Setelah menghubungi Melati berkali-kali akhirnya gadis itu bisa dihubungi dan bilang akan kerumah sakit menengok Senja.
"War, gimana keadaan Senja?". Melati datang, berlari menghambur ke pelukan Mawar yang berada diruang tunggu bersama Angkasa.
"Masuk aja, lo liat keadaan Senja langsung". Melati menggeleng pelan.
"Gue engga tega". Melati menatap Senja dari kaca besar rumah sakit.
"Senja masih kritis Mel, lo kemana aja?".
"Maaf, gue sempet ngga pegang hp beberapa waktu, ada sesuatu yang mau gue omongin sama lo War, tapi ngga disini". Melati melirik kearah Angkasa ragu.
"Oke gue ngerti, gue masuk ya". Angkasa paham dan meninggalkan Mawar dan Melati yang butuh waktu untuk bicara.
"Ada apa Mel? Lo mau ngomongin apa?".
"Gue...". Ucap Melati terbata.
"Lo kenapa?".
"Gue hamil war". Mawar menutup mulutnya tidak percaya.
"Mel, lo..serius?". Melati mengangguk.
"Siapa yang ngelakuin ini sama lo?".
"Gue diperkosa, gue ngga tau siapa yang lakuin ini war". Dari wajah Melati tersirat ketakutan-ketakutan besar, Mawar membawa Melati ke dalam pelukannya.
"Bantuin gue war, bantuin gue untuk cari tau siapa ayah dari anak ini, gue ngga mau anak gue lahir tanpa sosok ayahnya".
"Mel, lo tenang ya, gue pasti bantu lo".
"Makasih war, tapi gue takut seandainya kita ngga bisa nemuin orang itu, siapa yang akan tanggung jawab? Apa kata orangtua gue war? Gimana reaksi mereka kalo tau gue hamil diluar nikah, gue takut".
"Kita bisa lewatin ini sama-sama Mel, tapi gue mohon sama lo, jaga anak lo baik-baik, karena anak ini ngga salah". Mawar mengelus perut Melati yang masih rata.
"Pasti, gimanapun juga ini darah daging gue".
"Jangan pernah takut, lo ngga sendirian, ada gue, Senja bahkan orang-orang yang sayang sama lo".
"Lo bisa ceritain detail kejadiannya, ciri-ciri orang yang perkosa lo, kejadiannya dimana".
"Malam itu gue pergi ke club sendirian karena nyokap bokap gue berantem dirumah, gue cape liat mereka berantem mulu war, akhirnya gue minum disana dan setelah itu gue ngga tau lagi, pagi nya gue udah ada di hotel sendirian tanpa sehelai baju, gue ngga tau apa yang terjadi war...hiks, gue tau gue bego, gue bodoh war". Mawar mengusap lengan Melati menenangkan.
"Gue ngerti Mel, tapi ngga semua jalan keluar tuh harus dengan minum-minuman kaya gitu, lo punya gue, Senja yang bisa nerima cerita lo, segala keluh kesah lo".
"Gue udah terlalu banyak Bebanin kalian, masalah apapun pasti gue cerita, tapi kali ini gue hancur war, nyokap bokap gue cerai". Rasanya sulit berada diposisi Melati saat ini, anak korban perceraian pasti rasa sakitnya tidak main-main.
"Tapi lo janji bakalan bantu gue kan?". Mawar mengangguk mengiyakan.
"Kalo gitu gue balik duluan ya, badan gue masih ngga enak banget, nanti salamin ke Senja sama pak Raja aja ya".
"Yaudah, lo hati-hati".
Mawar mengusap wajahnya setelah kepergian Melati, mengapa kasus seperti ini harus terjadi pada sahabatnya? Dari raut wajahnya Mawar bisa melihat jika Melati sangat rapuh, tapi jika seperti ini Mawar juga bingung harus mencari tau seperti apa, sedangkan Melati benar-benar tidak tau sedikit pun ciri-ciri lelaki yang telah memperkosanya.
Angkasa datang dan duduk disamping Mawar.
"Kenapa? Ada masalah?". Tanyanya lembut.
"Melati hamil sa, tapi dia ngga tau siapa ayah dari anaknya, gue ngga mungkin bisa diem aja sama masalah ini".
"Kok bisa?".
"Bantuin gue cari tau siapa orang yang udah buat Melati hamil ya? Lo mau kan?".
"Gue pasti bantu lo".
"Thanks Sa".
"Keluar yuk, cari udara seger". Ajak Angkasa.
"Senja gimana?".
"Ada suaminya, tenang aja". Angkasa menggandeng tangan Mawar dan mengajaknya ke roof top rumah sakit.
"Sa, ngapain kesini? Serem tau".
"Ngga usah takut, kan ada gue". Angkasa mengajak Mawar duduk di bangku panjang yang ada disana.
"Lo bisa teriak sepuasnya disini, tapi jangan sampai mayat-mayat pada bangun ya". Mawar mencubit perut Angkasa pelan.
"Jangan sembarangan kalo ngomong".
"War...".
"Hmm?".
"Pernah jatuh cinta kan?".
"Ya pernah lah, lo kira gue ngga normal". Angkasa tertawa pelan mendengar jawaban Mawar.
"Menurut lo jatuh cinta tuh apa sih?".
"Menurut gue jatuh cinta itu...ibaratnya lo bisa nemuin sesuatu yang ngga pernah lo temuin sebelumya, contohnya kenyamanan, ngga semua orang bisa ngasih kita kenyamanan, jadi menurut gue jatuh cinta itu berawal dari kenyamanan". Jawab Mawar.
"Lo nyaman sama gue?". Mawar menatap manik mata Angkasa yang juga menatapnya.
"Kenapa emangnya? Kok nanya gitu?".
"Gue kan cuma orang baru dihidup lo, ya lo nyaman ngga sama gue?".
"Sebelumnya, gue paling males deket sama cowok, dan sama lo kaya ngalir gitu aja, tiba-tiba jadi sering bareng gini, aneh sih tapi nyata dan kalo ditanya nyaman, jujur gue nyaman".

KAMU SEDANG MEMBACA
Mas, I'm Yours
RomanceGadis yang terpaksa meninggalkan kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan harus menikah dengan lelaki yang tidak dikenalnya karena bertanggungjawab atas perbuatan mamanya, ini kisah Senja dan Langit yang berusaha untuk menerima takdirnya...