karena semua pesanannya sudah ada di ruang kerjanya di Bengkel Orion. Ada celana jeans belel, kaos polos berwarna hitam, dan sendal jepit swallow berwarna hitam. Baju dan celana sudah dicuci bersih di Laundry.
"Gak ada yang kurang kan bos?" sahut Naki, salah satu pekerja bengkel.
"Motor Supra, aman? jadinya sewa punya siapa?" tanya Val.
"Punya mang Sapto bos, Satpam yang jaga pos di depan" ucap Naki.
"Cukup uang sewanya?" tanya Val.
"Bukan cukup lagi bos, sewa motor gitu paling Rp50.000, eh bos kasih Rp500.000 senang banget itu mang Sapto" ucap Naki.
Val lalu mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan uang Rp600.000 "Ini buat uang jalan, jangan dipake pacaran semua ya.. " ucap Val lalu tersenyum jahil pada Naki.
"Seriusan nih bos? waduh terima kasih banyak bos. Sering-sering aja kasih tugas kaya gini, siap sedia pokonya kapan aja" ucap Naki kegirangan.
"Ya sudah, gua mau siap-siap dulu. Itu motor Supra-nya jangan lupa dikasih pewangi" ucap Val.
"Beres bos, sudah dicuci bersih kinclong pokonya tinggal dikasih pewangi. Helm buat bos juga sudah siap" ucap Naki.
"Terima kasih ya Ki" ucap Val.
Setelah Naki keluar dari ruangan kerjanya. Val segera berganti baju. Dia mau cosplay jadi cowok biasa. Dia menyemprotkan parfum ke beberapa bagian tubuhnya. Dia lupa, harusnya beli parfum biasa di minimarket, tapi karena sudah terlanjur ya sudah terpaksa pakai parfum Hugo Boss yang sehari-hari ia pakai. Lagi pula, Nadine suka dengan wangi parfumnya ini sejak pertama kali mereka bertemu sebagai Alan. Ah Val langsung tersenyum mengingatnya. Umurnya kini sudah di atas 25 tahun tapi Nadine selalu membuatnya seperti anak SMA lagi. Masa SMA itu seolah terkunci saat berada di dekat Nadine.
Val mengendarai motor Supra sewaannya menuju SMA Galaxi. Dia menggerutu saat di jalan karena motor itu tidak bisa ngebut. Ya maklum saja, Val biasa naik motor gede dengan kapasitas 1300cc. Bagai langit dan bumi jika dibandingkan dengan motor Supra yang hanya memiliki 110cc. Val menyapa Pak Satpam saat melewati pintu gerbang. Pak Satpan terheran-heran, dia langsung meletakan kopinya di meja pos lalu menghampiri Val di parkiran.
"Mas Val? Motor gede-nya ke mana?" ucap Pak Satpan keheranan.
"Lagi istirahat dulu pak, kasihan dipake terus. Sekali-kali naik motor yang cc-nya kecil pak" ucap Val.
"Saya heran aja, kirain mas Val mana mau naik motor biasa kaya gini" ucap Pak Satpan sambil meneliti motor yang dibawa Val.
"Iseng aja pak. Kalau bawa motor gede selalu jadi pusat perhatian. Tau sendiri bapak, kalau motor saya digeber suaranya ganteng banget. Orang-orang langsung menoleh lihat motor saya. Sekali-kali saya juga pengen jadi orang biasa aja tanpa jadi pusat perhatian" ucap Val.
"Ini nih yang membedakan mas Val dengan orang kaya yang lain. Pada senang pamer, justru semakin jadi pusat perhatian semakin bangga. Kalau mas Val engga seperti itu. Pasti mas Val dari lahir memang sudah kaya ya? " tanya Pak Satpam.
"Orang tua saya yang kaya pak. Saya pas lahir ya enggak punya apa-apa, masih bayi belum bisa kerja" ucap Val.
Pak Satpan tertawa "Mas Val bisa aja"
Val lalu mengambil sebuah amplop yang sudah ia siapkan di kantong celana jeans-nya "Ini buat bapak, jangan lupa untuk menyenangkan keluarga ya pak. Jangan dihabisi buat rokok"
"Ya ampun mas, ini uangnya banyak banget. Sama kaya gaji saya 1 bulan. Beneran ini buat saya?" ucap Pak Satpam tak percaya.
"Diterima ya pak, dulu kan bapak selalu mengizinkan saya makan di luar kalau jam istirahat. Gak pernah ngaduin kelakuan saya ke guru lagi. Anggap aja ini bonus buat bapak" ucap Val lalu tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
VALDERAMA
Teen FictionNadine Alexandria hampir saja jadi korban pelecehan saat perjalanan pulang dari tempat Les Bahasa Prancis, namun ia diselamatkan oleh laki-laki asing dengan pakaian serba hitam dan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Laki-laki itu tanpa ra...