Langit masuk kedalam kantornya dengan rambut dan pakaian yang acak-acakan, tidak ada senyum dan sapaan yang di balasnya dari para karyawan.
Angkasa yang menyadari hal itu langsung menghampiri langit.
"Bang, yang bener aja lo ngantor penampilan lo kaya preman, lo kenapa sih? Ada masalah?". Tegur angkasa.
"Keluar sa".
"Lo ngga bisa ngelak kalo lo lagi ada masalah bang, Kenapa? Mama desak lo sama senja untuk kasih mereka cucu kan?". Tebak angkasa tepat sasaran.
"Gue ngga bisa kasih mereka cucu". Angkasa mengernyitkan dahinya bingung.
"Maksud lo apa bang?".
"Cuma ada kemungkinan 40% untuk gue bisa punya anak".
"Ngga, gue ngga percaya bang, becanda kan lo?". Langit tertawa sinis.
"Gue juga maunya engga percaya, tapi ini kenyataannya".
"Terus senja gimana?".
"Gue suruh dia tinggalin gue".
"Gue yakin senja ngga segampang itu buat ninggalin lo".
"Percuma sa, dia ngga dapet apa-apa kalo tetep sama gue".
"Cinta bang, dia punya cinta yang lu sendiri tau kalo cintanya dia tulus sama lo".
"Tapi gue takut sa...gue takut ngga bisa bahagiain dia, jadi mendingan dia cari cowok lain yang bisa bahagiain dia".
"Lo kenapa makin tua makin bego sih bang? Harusnya gimanapun juga lo yang berusaha buat bahagian dia, bukan lo lepas tanggungjawab, gue tau bang, mungkin kenyataan ini masih belom bisa lo terima tapi jangan segampang ini ngambil keputusan, gimana kalo senja beneran pergi? Ngga bisa bayangin gue, gimana hidup lo tanpa senja nanti".
Langit hanya memandang kearah jalanan yang ramai dari jendela besar ruangannya dengan memijat kepalanya yang terasa sakit, apa yang dikatakan angkasa memang benar, ia juga tidak bisa membayangkan jika dirinya hidup seorang diri tanpa sosok senja disampingnya.
'Dalam hidup, kita memang harus merelakan seseorang untuk bahagia, kita ngga bisa memaksa oranglain untuk stuck di kita tanpa merasakan kebahagiaan, tapi kita juga harus tau, dimana sumber kebahagiaan orang itu'. Batin author yang lagi galau.
Tepat pukul tujuh malam langit baru sampai rumah, ia menyusuri ruang tamu, ruang makan juga kamarnya yang sepi, tidak ada tanda-tanda akan keberadaan seseorang disana, ia jadi bertanya-tanya 'Apa senja sudah benar-benar meninggalkan nya?'.
Langit bodoh, dirinya yang menyuruh senja pergi tapi dirinya yang merasa kehilangan, tapi ada sesuatu yang harus ia sampaikan pada senja detik ini juga, senja harus tau sesuatu yang hanya langit yang tau.
Ia terduduk di sofa ruang tamu dan mengusap wajahnya kasar.
"Kamu dimana Nja....". Gumamnya pelan.
Langit merasakan seseorang mengusap bahunya, ia menengok dan mendapati mamanya disana.
"Mah...".
"Nak...". Langit memeluk mamanya.
"Maafin aku mah, aku udah buat senja pergi lagi".
"Mama yang salah, mungkin mama terlalu memaksa kalian, tadi sebelum senja pergi dia titip surat untuk kamu". Langit mengambil sepucuk surat dari tangan mamanya.
Ia membukanya secara perlahan.
Langit ku.
Terimakasih untuk semua yang udah kamu kasih ke aku, perhatian, waktu, bahkan cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas, I'm Yours
RomanceGadis yang terpaksa meninggalkan kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan harus menikah dengan lelaki yang tidak dikenalnya karena bertanggungjawab atas perbuatan mamanya, ini kisah Senja dan Langit yang berusaha untuk menerima takdirnya...
