Langit bolak-balik untuk memenuhi permintaan Galaksi, mungkin memang ini yang terbaik untuk kehidupan pernikahannya karena yang terpenting adalah keselamatan Senja yang sudah hampir tiga hari terkurung disana.
Langit sudah siap untuk memasuki rumah yang alamatnya sudah dikirim Galaksi, semoga saja Senja nya baik-baik saja didalam.
Tok tok tok
Tidak ada satu orangpun yang membukakan pintu untuknya, bahkan rumah ini terlihat seperti tidak berpenghuni.
"Galaksi, keluar kamu". Teriak Langit.
Akhirnya, Galaksi membukakan pintu untuk Langit dan menyuruhnya untuk masuk.
"Akhirnya kamu datang, siap untuk berpisah dengan Senja?". Sinis Galaksi.
"Saya minta, setelah surat perceraian ini ada ditangan kamu, tolong lepasin Senja". Galaksi tersenyum sinis pada Langit.
"Lo tenang aja, dengan surat cerai yang ada ditangan Lo itu, itu artinya kalo gue ngga bisa milikin Senja, Lo juga ngga bisa". Ucap Galaksi dengan telunjuknya yang terus mengarah pada Langit.
Senja keluar dari kamar yang ia tempati karena mendengar suara yang sepertinya ia kenali dan benar saja, ia mendapati suaminya disana.
"Mas Langit". Gumamnya.
"Senja, kamu harus menandatangani surat perceraian ini". Ucapan Galaksi bagaikan petir disiang hari, hingga Senja menutup mulutnya tidak percaya.
"Surat perceraian?". Senja menatap Langit yang juga menatapnya, kenapa lelaki itu bisa terlihat biasa saja saat hatinya terasa sakit seperti ini?.
Galaksi mengambil suratnya dari tangan Langit dan menyerahkannya pada Senja untuk ditandatangani.
"Katanya kamu mau bebas dari rumah ini? Ayo cepet tanda tangan". Suruh Galaksi.
"Kamu gila ya Galaksi? Mana janji kamu untuk membiarkan aku bahagia sama suami aku? Kamu bener-bener jahat tau ngga".
"Hussst, sekarang kamu tanda tangan dan semuanya selesai". Galaksi memberikan bolpoin kerangan Senja.
Dengan tangan yang gemetar dan mata tertutup, Senja menandatangani surat perceraian itu.
Bayangan hari-harinya bersama Langit berputar diotaknya bagaikan memori, hingga tidak terasa satu tetes air mata lolos membasahi surat itu.
Suara tawa Galaksi yang begitu renyah terdengar disana, dengan cepat Langit menarik tangan Senja untuk pergi dari rumah itu dan membawanya masuk kedalam mobil.
Senja mengatur napasnya perlahan untuk mencerna apa yang barusan terjadi.
"Ngga usah kamu bebasin saya kalo akhirnya kita cerai mas". Senja berbicara tanpa menatap Langit, pandangannya kosong menatap jalanan.
"Maaf". Lirih Langit.
"Saya tau kemarin saya salah membela Galaksi, tapi saya bener-bener ngga nyangka kamu menyanggupi permintaan gilanya Galaksi".
"Dan sekarang tugas saya sebagai istri kamu sudah selesai, pengorbanan saya untuk jadi istri yang baik ternyata sia-sia, saya bukan lagi istri kamu". Langit hanya diam dan fokus menyetir, ia ingin memberitahu yang sebenarnya pada Senja.
"Kamu kenapa diem aja sih mas? Emang ngga ada cara lain ngebebasin saya tanpa surat perceraian itu? Kamu tuh harusnya tau kalo saya takut kehilangan kamu...hiks". Senja menutup wajahnya yang sudah dibasahi air matanya.
Langit meminggirkan mobilnya di tepi jalan dan memeluk Senja yang masih menempel kan tangannya pada wajahnya.
"Itu cuma surat palsu". Ucap Langit pada Senja yang masih sesenggukan di pelukannya.
"Udah ya jangan nangis, kamu masih istri saya kok". Ucapnya santai.
"Perceraian itu bukan candaan mas".
"Kalo ngga gini, gimana cara saya bebasin kamu?".
Senja melepaskan pelukan mereka.
"Ngga gini juga caranya mas".
"Trus gimana? Saya harus kasih surat cerai asli sama dia? Atau saya harus melepas kamu pergi sama dia?".
"Ya ngga gitu juga, emang susah ya mas ngomong sama orang yang ngga tau arti cinta". Jawab Senja pelan.
"Ngomong apa barusan?". Tanya Langit yang mendengar ucapan Senja tapi samar.
"Ngga, pulang yuk, saya mau istirahat". Langit mengangguk nurut dan membawa Senja kerumahnya.
"Mau makan dulu?". Tawar Langit.
"Saya ngga laper".
'aneh, orang sakit hati kok ditawarin makan, dasar ngga peka'. Batin Senja.
Senja hanya menatap jalanan kota yang lumayan ramai, suasana siang hari ini begitu menyejukkan tapi tetap saja hatinya dilanda kesedihan karena Langit.
Memang benar ya, salah paham yang paling memalukan adalah mengira orang yang kita cintai mencintai kita juga padahal ngga.
Senja menertawakan dirinya sendiri, berharap pada seseorang yang sudah menjadi miliknya saja sesulit ini.
'Mungkin saya bisa bersaing dengan orang yang menyukai kamu mas, tapi saya ngga bisa bersaing dengan orang masih ada dihati kamu'. Batinnya tertawa miris.
...
Akhirnya update juga ehehe, gimana nih greget ngga sih sama Galaksi? Rasanya mau author bawa pulang trus kunciin dilemari, biar tau rasa tuh orang wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas, I'm Yours
RomanceGadis yang terpaksa meninggalkan kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan harus menikah dengan lelaki yang tidak dikenalnya karena bertanggungjawab atas perbuatan mamanya, ini kisah Senja dan Langit yang berusaha untuk menerima takdirnya...