"Mas, kamu marah sama saya?". Langit terus bersikap cuek pada Senja sedari tadi.
"Apa baik seorang istri pulang tengah malam seperti itu?". Tanyanya dingin.
"Maaf". Senja menunduk takut.
"Tapi kamu denger penjelasan saya dulu ya mas".
"Mau menjelaskan apa lagi?.
"Semalam Galaksi minta saya untuk mengantar dia ke bandara, karena malam itu juga dia flight ke Singapure untuk melanjutkan pengobatan disana".
"Kamu boleh marah sama saya, saya salah karena ngga ngabarin mas semalam. Saya berangkat kerja dulu, jangan lupa sarapan ya mas". Senja menyalimi tangan Langit.
"Berangkat sama saya". Senja menoleh dan menghentikan langkahnya.
"Temani saya sarapan, setelah itu kita berangkat". Senja tersenyum simpul.
Suaminya ini susah ditebak, pikirnya.
Setelah sarapan, Langit tidak lupa untuk mengantar Senja ke cafenya, letak kantornya juga tidak terlalu jauh dari cafe.
"Makasih ya mas".
"Nanti pulangnya saya jemput". Senja mengangguk mengiyakan.
"Iya, semangat kerjanya ya suami".
"Lo kok keluar dari mobilnya pak Raja?". Tanya Mawar yang menyambut kedatangan Senja.
"Eh? Tadi ngga sengaja ketemu dijalan, terus bareng deh". Elak Senja.
"Tapi setau gue, pak Raja jarang banget loh deket sama pegawainya". Curiga Mawar.
"Masa sih? Mungkin tadi takut gue nya kesiangan kan datengnya apalagi kan kemarin kita ngga masuk".
"Iya juga sih, oh iya Galaksi nitip sesuatu buat Lo, semalem ketinggalan jadi ngga sempet ngasih Lo". Senja menerima secarik kertas yang diberikan Mawar.
"Thanks ya".
...
Langit menunggu Senja dimeja tempat biasa ia duduki.
"Udah mau tutup, pak Raja tumben banget masih disini". Tutur Mawar yang sedang membereskan peralatan masak.
"Coba deh Lo tanya, kali aja ada sesuatu gitu". Timpal Melati.
Senja yang sedang membereskan gelas, ketar-ketir dibuatnya, seharusnya Langit bisa menunggunya diluar.
"Permisi pak, cafe nya udah mau tutup, pak Raja masih nunggu seseorang atau gimana?". Tanya Mawar sopan.
"Saya nunggu istri saya".
"Masih lama atau gimana pak? Soalnya kan jam kerja juga udah abis".
"Tolong panggil Senja, bilang saya tunggu dia disini". Ekspresi wajah Mawar sudah tidak bisa diartikan lagi.
"S-senja?".
"Iya Senja, istri saya". Mawar menutup mulutnya tidak percaya.
"Mawar,gue pulang duluan ya". Senja menarik tangan Langit untuk menjauh dari Mawar.
"Mas, kamu ngapain bilang ke Mawar? Dia jadi tau status kita". Wajah Senja terlihat panik dan takut tapi Langit tetap terlihat biasa saja.
"Kamu malu jadi istri saya?".
"Ngga gitu mas, justru emangnya kamu ngga malu bilang ke mereka kalo saya istri kamu?".
"Kenapa harus malu? Kenyataannya kamu memang istri saya". Senja tidak tau harus berbuat apa, Langit benar-benar susah ditebak.
"Besok saya harus keluar kota". Ucap Langit dimobil.
"Trus saya sendirian dirumah sebesar itu? Saya takut dong mas, saya ikut aja deh".
"Kamu bisa ajak Mawar atau Melati buat temenin kamu". Senja terlihat berpikir, mungkin sekalian menjelaskan pada mereka Senja bisa mengajak mereka menginap dirumah Langit.
"Yaudah". Langit menghentikan mobilnya dipinggiran jalan dan mengajak Senja ketempat penjual ketoprak yang waktu itu mereka datangi.
"Ketopraknya 2 ya pak".
"Tumben banget mas makan dijalan, bosen ya sama masakan saya?".
"Saya tau kamu cape". Senja tersenyum penuh arti, suaminya ternyata pengertian juga.
"Tapi ngga bosen kan sama masakan saya?". Goda Senja.
"Hmm".
"Hmm...ngga ngejawab pertanyaan tau". Rajuk Senja.
"Ngga, saya ngga bosen".
"Keluar kotanya berapa lama?". Tanya Senja saat ketoprak sudah mendarat di mulutnya.
"Tiga hari".
"Saya pastiin kamu pasti kangen sama masakan saya nanti".
Mereka menikmati malam ditempat penjual ketoprak, mengobrol ria seakan dua sejoli yang baru saja tahap pendekatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas, I'm Yours
RomanceGadis yang terpaksa meninggalkan kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan harus menikah dengan lelaki yang tidak dikenalnya karena bertanggungjawab atas perbuatan mamanya, ini kisah Senja dan Langit yang berusaha untuk menerima takdirnya...