Lima

1.4K 108 3
                                    

Setelah kejadian kemarin, Senja tidak menegur Langit sama sekali begitupun sebaliknya, bahkan Senja tidak keluar kamar seharian.

Dan pagi ini Senja sudah rapi dengan seragam kerjanya, ia tidak mungkin tidak melakukan apa-apa dirumah sebesar ini sendirian jadi daripada ia merasa kesepian maka ia memutuskan untuk masuk ketempat kerjanya lagi.

Sebelum berangkat Senja tidak lupa membuat sarapan dan secangkir kopi untuk Langit, walaupun ia masih sedikit kecewa tapi ia tau kewajibannya sebagai seorang istri.

Jangan lupa dimakan ya mas, saya berangkat kerja duluan.

Senja meletakkan sticky note disamping secangkir kopi buatannya dan bergegas ketempat kerjanya.

Langit yang sudah rapi dengan seragam kerjanya berjalan kearah ruang makan untuk membuat sarapan sendiri, tetapi sepiring nasi goreng dan secangkir kopi bahkan sticky note disamping kopi membuatnya sedikit tersenyum tipis.

Tapi tunggu, kerja? Dimana Senja bekerja? Pikir Langit, ah tapi apa urusannya dengannya, biarkan saja gadis itu melakukan apa yang mau dilakukannya.

...

Ditempat kerjanya, Senja disambut hangat oleh teman-temannya.

"Kemana aja dirimu Senja?". Tanya Mawar yang sedang membereskan meja-meja.

"Maaf ya gue kelamaan liburnya, mama baru aja sembuh". Senja memakai alasan mamanya karena ia tidak mau memberi tau perihal pernikahannya dulu.

"Oh iya, gue denger mama Lo kecelakaan ya? maaf  gue belum sempet nengok, dari kemarin banyak banget kerjaan". Ucap Mawar tidak enakan.

"Ngga papa, yang penting kerjaan beres kan?".

"Beres, btw Galaksi kemarin kesini, dia nyariin Lo, emangnya Lo kemana sih?".

"Eh? Ngapain Galaksi nyari gue?". Bingung Senja.

"Kan Lo pacarnya, oh iya kata Melati Galaksi ngelamar Lo ya?". Senja bingung harus menjawab apa.

"Yagitu deh, dah ah gue mau beres-beres dulu". Senja meninggalkan Mawar dengan wajah bingungnya.

"Aneh, cuma Senja yang dilamar tapi ngga excited". Gumam Mawar.

Senja bekerja sebagai waiters di Cafe Lavender, letaknya tidak terlalu jauh dari rumah Langit, sudah lebih 3 bulan Senja bekerja disini.

"Lo tau ngga sih kalo pemilik resto ini batal nikah?". Tanya Melati yang baru saja datang menghampiri Senja.

"Melati, Lo kenapa ngagetin sih".

"Eh maaf, gue takut Lo ketinggalan gosipnya".

"Gosip apaan?".

"Pak Raja batal nikah sama Bu Putri karena Bu Putri meninggal, gue ngga tau sih penyebab meninggalnya tuh apa, tapi kasian ya pak Raja, dia tuh keliatannya cintaaaa banget sama Bu Putri, bahkan banyak banget yang mau ada diposisi Bu Putri karena dicintai pak Raja, dia tuh suamiable iya, pelukable iya, tapi sayang nasibnya kaya gitu". Cerita Melati.

"Gue jadi penasaran deh sama pak Raja dan Bu Putri itu, selama gue kerja disini mana pernah muncul batang idungnya". Celoteh Senja yang sampai sekarang belum mengetahui siapa bos nya.

"Kan pas Lo masuk sini mereka sibuk ngurusin acara pernikahan nya. Tapi yang gue denger pak Raja tetep nikah, tapi ngga tau sama siapa, beruntung banget pasti yang jadi istrinya pak Raja".

"Lo tuh ya bukannya berduka bos Lo ditimpa musibah, malah ngebayangin jadi istrinya pak Raja mulu". Senja geleng-geleng kepala mendengar ucapan Melati dan Senja juga baru tau perihal berita ini.

Tidak terasa pengunjung cafe sudah mulai berdatangan, Senja sudah siap menjalankan tugasnya kini.

Ia membawa buku menu ke meja dimana terdapat seorang laki-laki yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Selamat siang Mas, mau pesen apa?". Tanya Senja ramah, lelaki itu mendongak.

"Mas Langit?". Gumam Senja.

"Kamu ngapain disini?". Tanya Langit yang melihat Senja berseragam waiters.

"Saya kerja disini, Mau pesen apa Mas?". Tanya Senja lagi.

"Capuccino latte".

"Oke, tunggu sebentar ya".

"Tunggu". Tahan Langit.

"Ada yang kurang?".

"Terimakasih sarapannya tadi pagi". Senja tersenyum simpul dan mengangguk.

"Sama-sama".

Senja kembali ke dapur untuk menyerahkan secarik kertas pesanan Langit.

"Itu pak Raja". Celetuk Melati sembari menunjuk kearah Langit duduk.

Senja mengerutkan keningnya, jadi yang dimaksud Melati pak Raja adalah Langit?.

"Raja Langit Arselio". Gumam Senja, masuk akal, jadi pemilik cafe ini adalah Langit? Dan nama mempelai wanitanya kemarin adalah Putri?.

"Lo tau ngga nama lengkap calon istrinya yang meninggal?". Tanya Senja penasaran pada Melati yang mengangguk.

"Siapa?".

"Putri Bulan Kamania".


Mas, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang