Enam puluh🖤

578 30 1
                                    

Selesai solat subuh senja langsung bergegas ke dapur untuk membuat sarapan porsi banyak, tetapi langit mengikuti dan terus mengawasi pergerakannya.

"Biar saya beli sarapan diluar, kamu ngga usah masak, nanti kamu kecapean".

"Udah berapa kali kamu bilang kaya gitu sih mas?? Sampe nasi gorengnya udah mau mateng". Senja geleng-geleng kepala melihat kecemasan suaminya, ini hanya memasak dan tidak membuatnya cape, mengapa dipermasalahkan?.

"Hari ini art akan dateng, jadi setelah ini kamu ngga perlu melakukan hal-hal berat lagi".

"Apaan sih ini laki bini pagi-pagi udah ribut?". Empat orang lainnya yang berada dirumah langit, keluar dari persembunyiannya masing-masing.

"Kakak kamu sa, posesif banget".

"Ya wajar lah kan lo lagi hamil". Timpal melati.

"Iya gue tau, tapi masa iya sih sembilan bulan gue harus diem di kamar aja gitu? Bosen parah, bisa stress yang ada".

"Kenapa kalian ngga baby moon aja?". Saran mawar.

Senja menatap langit dari ekor matanya, berharap suami posesif nya itu akan mengiyakan ide mawar yang sudah membuatnya membayangkan pemandangan indah yang menyejukkan mata dan pikirannya.

"Sarapan dulu yuk, gue laper". Ucap Angkasa yang sudah duluan menyendok nasi goreng.

Senja hanya menatap langit kecewa, Sungguh, Mengapa suami posesif nya itu sangat tidak peka???

"Kalian duluan aja makannya". Senja berniat ke kamarnya karena tiba-tiba saja badmood.

"Kamu harus makan, pagi ini kita harus ke dokter". Suara langit terdengar tegas dan membuat senja menghentikan langkahnya.

"Ngga laper". Senja melanjutkan langkahnya hingga sampai kamar dengan membawa rasa kecewanya.

"Kadar emosi wanita kalo lagi hamil itu meningkat, mending lo tenangin istri lo dulu". Ucap Orion, langit hanya menatapnya tidak mengerti.

"Peka dikit dong mazzzzzz, bini lo tuh butuh refreshing bang, seenggaknya biar dia ngga stress banget lah punya suami kaya lo".  Angkasa tidak habis pikir dengan abangnya, dimana tingkat kepekaan nya?.

"Sembarangan kamu kalo ngomong". Mawar menyenggol siku angkasa pelan.

Langit berdiri dari duduknya dan menyusul senja kekamar, tapi sayangnya pintu kamar dikunci dari dalam.

"Senja buka pintunya, saya mau masuk". Panggilan pertama tidak ada sahutan dari dalam.

"Buka pintunya dulu, kita bicarakan ini baik-baik". Suara langit terdengar melembut ditelinga senja, hingga senja mau membukakan pintu untuknya.

"Kamu kenapa?". Senja berdiri didepan langit dengan isakan kecil.

"Kamu bisa ngga sih mas peka tanpa harus aku bilang aku kenapa...hiks". Langit membawa senja kedalam pelukannya.

"Oke kalo kamu mau babymoon". Senja mendongak dengan wajah kagetnya.

"Beneran?".

"Iya, tapi kita liat kondisi kesehatan kamu dulu, saya juga ngga bisa bawa kamu jauh-jauh." Astaga, sejak kapan suaminya menjadi pelit seperti ini?.

"Jangan bilang saya pelit, ini demi anak kita".

"Iya mas".

"Yaudah sekarang kita sarapan dulu". Senja menggeleng dengan bibir cemberutnya.

"Aku kepengen makan bubur ayam". Ucap senja dengan nada manjanya.

"Oke, tapi jangan pake sambel, nanti perut kamu sakit". Senja menggeleng tidak terima.

Mas, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang