Chapter 7

557 34 58
                                    

Alan menghentikan Hayabusa-nya di parkiran sebuah Kafe di daerah Sentul yang langsung menghadap ke danau. Tempat itu bernama Anthology Cafe. Nadine seperti biasa pura-pura tidak bisa buka helm motor. Alan dengan sigap membukakan helm Nadine.

"Ya ampun deg-degan nih gua. Sungguh indah ciptaan Tuhan yang satu ini" batin Nadine.

Alan lalu berjalan di depan menuju Kafe, Nadine sengaja mengambil satu langkah di belakangnya, takut-takut kelakuannya 11-12 sama dengan si Valderama Batu Kali. 

"Nadine... kenapa lo jalan di belakang gua?" tanya Alan.

"Eummm itu... takutnya lo gak nyaman jalan sebelahan sama gua" ucap Nadine.

Alan tersenyum "Memangnya ada yang marah kalau gua jalan sebelahan sama lo?" 

"Hah? eumm ya enggak sih" jawab Nadine" kikuk.

"Yaudah kalau gitu sini jalan sebelah gua" ucap Alan.

Nadine lalu gercep melangkah agar bisa berdiri sejajar dengan Alan. Nadine tersenyum malu-malu anjing Pudel sambil menunduk. Sementara Alan hanya geleng-geleng kepala.

Mereka memilih duduk di kursi yang terletak di balkon yang langsung menghadap ke danau. Setelah memesan makanan dan minuman. Ada hening diantara mereka. Mereka duduk sebelahan sambil asyik dengan dunianya masing-masing sambil melihat danau yang sekelilingnya dihiasi lampu-lampu dan obor.

"Alan..." ucap Nadine memecah keheningan.

"Ya.." Alan menoleh ke arah Nadine.

"Boleh gua tanya sesuatu gak?" tanya Nadine.

"Tanya aja" ucap Alan.

"Lo masih SMA atau kuliah?" tanya Nadine.

"SMA" jawab Alan singkat.

"Di Bogor juga?" tanya Nadine bersemangat.

"Iya..." jawab Alan singkat.

"DI SMA mana?" tanya Nadine.

"Hemm... gua home schooling" ucap Alan.

"Oh... hemm kenapa lo pilih home schooling? bukannya membosankan ya?" ucap Nadine.

Alan menyeruput Cappucino hangatnya. Dia lalu tersenyum pada Nadine. Senyuman jelas bukan suatu jawaban dari pertanyaan Nadine.

"Apa laki-laki yang mukanya kaya begini bahkan yang KW-nya pun kelakuannya sama ya? gak semua pertanyaan gua dijawab. Kesellllll" batin Nadine.

Kini Nadine menyeruput Red Velvet Latte hangat miliknya. Setelah itu Nadine memilih untuk diam, tidak mau bertanya apa-apa lagi pada Alan. Sudah cukup dia dongkol dengan Valderama saja, jika Alan sama menyebalkannya, mungkin Nadine pindah haluan saja pada cowok yang jelas-jelas bisa berkomunikasi dengan baik dengannya.

Alan melirik Nadine yang terdiam sambil menatap lampu-lampu di sekeliling danau. Alan menunggu Nadine berbicara lagi. Beberapa menit berlalu, dan Nadine tetap dengan mode diamnnya.

"Lo sekolah di SMA Galaxi?" tanya Alan.

Nadine langsung melirik Alan "Eumm ya.." ucapnya singkat.

"Lo kenal Queensa?" tanya Alan.

"Iya.. tapi kami tidak terlalu dekat secara personal" ucap Nadine jujur.

Hening....

"Dia mantan gua" ucap Alan.

"APA?????" Nadine auto menganga.

"Kenapa reaksi lo kaya gitu?" tanya Alan.

"Eummm gak apa-apa" ucap Nadine gelagapan.

VALDERAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang