Pukul sepuluh malam senja dan langit baru sampai dirumah, mereka memutuskan untuk tidak langsung tidur dan duduk di balkon kamar menikmati hembusan angin malam.
"Ngga nyangka ya mas, saya nikah sama kamu, melati sama Orion sahabat kamu dan kayanya mawar sama angkasa juga sama-sama suka, saya tuh ngebayangin kalo nanti kita udah punya anak terus anak kita sahabatan juga sama kaya orangtuanya, gemes deh". Celoteh senja sembari menatap bintang yang bersinar di langit malam.
"Saya juga ngga nyangka, kenapa bisa ketemu kamu".
"Nyesel ngga nikah sama saya?". Tanyanya menatap langit.
"Kok gitu tanyanya?".
"Jawab aja, barangkali saya terlalu sempurna untuk kamu gitu". Langit menggeleng mendengar balasan senja, wanitanya sudah banyak bercanda sekarang.
"Ngga ada yang perlu disesali".
"Ya wajar sih, ngga ada laki-laki yang mau menyia-nyiakan saya".
"Kok kamu jadi super pd gini sih?".
"Ngga papa didepan suami kok".
"Kemarin saya sempat baca mas, kalo mau nikah tuh banyak yang harus dibicarakan, tentang mau tinggal dimana, mau punya anak berapa, mau punya anak cewek atau cowok, mau langsung punya anak atau engga, dan masih banyak lagi, sedangkan kita tanpa membicarakan itu semua langsung nikah, makanya baru sekarang saya tanya kamu, biar kedepannya juga lebih jelas tujuan pernikahan kita itu gimana".
"Kita bisa bicarakan itu semua sekarang kan?". Tanya langit yang diangguki senja.
"Kamu mau punya anak berapa mas?".
"Eum...2?". Langit sedikit berpikir.
"Okey 2, cewek cowok?".
"Cewek aja deh, nanti kalo cowok ngalahin ketampanan saya".
"Dih kok PD". Mereka tertawa.
"Kamu sendiri gimana?".
"Saya mau punya 2 anak, satu cowok dan satu cewek biar yang satu mirip kamu satunya lagi mirip saya".
"Ngomongnya aku kamu aja kali ya biar lebih enak didenger?". Tawar senja.
"Senyaman nya kamu aja".
"Aku serius nih mau tanya, kalo misalnya suatu saat nanti aku divonis ngga bisa punya anak, apa yang akan kamu lakuin? Apa kamu bakalan ninggalin aku? Atau bertahan tanpa anak?".
"Ngga ada pertanyaan lain?". Senja mengambil alih tangan langit dan menggenggam nya.
"Dijawab aja suami ganteng ku".
"Tujuan saya menikah itu bukan untuk punya anak, karena yang terpenting adalah kebahagiaan, dengan atau tanpa anak yang penting saya tetap hidup sama kamu". Senja tersenyum simpul.
"Jadi jawaban kamu adalah tetap bertahan sama aku? Tapi kamu sering bahas anak loh mas, papa mama juga pasti kepengen punya cucu". Langit menelungkup wajah senja.
"Saya udah bilang, saya ngga mau kehilangan kamu, apapun yang terjadi kedepannya, kamu harus terus disamping saya terlepas dari planning kita yang mau punya anak 2, selagi kamu masih berada di pelukan saya, hidup saya udah cukup sempurna".
"Bisa so sweet juga kamu mas, jadi pengen peluk". Tanpa aba-aba Langit mambawa tubuh mungil Senja kedalam pelukannya.
"Makasih ya Nja, makasih kamu mau menjalani sisa hidup kamu bersama lelaki gengsi ini". Pelukan hangat langit membuat senja merasa sangat nyaman.
"Tidur disini aja yuk mas".
"Dingin".
"Aku udah nyaman kaya gini, anget".
"Saya yang kedinginan".
"Aku peluk deh". Senja melingkarkan kedua tangannya memeluk langit.
"Angin malam itu kan adem, dingin, tapi kamu tau ngga, kenapa kalo kelamaan kena angin malam bisa sakit?".
"Kenapa? Masuk angin?". Jawab langit asal.
"Karena sesuatu yang berlebihan itu ngga baik, termasuk dalam urusan mencintai, kalo kita terlalu cinta pasti sakitnya akan lebih parah tapi entah kenapa, kalo untuk mencintai kamu aku ngga mau setengah-setengah apalagi secukupnya , aku ngga mau, aku maunya sepenuhnya, Karena kamu hanya untuk aku, mas langit hanya milik senja". Langit tersenyum mendengar jawaban yang diberikan senja.
"Kamu tau ada berapa banyak bintang yang bersinar malam ini?". Tanya langit.
"Banyak banget lah mas, ngga ke hitung".
"Banyaknya bintang belum cukup untuk menjelaskan betapa bersyukurnya saya bisa memiliki kamu". Senja tersenyum malu.
"Gombal ya mas". Senja mencubit perut langit pelan.
"Emangnya kamu doang yang bisa gombal". Celetuk langit.
"Kita itu, dua orang yang sama-sama bersyukur karena saling memiliki dan aku harap kedepannya akan terus seperti ini".
Ditempat yang berbeda Orion mengantar melati pulang.
"Makasih ya Yon, gue masuk dulu". Orion mencekal pergelangan tangan melati yang baru saja ingin masuk kerumahnya.
"Selamat malam, selamat istirahat". Melati tersenyum menatap manik mata yang penuh ketulusan.
"Selamat malam juga, hati-hati dijalan". Dengan langkah seperti tidak ingin meninggalkan melati, Orion masuk kedalam mobilnya dan melambaikan tangannya.
"Kenapa gue jadi kaya ABG gini sih". Gumam Orion geleng-geleng dan tersenyum sendiri.
Angkasa juga mengantar Mawar pulang, mereka tidak berhenti bercanda disepanjang jalan, iya, angkasa sepertinya sudah bisa mengatur emosinya dan menerima kenyataan jika memang orion lah pelakunya, lagipula tidak semua orang pantas untuk disalahkan.
"Gue mah terserah lo war, lo maunya kapan, gue siap".
"Apaan sih lo pede banget, gue jawab iya juga engga".
"Ngga usah gengsi, yang ada nanti lo nyesel".
"Ngga usah ngeselin deh sa, udah malem loh ini".
"Ya trus kenapa kalo udah malem?
"Sa, lo mau gue tonjok ya?".
"Tonjok nih, kalo itu yang bisa bikin lo nerima gue".
"Selama ini gue ngga pernah bisa percaya sama keseriusan laki-laki, karena yang gue mau keseriusan itu adalah sebuah pernikahan bukan ikatan pacaran yang cuma main-main, ya jadi kalo lo emang serius ngomong aja sama nyokap gue". Mawar berbicara seperti ini tidak dengan menatap angkasa, ia membuang mukanya kearah jalanan malam, karena jujur saja, senyumnya tidak bisa hilang dari bibirnya sejak tadi bahkan sejak bersama angkasa.
"War...serius nih?". Angkasa menggenggam tangan mawar yang kosong.
"Ya itu sih terserah lo, intinya gitu". Mereka sampai didepan kontrakan mawar.
"Thanks Sa udah anterin gue balik, gue masuk dulu ya".
"Good night, mimpiin gue ya".
"Kalo gue mimpiin lo, jatohnya mimpi buruk ngga sih?". Mawar tertawa mendengar ucapannya sendiri.
"Jahat banget sama calon suami gitu ngomongnya".
"Calon suami? Sejak kapan?". Ucapnya salah tingkah.
"Yaaa sejak nanti...tunggu ya, bye mawar ku".
"Eww gewli".
...
Cuma mau kasih tau, sebentar lagi cerita ini selesai , mau sad ending atau happy ending?🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas, I'm Yours
RomanceGadis yang terpaksa meninggalkan kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan harus menikah dengan lelaki yang tidak dikenalnya karena bertanggungjawab atas perbuatan mamanya, ini kisah Senja dan Langit yang berusaha untuk menerima takdirnya...