Chapter 25

347 31 85
                                    

Devon terdiam sejenak. Dia menarik napas lalu menjawab Val di sambungan telefon

"Oh ini lo ya, Alano Valderama"

Val langsung diam membeku, bibirnya kelu. Tidak bisa mengatakan apa pun saking terkejutnya. Takut pembicaraannya terdengar Nadine, Val lalu menjauh dari Nadine.

"Kenapa diam? Takut rahasia lo terbongkar? Gua ingatkan sama lo. Kalau lo nyakitin Nadine, gua bongkar semuanya. Oh satu lagi, kalau lo punya niat busuk ke Viga, gua bongkar semuanya"

Devon tak takut sedikit pun, dan dia serius dengan ancamannya pada Val. Devon adalah orang nomor 2 di Zeus setelah Viga, Devon memang tidak jago berantem, tapi Devon yang paling cerdas dari semuanya dan paling jago dalam mengatur strategi.

"Lo tahu dari mana?"

"Gak penting gua tahu dari mana. Lo mungkin bisa membohongi semua orang, tapi enggak dengan gua, Alan"

"Besok jam 10 pagi, gua tunggu di Lapangan Futsal, Tribun A"

"Oke"

Val menutup sambungan telefonnya. Lalu kembali menghampiri Nadine.

"Kok kamu jauh-jauh gitu menerima telefonnya? Devon bilang apa?" tanya Nadine.

"Bukan sesuatu yang penting, ya sudah kita pulang ya. Sudah malam" ucap Val.

Nadine mengangguk.

*****

Devon duduk di ruang tamu rumah Queensa. Tak lama kemudian Queensa menghampirinya.

"Devon....ada apa malam-malam ke sini?" ucap Queensa.

"Ada yang lo mau ceritakan soal Valderama ke gua?" ucap Devon.

Queensa langsung menegang "Euumm... gua gak ngerti maksud lo apa Dev?"

Devon menatap Queensa dengan lekat "Lo tahu maksud gua apa"

Queensa menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Ia sungguh terkejut Devon mengetahui semuanya. Matanya mulai berkaca-kaca, takut jika Viga mengetahui semua rahasia antara dirinya dengan Alan.

"Lo tega sama Viga Sa...." ucap Devon.

"Gua sayang sama Viga.. gua sudah berusaha menghindari Alan, tapi akhirnya dia menemukan gua juga di sekolah Galaxi. Apa Viga sudah tahu soal ini" tanya Queensa.

"Belum... lo mau Viga tahu soal ini?" tanya Devon.

"Dev... tolong banget, jangan beritahu Viga. Gua gak mau dia salah paham. Gua gak mau kehilangan Viga. Gua Mohon Dev.." Queensa mulai meneteskan air mata.

"Seberapa sering kalian jalan di belakang Viga? gua dan Nadine juga pernah memergoki kalian jalan berdua bukan?" ucap Devon.

"Tidak sering Dev, gua menerima Alan sebagai teman saja, tidak lebih" ucap Queensa.

"Teman? dia mantan lo Sa, lo gak bisa menjalin pertemanan dengan dia" ucap Devon.

"Sekarang dia sudah punya Nadine, gua yakin lambat-laun dia akan melupakan gua" ucap Queensa.

"Jadi selama ini dia belum move dari lo?" Devon tidak percaya.

"Gua gak tahu perasaannya gimana sekarang sama gua. Tapi awal dia pindah ke Galaxi, dan dia memilih Viga jadi teman sebangkunya.. semua karena Alan mau dekat sama gua. Dev..jujur sekarang gak ada Alan di hati gua. Cuma Viga di hati gua" ucap Queensa.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang