Lima puluh delapan🖤

506 41 7
                                    

Hari ini langit memutuskan untuk tidak berangkat kekantor, sejak kemarin pagi dirinya mual dan merasa tidak enak badan.

Lihat saja sekarang, selesai solat subuh langit terus bolak-balik ke kamar mandi dengan wajah pucat pasi dan hal itu membuat senja sangat khawatir, ini pertama kalinya ia melihat langit sakit.

"Kerumah sakit aja yuk mas, aku ngga tega loh liat kamu mual-mual terus dari kemarin". Langit terus saja menggeleng, ini sudah ke berapa kalinya senja membujuk langit agar mau kerumah sakit.

"Saya cuma butuh istirahat".

"Iya tapi ke dokter dulu, biar tau sakit apa, terus dikasih obat, baru deh istirahat biar cepet sembuh".

"Ngga, saya ngga papa". Senja menghela napas pasrah, ia hanya mampu memijat kepala langit dengan pelan untuk menetralisir rasa pusingnya.

"Saya kerok aja deh". Senja bangun dari duduknya untuk mencari uang koin.

"Kerok?". Dahi langit berkerut bingung.

"Iya, biar mendingan, kayanya kamu masuk angin".

"Kerok tuh apa? Diapain?". Senja melongo.

"Kerok loh mas".

"Saya ngga pernah dikerok, apa itu kerok?".

"Itu yang badannya pake minyak kayu putih trus dikerok pake koin biar anginnya keluar".

"Emang bisa?".

"Mau ketawa dosa, ngga ketawa tapi ini lumayan lucu". Gumam Senja sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gini deh mas, sembari saya cari koin kamu searching di google tentang kerok itu apa". Senja menghilang dari penglihatan langit untuk mencari koin, setelah menemukannya ia langsung duduk dibelakang langit.

"Buka dulu bajunya". Langit hanya menatap Senja dengan tatapan sedikit takut.

"Mas, nurut kata istri ya, aku yakin pasti langsung sembuh".

"Bener?".

"Iyaaaaaa"

Langit membuka bajunya dan senja mulai mengerok badan langit dengan pelan.

"Geli Nja".

"Iya tahan sebentar aja".

"Kalo abis dikerok masih mual, kita ke dokter ngga ada penolakan lagi".

"Loh tadi kamu bilang bisa langsung sembuh".

"Kan aku bilang kalo mas".

"Terserah kamu deh".

Benar saja, setelah senja kerok langit merasa badannya agak enakan.

"Beneran udah enakan? Masih pusing ngga?".

"Saya udah sembuh".

"Yaudah, aku mau buat sarapan, aku tinggal dulu ya".

"Saya mau puncake".

"Tumben". Gumam Senja.

"Tiba-tiba saya kepengen puncake". Ucap langit dengan wajah polosnya, tetapi sangat terlihat menggemaskan Dimata senja.

"Oke suami ku sayang, ditunggu ya".

'Kaya orang ngidam'. Gumam Senja.

Senja mengambil ponselnya yang berbunyi diatas nakas dan membawanya ke dapur.

"Halo Mel, ada apa nih pagi-pagi pengantin baru udah nelpon? Mau cerita semalem ngapain aja? Udah hafal lah gue".

"Apaansi Nja, bikin gue salting aja lo, eum...maaf ya nja, gue ganggu lo pagi-pagi".

Mas, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang