Sembilan belas

1.1K 84 4
                                    

Ponsel Angkasa yang berada dimeja makan berdering sempurna, membuat Langit dan Senja ikut menoleh, ia segera mengangkatnya.

"Halo?".

"Selamat pagi pak, saya dari kepolisian ingin melaporkan tentang kejadian kebakaran dicafe Lavender kemarin".

"Iya pak, bagaimana? Sudah ditemukan siapa pelakunya?". Tanya Angkasa pada pak polisi disebrang sana.

"Saya sudah menangkap dua orang pelakunya, mereka mengakui jika mereka adalah orang suruhan dari saudara yang bernama Galaksi".

"Oke baik pak, saya mohon untuk segera diurus kasusnya ya pak, terimakasih".

"Sama-sama pak".

"Pihak kepolisian udah nangkep pelakunya bang, dia bilang kalo pelakunya adalah orang suruhannya... Galaksi, Lo kenal siapa Galaksi?". Senja menggeleng tidak percaya.

"Galaksi? Ngga mungkin". Gumam Senja.

"Sekarang kita kekantor polisi, kita urus semuanya". Tegas Langit.

"Tapi mas...".

"Kenapa?". Tatapan Langit begitu dingin pada Senja.

"Galaksi orang baik mas, ngga mungkin dia sejahat ini". Elak Senja.

"Orang yang kamu anggap baik belum tentu baik dan saya ngga mau mendengar pembelaan apapun dari siapapun itu". Langit keluar dari rumahnya diikuti Angkasa yang tidak mengerti dengan permasalahan mereka.

Senja berlari kekamarnya untuk mencoba menghubungi Galaksi, Senja benar-benar tidak menyangka jika Galaksi bisa melakukan hal senekat ini.

Galaksi tidak sama sekali menjawab telpon dari Senja, bahkan pesannya pun tidak dibaca.

Senja memutuskan untuk menelpon Mawar dan Melati untuk datang kerumah Langit sekarang juga dan ia memutuskan duduk diruang tamu menunggu kedua temannya.

"Nja, Lo kenapa nangis?". Tanya Melati yang sudah duduk disamping Senja, diikuti Mawar dibelakangnya.

"Kenapa Lo keliatan kaya orang bingung gini si? Ada apa? Coba cerita". Timpal Mawar.

"Yang ngebakar cafe ternyata orang suruhannya Galaksi".

"Hah?!! Kok bisa?". Kaget Melati.

"Gue ngga percaya kalo Galaksi yang ngelakuin ini semua, ngga mungkin kan?".

"Iya sih, lagian kan Galaksi di singapura mau fokus pengobatan, aneh deh". Timpal Melati.

"Lo dapet informasi ini dari mana?". Tanya Mawar.

"Dari kepolisian, mas Langit sama Angkasa lagi kesana buat nanganin kasus ini".

"Kalo udah dari kepolisian berarti itu akurat, gue ngga nyangka Galaksi senekat ini". Balas Mawar dengan gelengan.

"War, Lo kan tau Galaksi itu orang baik, dia ngga mungkin ngelakuin ini". Elak Senja.

"Senja, orang kalo udah di butain sama cinta bisa ngelakuin apa aja, termasuk ngebakar cafe, bahkan bisa lebih dari itu". Melati mengangguk membenarkan ucapan Mawar.

"Gue yakin, Galaksi masih ngga terima kalo Lo udah nikah, dia pasti cemburu". Ucap Melati.

"Kalo dia ngga terima sama semua ini, dia bisa bales dendam sama gue, jangan bawa-bawa orang terdekat gue, gue ngga mau ribut sama mas Langit karena hal ini".

"Udah ya, kita bakal bantu Lo buat cari kebenarannya, Lo ngga boleh ngecewain pak Raja, Lo harus terima kalo semua ini emang ulahnya Galaksi".

"Dan inget, Lo harus terima apapun keputusan pak Raja, dia suami Lo Nja, Lo harus bisa support dia apalagi saat keadaan kaya gini. Lupain Galaksi, biar ini jadi urusan gue sama Melati".

...

Senja kebingungan dengan Langit yang tidak kunjung pulang dari kantor polisi, bahkan ini sudah jam sepuluh malam, Senja khawatir dengan lelaki itu karena kata mamanya lelaki itu tidak ada disana dan seperti biasa, ponselnya tidak aktif.

"Kamu kemana sih mas?". Gumam Senja khawatir.

Senja mengambil jaket di lemarinya dan keluar dari rumah untuk mencari Langit, ia menyusuri disekitar lingkungan yang ia tinggali, tidak ada tanda-tanda ada orang disini, sepi.

Senja mendudukkan dirinya di taman komplek, suasana angin malam yang begitu sejuk membuat matanya terpejam.

Tangan kekar seseorang yang menutup mulutnya membuat Senja kesulitan bernapas.

"Lep....pas". Senja berusaha untuk memukul seseorang yang sekarang menggendong dirinya dan memasukkan dirinya ke mobil.

Senja kaget melihat Galaksi yang membawanya.

"Galaksi?".

"Hai Senja, akhirnya kita ketemu lagi". Galaksi memberikan senyum terbaiknya pada Senja.

"Kamu ngapain bawa aku kaya penculik? Lagian bukannya kamu diluar negeri?". Banyak sekali pertanyaan yang ingin Senja tanyakan pada lelaki didepannya.

"Aku emang culik kamu, ah engga lebih tepatnya aku mau bawa kamu ketempat yang bisa buat kamu bahagia". Senja menggeleng tidak mengerti.

"Turunin aku sekarang!!".

"Ngga bisa, kamu harus pergi sama aku, ketempat yang hanya kita berdua yang tau, kita akan bahagia disana Senja".

"Nggak!! Turunin aku Galaksi!!". Teriak Senja.

"Diem atau aku akan berbuat nekat sama kamu?!!!". Gertak Galaksi.

Mas, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang