Enam puluh satu🖤

494 32 1
                                    

Senja mengelap keringat nya yang jatuh, sudah beberapa hari ini ia sibuk mengurus gaun pernikahan mawar, acara untuk syukuran, juga acara untuk babymoon nanti dan entah mengapa hari ini tubuhnya mudah terasa lelah padahal ia hanya melipat baju dan memasukkan nya ke dalam koper, karena setelah di bicarakan langit setuju untuk babymoon ke labuan bajo setelah hari pernikahan mawar dan angkasa nanti.

"Mending non istirahat aja, biar mbok yang beresin semuanya". Ucap si mbok yang melihat majikannya terus membantu pekerjaannya.

"Jangan mbok, ini masih berantakan banget". Langit juga berbohong perihal art nya kemarin, jelas-jelas yang datang adalah wanita tua yang sangat baik hati bukan wanita muda yang cantik dan seksi.

"Nurut ya non, jangan sampai tuan marah sama si mbok". Akhirnya senja mengangguk dan membiarkan si mbok yang mengemas barang-barang bawaannya ke dalam koper.

Deringan ponsel di nakas menggema di kamarnya.

"Halo mas?".

"Papa kritis nja".

Deg.

"Trus gimana mas? Papa di bawa kerumah sakit?".

"Iya".

"Aku kesana ya"

"Ngga usah kamu dirumah aja, nanti kalo papa udah siuman baru kamu kesini".

"Mas, aku mau liat keadaan papa". Paksa senja.

"Oke, saya jemput kamu sekarang".

Dengan keadaan panik senja berganti baju dan bersiap menunggu suaminya.

"Mau kemana non?". Tegur si mbok.

"Papa kritis mbok".

"Innalilahi, wes non jangan pergi sendirian, mbok temenin ya?".

"Mas langit lagi on the way kesini mbok, mbok jaga rumah aja ya".

"Yaudah non, inget ya non senja jangan sampai stress, dijaga kandungannya". Senja tersenyum kearah art yang belum lama bekerja dirumahnya, selalu saja memperingatinya dengan suara lembutnya.

"Makasih ya mbok".

Tinnnnn.

"Mas langit udah dateng, aku pamit dulu ya mbok, assalamu'alaikum".

"Walaikumsalam hati-hati non".

Senja menemui langit yang sudah sampai didepan rumahnya, dari wajahnya sudah jelas lelaki itu terlihat sedang tidak baik-baik saja.

"Mas, Apa yang terjadi sama papa?".

"Ada orang yang nyerang papa dirumah, mereka ingin melakukan percobaan pembunuhan pada papa". Senja menutup mulutnya tidak percaya.

"Kamu udah lapor polisi?". Langit mengangguk.

"Semoga pelakunya cepet ketangkep mas, aku ngga mau sampai ada korban lagi".

"Angkasa bilang pelakunya jingga". Lagi-lagi senja dibuat kaget dengan fakta yang baru didengarnya.

"Mba jingga kan dipenjara mas".

"Saya baru dapet info dari pihak kepolisian kalo jingga kabur beberapa hari yang lalu, yang saya takutkan itu kamu Nja, saya takut kamu menjadi incaran dia lagi". Langit menatap manik mata senja dalam, Senja bisa melihat raut ketakutan dimata suaminya, ia mengelus pelan pipi langit.

"Kamu tenang aja mas, selagi aku sama kamu, aku yakin pasti aku aman, sekarang kita fokus sama kesembuhan papa dulu, aku ngga mau papa kenapa-napa". Langit mencium kening senja sekilas.

Mas, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang