Empat puluh satu🖤

795 59 2
                                    

Jingga mendapati dirinya sendirian dirumah, ia bahkan tidak tau kemana papa dan mamanya Angkasa pergi pagi-pagi seperti ini.

"Apa mereka nyiapin pesta pernikahan buat saya sama Langit ya?". Ucapnya tersenyum sendiri.

"Kayanya Langit udah jatuh cinta deh sama saya, ngga mungkin dia gampang banget di bujuk".

"Emang ya, kecantikan Jingga ngga pernah ada yang bisa ngalahin". Suara ketukan pintu menghentikan khayalan Jingga dan ia mendapati dua orang polisi berada didepannya.

"Maaf pak, cari siapa ya?".

"Atas nama Jingga?". Wajah Jingga terlihat kaget.

"Saya sendiri pak, ada apa?".

"Anda saya tahan atas tuduhan kekerasan terhadap ibu senja dan ancaman pembunuhan pada saudara bernama bulan". Jingga terlihat ingin kabur tapi dengan tanggap dua polisi itu memborgol tangannya.

"Ngga pak, saya ngga salah, jangan tangkap saya dong, ini semua salah mama nya senja gara-gara dia adik saya mati".

"Diam!!".

"Pak lepasin saya, saya mau nikah loh pak, jangan ditangkap kasian Langit nanti nyari saya, pak lepasin!!!". Jingga berhasil dimasukkan kedalam mobil polisi, Langit dan Angkasa sengaja tidak ikut dalam penangkapan Jingga, karena mereka tidak mau Jingga tau jika mereka yang melaporkan nya.

Semalam, setelah bukti-bukti dari Angkasa dan Langit terkumpul, mereka langsung melaporkan nya pada polisi dan menyusun rencana agar tidak ketahuan.

Sekarang Langit dan Angkasa bisa bernapas lega karena Jingga sudah tertangkap, dengan begini Langit tidak harus menikahi Jingga dan bisa memulai hidup barunya dengan Senja.

"Thanks Sa, gue benar-benar makasih banget sama lo, lo bisa ngebantu gue menyelesaikan dua masalah sekaligus".

"Sama-sama bang, makanya ya jadi orang jangan bego-bego banget lah, sekarang kita udah bebas dan gue juga udah minta pihak polisi untuk bantu periksa kejiwaannya Tante Jingga".

"Tugas lo sekarang adalah, lo jemput senja, lo bawa pulang dia kesini, kalo sampe lo balik dengan tangan kosong, gue usir lo dari sini". Langit terkekeh mendengar celotehan adiknya.

"Doain gue ya".

"Pasti bang, good luck". Dengan semangat empat lima, Langit membawa mobilnya kearah rumah Aurora.

"Assalamu'alaikum mah".

"Walaikumsalam, nak Langit? Kok sendiri? Senjanya ngga ikut?". Pertanyaan mertuanya membuat Langit mengernyitkan dahinya bingung.

"Saya kesini mau jemput senja mah, semalam dia kesini kan?". Aurora menggeleng.

"Ngga nak, senja ngga kesini, kalo kamu ngga percaya periksa deh rumah mama". Wajah Langit berubah menjadi panik.

"Kalian lagi ada masalah? Kenapa senja bisa pergi dari rumah kamu?". Tanya Aurora lembut, ia tidak mau menghakimi menantunya, ia mewajari hal-hal seperti ini terjadi dalam bahtera rumah tangga anaknya.

"Ada sedikit kesalahpahaman mah, yaudah kalo gitu saya pamit cari senja dulu". Langit menyalami tangan Aurora.

"Kalo ngga kesini, bisa jadi Senja dirumah Mawar, coba kamu kesana ya nak".

"Makasih ya mah, assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam". Dengan langkah gontai Langit masuk kedalam mobilnya dan meminta alamat rumah Mawar pada Angkasa, untung saja Angkasa dengan cepat memberikannya tanpa banyak tanya.

Kurun waktu tiga puluh menit, Langit sampai didepan kontrakan kecil milik Mawar.

Setelah mengetuk pintu beberapa kali, sang empunya rumah membuka hati nya.

"Ada senja?". Tanyanya pada Mawar yang terlihat sedikit kagok.

"A-ada pak, silahkan masuk".

Langit mendapati senja yang tengah berdandan diruang tamu kontrakan mawar.

"Senja....". Panggilnya pelan.

"Kita pulang ya". Langit menatap mata senja yang terlihat sembab.

"Kamu tau dari mana saya disini?". Tanya Senja pelan.

"Mama.... maafin saya".

"Udah tau keputusan nya?". Langit mengangguk yakin.

"Kita mulai semuanya dari awal ya, Jingga sudah ditangani polisi, ngga akan ada lagi yang menghalangi kebahagiaan kita". Senja tersenyum tulus pada lelakinya.

"Bener?". Langit mengangguk, dengan wajah harunya senja memeluk Langit.

"Maafin senja ya mas Langit, maaf saya terlalu egois, maaf..". Senja merasa sangat nyaman berada dalam dekapan Langit, senja tidak mau tubuh nyaman lelakinya harus dimiliki wanita lain.

"Kita pulang ya, papa, mama dan Angkasa udah tunggu kita dirumah". Senja mengangguk pelan.

"Ekhem...udah baikan nih?".

Senja tertawa kearah Mawar.

"Ini semua karena lo war, ngga tidur semalaman ngebuat pikiran gue terbuka untuk masalah ini, makasih ya war, makasih untuk nasehat, untuk tumpangannya semalem, gue sayang banget sama lo". Mereka berpelukan didepan Langit yang ikut tersenyum menatap mereka.

"Aaaa senja, gue jadi terharu".

"Sayang Mawar".

"Sayang senja juga, walaupun sayangnya senja udah terbagi buat pak raja tapi tetep sayang senja kok".

Akhirnya senja dan Langit pamit pulang, mawar ikut senang melihat kebahagiaan mereka, mawar bersyukur sekali memiliki sahabat yang mau diberi masukan seperti senja.

"Bagaimana pun ego dalam pernikahan itu akan tetap ada, tapi gimana cara kita menyikapi semua itu, kita harus bisa lawan ego, jangan sampai kita kehilangan orang yang kita cinta cuma karena keegoisan". Gumam Mawar.

Langit terus menggenggam tangan Senja, ia bersyukur tangan mungil itu sudah berada diantara jemarinya kini dan ia berjanji tidak akan melepaskan gadis disampingnya ini.

"Maaf ya mas, ucapan saya semalem kayanya berlebihan banget, pake acara kabur segala".

"Ngga papa, saya makasih sama kamu, karena kamu saya dan Angkasa jadi punya banyak bukti untuk menghukum Jingga".

"Ngga akan nikah lagi kan?". Tanya Senja yang terdengar menggemaskan ditelinga Langit.

"Nikah sama kamu lagi aja gimana?".

"Ha? Kan udah nikah".

"Bulan madu yuk". Senja mencubit pelan tangan langit.

"Ih, udah berani ngajak bulan madu".

"Katanya mau kasih cucu yang banyak buat papa, nanti papa marah loh".

"Iya-iya, saya kan udah janji untuk ngasih semua nya sama kamu". Mereka saling menatap dan tersenyum.

"Saya cuma akan jadi laki-laki paling bodoh didunia kalo menyia-nyiakan wanita segemes kamu Nja".

"Dan saya akan jadi lelaki paling beruntung, jika saya bisa menyatukan kita dan menjadikan langit senja junior nantinya". Senja tersenyum malu kearah Langit, ia siap, sangat siap.

Mas, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang