Setelah dirawat tiga hari Galaksi sudah diperbolehkan pulang, bahkan sedari tadi dirinya terus menghubungi Senja untuk menagih janjinya.
Senja yang baru saja selesai mandi, mengangkat telponnya yang terus saja berbunyi.
"Halo Senja, hari ini aku udah boleh pulang, aku jemput kamu dirumah ya". Antusias Galaksi.
"Eh? Jangan, kita ketemuan aja ditempat biasa ya".
"Oh, oke".
Senja tidak mungkin meminta Galaksi untuk menjemputnya dirumah Langit, hari ini biar Senja sendiri yang akan menjelaskan semuanya pada Galaksi.
Senja bersiap untuk pergi menemui Galaksi dan tidak lupa berpamitan pada Langit yang kamarnya masih tertutup.
"Mas Langit, saya pamit dulu ya". Ucap Senja pada sang empunya kamar yang belum juga membukakan pintunya.
Langit sudah bangun, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang tidak mau membiarkan Senja pergi bersama Galaksi.
"Apa saya ikutin mereka ya?". Gumamnya.
Langit mengambil keputusan untuk mengikuti Senja dan Galaksi, Langit hanya ingin memastikan gadis itu baik-baik saja.
Senja dan Galaksi memutuskan untuk pergi ketempat yang sering mereka kunjungi semasa masih pacaran.
"Disini, pertama kali kita ketemu". Senja tertawa kecil mendengar penuturan Galaksi.
"Iya, terus kamu langsung minta nomer aku tanpa basa-basi lagi".
"Kalo saat itu aku ngga minta nomer kamu, mana mungkin kita bisa jadian".
Mereka duduk diantara bunga-bunga indah yang bermekaran.
"Aku selalu bahagia disamping kamu Senja".
"Itu dulu, sekarang kamu harus bahagia untuk diri kamu sendiri".
"Beneran nih ngga ada lagi ruang buat aku?". Senja menggeleng pelan.
"Kalo kamu udah tau semuanya, aku harap kamu ngerti ya". Senja menatap Galaksi ragu, satu sisi Galaksi baru saja siuman tapi satu sisi lagi ia tidak mau menutupi statusnya yang sudah menikah.
"Aku sudah menikah". Galaksi menatap Senja tidak percaya.
"Kamu tuh sekarang suka bercanda ya?". Elak Galaksi.
"Aku serius, dan aku mohon sama kamu ini adalah terakhir kalinya kita pergi berdua, aku ngga mau nyakitin hati suami aku".
"Tapi kamu nyakitin hati aku Senja".
"Aku tau, aku juga ngga mau pisah sama kamu Galaksi, tapi ini memang takdirnya, kita ngga berjodoh".
"Oke, hari ini ijinin aku untuk bahagia sama kamu". Senja sedikit tersenyum.
'Siapapun yang menjadi suami kamu, aku harap dia adalah orang yang beruntung memiliki kamu, Senja'. Batin Galaksi.
Disisi lain, Langit gagal untuk mengikuti Senja, tiba-tiba saja pihak kantor menelponnya dan ada meeting mendadak.
"Lesu banget Lo hari ini? Berantem sama bini Lo?". Tanya Orion, temannya.
"Hari ini masih ada jadwal lagi?". Balik tanya Langit.
"Banyak, kan Lo ngga masuk kemarin".
"Btw, istri Lo gue liat-liat cakep juga ya". Goda Orion, seketika wajah Langit memerah.
"Maksud Lo apa?".
"Santai bro, gue tau walaupun istri Lo sekarang itu cuma pengganti, tapi gue yakin, Lo ngga mungkin ngga jatuh cinta sama dia". Langit mengerutkan keningnya.
"Ngomong apaan si Lo".
"Baru seminggu lebih aja Lo nikah, Lo udah uring-uringan gini, gue yakin nih Lo tuh lagi tahap awal-awal jatuh cinta lagi. Gue kenal Lo udah lama ya, jadi gue udah hapal gerak-gerik Lo". Orion menepuk bahu Langit sebelum pergi meninggalkan Langit sendiri diruangan nya.
"Apa iya Gue bakalan jatuh cinta sama dia?". Gumam Langit.
...
Senja mendapati Langit yang tertidur di sofa, ia berusaha untuk membangunkan lelaki itu dan menyuruhnya pindah kekamarnya.
"Mas, kamu kok tidur disini?". Langit melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
"Saya kira kamu ngga pulang". Langit berlalu begitu saja meninggalkan Senja yang merasa bersalah.
Senja tau dirinya pulang kemalaman, tapi Senja punya alasan kenapa baru sampai rumah jam segini.
Senja menghela napasnya pelan dan pergi kekamarnya untuk istirahat, biar saja urusan Langit besok ia selesaikan.
'maafin Senja ya mas Langit, hari ini Senja nakal pulang malem'. Batinnya bergurau.
Lagipula aneh sekali lelaki itu menunggu nya hingga tertidur di sofa seperti tadi, padahal Langit bisa tidur di kamarnya tanpa menunggu Senja pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas, I'm Yours
RomanceGadis yang terpaksa meninggalkan kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan harus menikah dengan lelaki yang tidak dikenalnya karena bertanggungjawab atas perbuatan mamanya, ini kisah Senja dan Langit yang berusaha untuk menerima takdirnya...