Enam puluh tiga🖤

425 19 1
                                    

Malamnya, angkasa dan mawar datang bergantian menjaga awan, pasutri ini merasa tidak tega meninggalkan mereka berdua dengan keadaan hati mereka yang sedang tidak baik-baik saja, melihat keadaan sekarang yang sedang kacau membuat rencana pernikahan mereka harus ditunda entah sampai kapan.

"Tuhan pasti udah siapin waktu yang tepat untuk kalian, gue cuma bisa berharap yang terbaik."

"Iya nja, gue juga mau om awan sembuh dulu, masalah selesai dan keadaan balik kaya dulu."

"Lo berdua kalo mau balik ngga papa, Lo juga harus banyak istirahat nja," ucap angkasa.

"Yaudah, kita duluan ya, kalo ada apa-apa jangan lupa hubungin kita."

Langit dan senja memasuki mobil yang terparkir di parkiran rumah sakit, senja terlihat sangat lelah, terlebih art nya sedang menjaga Alula jadi untuk beberapa hari ini pekerjaan rumah senja menghandle nya sendiri.

"Mas, aku kepengen cilok," Ucapnya ditengah-tengah perjalanan pulang, langit melihat kondisi jalanan malam yang hampir sepi, apa masih ada penjual cilok malam-malam seperti ini?.

"Udah malem, saya anter kamu pulang dulu baru saya cari penjual ciloknya," Senja menggeleng.

"Sekarang aja biar sekalian, kalo nanti kamu harus bolak-balik kan cape mas."

"Ngga papa, kalo kamu ikut takutnya kamu kecapean."

"Yaudah deh, tapi beneran beliin ya mas," ucapnya dengan wajah memohon.

"Iya," setelah sampai di rumah senja turun dari mobil.

"Hati-hati ya mas, jangan lama-lama, kalo ngga ada langsung pulang aja".

"Iya, sana kamu masuk, angin malam ngga baik buat ibu hamil."

"Okeee, maaf ya istrimu ini ngerepotin."

"Ini udah jadi tugas saya."

Senja masuk kerumahnya setelah mobil langit menjauh dari pandangannya.

Tiga puluh menit menunggu langit, akhirnya senja menghela napasnya lega setelah mendengar suara pintu yang terbuka.

"Gimana mas? Ada ngga ciloknya?."

"Ngidam?," Senja terkejut dengan siapa yang datang.

"Mba jingga?"

"Halo senja, apa kabar?," Jingga mendekat kearah senja dan duduk disampingnya.

"Mba mau ngapain?," Wajah jingga seperti seorang kriminal dimata senja, kapan saja jingga bisa melukainya.

"Mau ngapain lagi kalo bukan untuk neror kamu?"

"Ngga bisa besok aja mba? Udah malem loh, saya cape," keluh senja.

"Iya tenang, sekarang saya cuma mau memastikan jika kamu harus siap ketika saya memulai permainan ini kapan pun"

"Keluar dari rumah saya sekarang mba"

"Sebentar, masih ada yang mau saya bicarakan sama kamu"

"Apalagi mba?"

"Pertanyaan terakhir, setelah ini ngga ada negoisasi lagi. Apa kamu mengijinkan saya untuk jadi istri kedua?," Senja tertawa pelan.

"Berkali-kali saya jawab ngga mba, sampai sekarang pun jawabannya tetap ngga"

"Yakin? Saya bisa berbagi langit sama kamu nanti, saya ngga akan meminta untuk diutamakan"

"Tapi saya ngga bisa mba, wanita mana yang mau dimadu sedangkan kondisinya normal?, saya bisa kasih suami saya anak, kecuali saya ngga bisa kasih mas langit anak dan dia ngga bahagia sama saya it's okey baru saya akan mundur dan mba udah liat dengan jelas kalo dia bahagia sama saya. Seharusnya juga kalo mba memang mencintai mas langit mba bisa membiarkan dia bahagia walaupun ngga sama mba," jingga menggeleng tidak sepemikiran dengan senja.

"Sayangnya saya bukan kamu yang punya pemikiran kolot seperti itu, jika saya mencintai orang, saya harus bersama orang itu dan membuatnya bahagia, bukan membiarkan orang itu bahagia dengan orang lain,"

"Saya harap kamu menerima permainan yang saya buat dan ngga menyesal dengan jawaban kamu malam ini."

"Karena saya akan datang dalam bentuk yang berbeda."

...

Langit masih menyusuri sepinya malam mencari penjual cilok, tapi naas tidak ada penjual cilok malam-malam seperti ini.

"Permisi pak, saya mau tanya, kira-kira penjual cilok yang masih ada malam-malam seperti ini dimana ya pak?," Tanyanya pada seseorang yang lewat disamping mobilnya yang terparkir dipinggir jalan.

"Haduh mas, jam segini mah udah pada pulang semua penjual ciloknya".

"Waduh gimana ya pak mana istri saya lagi ngidam," ucap langit menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Disamping rumah saya ada penjual cilok, kali aja masih ada mas, kalo mau saya anter daripada anaknya nanti ileran". Langit sangat berterimakasih pada bapak-bapak yang lewat tadi, sampai rela mengantarnya ke rumah penjual cilok.

"Terimakasih banyak ya pak, saya jadi repotin bapak"

"Ngga papa mas, sebagai seorang suami saya ngerti, waktu itu juga istri saya ngidamnya aneh-aneh"

"Aneh-aneh gimana tuh pak?"

"Minta makan mie instan tapi langsung di puncak, mana tengah malam mas, bayangin aja coba, udah gitu selesai makan langsung pulang, hadeh mau gimana juga harus diturutin mas," langit tertawa kecil mendengar cerita si bapak.

"Semoga istrinya mas ngga aneh-aneh ya ngidamnya, kalo sekedar nyari cilok masih gampang mas, coba kalo mas nya disuruh bikin cilok sendiri kan berabeh"

"Iya bener pak, mana bisa saya"

"Yaudah pak selagi lagi terimakasih udah repot-repot anter saya"

"Iya mas sama-sama semoga istrinya suka sama ciloknya."

Langit sampai dirumahnya tepat pukul 1 malam, ia yakin senja pasti ketiduran karena menunggunya terlalu lama.

"Sayang, ini ciloknya," Dugaannya salah, senja masih berkutat dengan remote tv diruang keluarga tapi matanya tidak mengarah ke tv.

"Senja...hey," langit melambaikan tangannya didepan senja yang masih asik melamun.

"Eh, mas? Lama banget ih, kan aku udah bilang kalo ngga ada langsung pulang aja," cemberut senja.

"Ngga papa, saya juga kan mau tau rasanya berjuang untuk menuruti ngidam istri saya sendiri"

"Makasih ya mas, maaf aku ngerepotin kamu"

"Kamu itu istri saya, tanggung jawab saya, jadi ngga perlu bilang terima kasih"

"Jangan pernah tinggalin aku ya mas, walaupun nanti badan aku gendut dan aku udah ngga secantik kemarin"

"Ngomong apa sih kamu? Kamu itu lagi berjuang mengandung anak saya, buah cinta kita, lagipula apa alasan saya ninggalin kamu sedangkan sama kamu saya selalu merasa cukup."

Langit tau, ada yang tidak beres dengan senja yang tiba-tiba berkata seperti itu, tapi bagaimanapun keadaannya ia harus selalu bisa terlihat tenang.

...

Halo gaissss, masih pada nungguin cerita ini kah? Hehe.

Maaf yaaa telat bgt updatenya.

Btw, selamat menjalankan ibadah puasa gaissss🥰

Mas, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang