"Kalian udah bangun?". Tegur Senja.
"Iya, kita ngga enak mau bangunin Lo". Balas Mawar.
"Duh maaf ya, semalem gue ketiduran di sofa".
"Santai aja".
"Gue kedapur dulu ya, bikinin sarapan buat kalian".
"Kita masak bareng-bareng aja yuk, kayanya seru tuh". Ajak Melati.
"Boleh yuk". Mereka bertiga pergi ke dapur.
"Mau makan apa?". Tanya Senja.
"Biasanya Lo masakin pak Raja apa?". Tanya Melati.
"Tiap pagi gue masakin nasi goreng". Duh, Senja jadi teringat Langit, apa disana lelaki itu merindukan nasi gorengnya ya? Ah tidak mungkin, pasti disana banyak makanan lezat yang bisa menggantikan nasi gorengnya.
"Kok malah bengong ibu Ratu?". Mawar mencolek pipi Senja yang melamun.
"Pasti kepikiran pak Raja ya? Disana udah bangun belum, udah makan belum, udah mandi belum". Timpal Melati.
"Apaan sih kaya orang lagi pdkt aja". Elak Senja.
Senja memotong sosis, sawi dan juga kol, diikuti Mawar yang mengulak bumbu dan Melati yang membuat teh untuk mereka bertiga.
Suasana memasak pagi ini begitu ceria, biasanya Senja memasak sendiri sekarang ia ditemani dua temannya yang begitu antusias memasak.
Kurang lebih lima belas menit nasi goreng sudah siap didepan mereka masing-masing.
"Gue cobain ya".
"Enak bangetttt, top banget deh Nja Lo masaknya". Puji Melati.
"Lo orang kesekian yang muji masakan gue, lagipula gue masak sama Mawar kok tadi". Timpal Senja.
"Gue cuma bantu ngulek cabe, selebihnya Lo, kalo gini sih gue ngga bosen makan nasi goreng tiap hari juga". Puji Mawar.
"Gue yakin pak Raja pasti kangen nih sama nasi goreng Lo".
"Ya ngga mungkin lah, masakan hotel disana pasti ngalahin masakan gue".
"Oh iya, Lo udah ada rencana untuk punya anak?". Senja tersedak makanannya sendiri mendengar pertanyaan Melati.
"Lo kalo nanya ntaran kek, orang lagi makan nanyanya kek gitu". Kesal Mawar.
"Emang salah ya gue nanya kek gitu?".
"Salah mah engga, cuma waktunya aja kurang tepat Melatiiii". Geram Mawar.
Suara bel di pintu depan mengejutkan mereka bertiga, Senja bangun untuk membukakan pintu pada yang datang.
"Maaf, anda siapa?". Lelaki berwajah hampir mirip seperti Langit ada didepannya.
"Raja Angkasa Arzelio". Lelaki itu mengulurkan tangannya pada Senja, tapi tidak dihiraukan oleh Senja.
"Gue adiknya bang Langit". Lelaki itu masuk tanpa permisi dan duduk diruang tamu dengan santainya.
"Ada apa kamu kesini?". Mawar dan Melati menyusul Senja yang sudah berada diruang tamu.
"Ganteng bangetttt". Gumam Melati.
"Kebiasaan Lo ya kalo ngeliat cowo ganteng langsung melotot". Bisik Mawar.
"Gue kesini disuruh mama, buat jemput yang namanya Senja, diantara kalian bertiga siapa yang namanya Senja?". Angkasa menunjuk satu persatu diantara mereka bertiga.
"Saya Senja". Angkasa tersenyum kearah Senja.
"Sekarang Lo siap-siap kita kerumah mama".
"Ngapain? Saya harus kerja". Bantah Senja.
"Udah cepet, lima menit lagi gue tunggu diluar". Angkasa pergi menunggu Senja diteras.
"Siapa sih?". Bisik Mawar.
"Adiknya pak Raja, gue siap-siap dulu ya, kalian duluan aja ke cafenya".
"Huaaaa kenapa adiknya lebih hot sih? Pacarable bangetttt". Histeris Melati yang tidak digubris Mawar dan Senja.
...
Langit menatap jalanan ibu kota Surabaya yang begitu ramai pagi ini, selesai sarapan Langit masih punya waktu untuk bersantai sebentar dibalkon hotel.
Ternyata benar apa kata gadis itu, Makanan yang disediakan hotel rasanya kalah dengan nasi goreng buatannya, Langit merindukan masakan gadis itu, padahal baru sehari ia pergi.
Tidak ada kebawelan yang dibuat Senja dikala sarapan dan rasanya hari ini dirinya kurang semangat karena tidak ada kata semangat yang keluar dari bibir Senja.
Belum ada sebulan Senja menjadi istrinya mengapa Langit merasa dirinya sudah terpaut pada Senja?.
Langit mengambil ponsel disaku celananya dan berniat untuk menelpon Senja, ia ingin tau keadaannya.
"Halo mas, ada apa?". Suara Senja tidak seceria biasanya, apa gadis itu sedang ada masalah?.
"Saya menelpon kamu harus ada apa-apa dulu?".
"Ngga gitu juga sih, oh iya Ada adik kamu".
"Angkasa? Ngapain dia?".
"Katanya disuruh mama untuk jemput saya, jadi sekarang saya mau kerumah mama". Langit mengangguk mengerti.
"Oke, hati-hati".
"Iya, kamu udah sarapan?".
"Udah, sebentar lagi saya berangkat meeting".
"Semangat kerjanya mas Langit, i Will Miss you".
Senja langsung mematikan panggilannya dan hal itu membuat Langit sedikit tersenyum.
'Miss you to Senja'. Batin Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas, I'm Yours
RomanceGadis yang terpaksa meninggalkan kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan harus menikah dengan lelaki yang tidak dikenalnya karena bertanggungjawab atas perbuatan mamanya, ini kisah Senja dan Langit yang berusaha untuk menerima takdirnya...
