Chapter 6

551 35 8
                                    

Tante Mara heboh sendiri memilih dress untuk Nadine. Dress code di pesta ulang tahun Queensa adalah Hitam untuk laki-laki dan Peach untuk perempuan. Nadine pasrah saja dipilihkan dress oleh tante Mara. Setelah memakai dress-nya, tante Mara langsung mendandani keponakannya. Nadine tidak perlu ke salon, karena tante Mara punya salon sendiri di rumah dengan peralatan yang super lengkap.

Nadine pasrah saja mau didandani seperti apa. Nadine percaya, tante Mara akan membuatnya tampil cantik bukan seperti ondel-ondel. Setelah 1 jam berada di meja rias, akhirnya penampilan Nadine sudah cantik paripurna.

"Aduuuh... Cantik banget sih keponakan tante. Senangnya kamu tinggal di sini, tante seperti punya anak perempuan. Aaaa sini peluk, tante sayang banget sama kamu" ucap Tante Mara lalu memeluk Nadine dengan hangat.

"Mamiiii... Ivan kok gak dipeluk? Ivan kan udah ganteng dari lahir" ucap Ivan.

"Kamu kan udah sering" ucap Mami-nya acuh.

"Sabar-sabar, yang penting uang jajan gak dikurangi" ucap Ivan sambil mengelus dada.

"Ivan.. kamu di sana harus jagain Nadine ya.. jangan minum alkohol. Kalau sampai Mami mencium aroma Alkohol dari mulut kamu, bulan depan Mami gak kasih uang jajan" ancam Mami.

"Siap Mi.. Ivan kan anak baik kesayangan Mami" ucap Ivan.

"Dasar sepupu penjilat... boro-boro jagain gua, yang ada gua dilepas kaya lele di empang" batin Nadine.

"Nadz, ayo kita berangkat" ajak Ivan.

"Eumm... gua mau dijemput seseorang Van" ucap Nadine dengan senyum manisnya.

"Siapa? Devon?" selidik Ivan.

Nadine menggeleng.

"Siapa? Alan? halu lo" ucap Ivan.

"Alan KW Super" ucap Nadine dengan wajah berbinar.

"Hah? Valderama? bercanda lo?" ucap Ivan tak percaya.

"Ih serius Van.. dia mau jemput gua jam setengah 8" ucap Nadine.

Ivan melihat jam tangannya "Woy.. sekarang sudah jam 7.45 malam, mana dia? jangan-jangan cuma lo yang ngarep ya? tapi sebenarnya dia memang gak ada niatan untuk jemput lo" ucap Ivan.

"Apaan sih lo Van? dia sendiri yang bilang mau jemput gua, bukan gua yang minta dia jemput" ucap Nadine.

"Ya tapi mana??? kalau jam 8 dia belum datang juga, lo berangkat bareng gua" ucap Ivan.

"Dia pasti datang kok Van, tenang aja" ucap Nadine dengan senyum manisnya.

"Yaudah, gua main Among Us dulu kalau gitu" ucap Ivan lalu mulai fokus pada smartphone-nya.

Waktu menunjukkan pukul 08.00 malam. Valderama belum juga menunjukkan jidatnya (karena batang hidung terlalu mainstream hehe). 

"Nadz, sudah jam 8" ucap Ivan disela-sela main game-nya.

"15 menit lagi ya Van" ucap Nadine yang mulai gelisah.

"Hemmmm" ucap Ivan lalu kembali melanjutkan game-nya.

Pukul 8.20 malam. Valderama belum juga datang. Nadine memandangi pintu pagar penuh harap, tapi seseorang yang ditunggunya tetap belum menampakkan dirinya.

"Fix lo dikasih harapan palsu.. udah berangkat bareng gua sekarang. Percuma juga dia gak akan datang. Kita sudah telat banget loh" ucap Ivan.

"Dia udah janji Van" ucap Nadine yang masih berharap Valderama datang menjemputnya.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang