"Tunggu mas". Panggil Senja pada Langit yang sudah sampai di teras rumah.
"Ada yang ketinggalan?".
"Ini...Saya buatin bekal untuk kamu, saya ngga akan paksa kamu untuk makan bekal ini kok, terserah mau dimakan atau engga". Senja menyerahkan kotak bekal didepan Langit dengan wajah datarnya, Langit melirik kearah kotak bekal dan mengambilnya.
Senja memutar tubuhnya untuk masuk lagi kedalam rumah, tugasnya sudah selesai pagi ini.
"Terimakasih". Ucap Langit yang mampu menghentikan langkah Senja yang belum terlalu jauh.
"Sama-sama". Balasnya tanpa melihat kearah Langit lagi, Senja tidak mau segampang ini untuk luluh pada Langit, lelaki ini sulit sekali ditebak, bahkan jika hati seseorang memang tidak bisa ditebak, hati Langit lah yang paling tidak bisa ditebak.
Langit masuk kedalam mobilnya dengan perasaan yang mengganjal, Senja terlihat berbeda pagi ini, selain terlihat lebih cantik, istrinya itu juga terlihat sedikit murung.
'apa karena perkataan nya tadi Senja jadi murung?'. Pikir Langit.
"Ada satu yang kamu lupa Senja, kamu lupa memberi saya semangat pagi ini". Ucapnya memandang pintu rumah yang sudah tertutup rapat dan pergi dengan keadaan kurang semangat pagi ini.
Perkataan Langit yang masih terngiang-ngiang diotaknya, membuat Senja malas sekali untuk melakukan apapun, sehingga ia memutuskan untuk berdiam diri dikamarnya.
"Ternyata bener kata mama, membangun rumah tangga itu ngga mudah". Senja tertawa miris, melihat pantulan dirinya di cermin.
"Apa ini alasan mama untuk ngga ngebiarin aku nikah muda waktu itu? Apa ini yang mama rasakan setelah menikah dengan papa dulu? Kenapa rasanya sesakit ini mah? Aku ngga tau, aku mampu atau engga seperti mama dulu". Air matanya lolos.
"Tapi aku udah janji sama diri aku sendiri untuk mempertahankan pernikahan ini, apapun yang terjadi, aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup, dan tugas aku sekarang adalah mencintai lelaki yang hatinya masih terpaut dengan masa lalunya, dan aku harus bisa membuat lelaki itu berpikir jika akulah masa depannya".
"Mas... bagaimana pun kamu, kamu adalah suami aku, lelaki yang ditakdirkan Tuhan untuk menemani sisa hidup aku dan lelaki yang ditakdirkan Tuhan untuk menemani masa-masa bahagia maupun sedihnya aku, aku akan terus bertahan mas". Senja memeluk foto pernikahan nya dengan Langit, semenjak kemarin sudah tidak ada lagi foto bulan dikamar Langit dan yang ada hanyalah foto pernikahan mereka.
'Membuat orang yang kita cintai untuk balik mencintai kita hanya akan terlihat bodoh, karena cinta datang dengan terbiasa, bukan terpaksa, tetapi aku yakin mas, aku bisa membuat kamu cinta sama aku'. Batinnya.
Senja benar-benar tidak mood hari ini, hingga ia memutuskan untuk tidur dan terbangun disiang hari.
Suara ketukan pintu dibawah membuatnya berlari kekamar mandi untuk mencuci wajahnya dan beranjak turun.
"Mah". Senja menyalimi tangan mamanya dan mengajaknya masuk.
"Maaf ya mama semalam ngga pamit sama kamu".
"Iya ngga papa mah". Mama mengambil tangan Senja dan menggenggam nya.
"Kamu ada masalah sama Langit?". Tanya mama lembut.
"Aku sama mas Langit baik-baik aja kok mah". Bohongnya.
"Kamu bisa diculik Galaksi karena kamu mencari Langit kan? Jujur sama mama, mama udah tau semuanya dari Mawar dan Melati".
"Mah, mama bilang masalah rumah tangga itu ngga boleh diumbar, iya kan?".
"Iya nak, tapi mama khawatir sama kamu, apalagi semalam mama dengar pembicaraan kamu sama Langit perihal kalian yang selama ini pisah kamar, kenapa? Kenapa kamu ngga cerita sama mama?". Mamanya mengelus pipi Senja dan melihat mata putrinya yang sedikit sembab.
"Setelah mama menikah dengan papa, mama berusaha untuk membuat papa jatuh cinta kan? Itu yang sedang aku usahakan mah. Dan mama berhasil membuat papa jatuh cinta kan? Aku juga mau berhasil seperti mama meluluhkan hati papa dulu".
"Maafin mama, karena mama kamu harus merasakan apa yang mama rasakan dulu".
"Ini bukan salah mama, ini takdir dan aku yakin, aku bisa membuat mas Langit cinta sama aku, buktinya aja papa dulu jadi bucin sama mama kan? Es batu ngga selamanya beku loh mah". Senja berusaha untuk tersenyum didepan mamanya, ia tidak mau membebani pikiran mamanya.
"Cerita kalo ada apa-apa ya nak, mama ngga mau kamu menanggung ini semua sendiri".
"Aku mau jadi wanita kuat seperti mama dan aku bisa mengatasi masalah aku sendiri".
"Assalamu'alaikum". Tiba-tiba Langit datang dan menyalami tangan mertuanya, diikuti Senja yang menyalimi tangan Langit.
"Walaikumsalam". Jawab Senja dan mamanya.
"Siang-siang begini kamu udah pulang kerja nak?". Tanya mertuanya.
"Ngga mah, ada sesuatu yang harus saya ambil".
"Apa? Biar saya bantu cari". Timpal Senja.
"Ada dikamar". Senja meminta ijin pada mamanya untuk membantu Langit mencari sesuatu dikamarnya.
"Cari apa mas?". Tanya Senja saat mereka sudah berada dikamar.
"Saya cuma mau bicara sama kamu". Senja mengerutkan dahinya bingung.
"Bicara apa?".
"Nanti malam...saya mau ajak kamu dinner". Senja memicingkan matanya kearah Langit yang terlihat salah tingkah.
"Dinner? Dalam rangka apa?".
"Saya cuma mau ajak kamu makan diluar aja".
"Ditukang ketoprak depan komplek?". Tanya Senja yang membuat Langit menghembuskan napasnya pelan.
"Di cafe, dan ini...". Langit menyerahkan totebag didepan Senja.
"Apa ini?".
"Nanti malam kamu pakai baju ini". Jawab Langit.
"Harus banget saya pakai? Kalo saya ngga mau pakai pakaian ini gimana?". Goda Senja.
"Saya ngga akan paksa kamu untuk pakai ini, tapi kalo kamu nurut sama suami, pasti kamu pakai ini". Senja mengangguk anggukan kepalanya pelan.
"Oke, masih ada yang ketinggalan?".
"Jam 7 malam saya jemput kamu". Langit membuka pintu kamarnya dan bergegas untuk balik kekantor.
"Mas...". Langit menoleh kearah Senja.
"Apa?". Balasnya dengan nada lembut.
"Semangat kerjanya". Walaupun hatinya masih sedikit sakit, tapi ia tidak mau menjadi istri durhaka dengan mendiami suaminya.
Langit melanjutkan langkahnya dengan senyum yang mengembang dibibirnya.
Akhirnya update lagi wkwk, temenan di ig yuk @septi_amilia
Jangan lupa vote, komen dan share yaa❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas, I'm Yours
RomanceGadis yang terpaksa meninggalkan kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan harus menikah dengan lelaki yang tidak dikenalnya karena bertanggungjawab atas perbuatan mamanya, ini kisah Senja dan Langit yang berusaha untuk menerima takdirnya...