Empat puluh lima🖤

658 42 2
                                    

Senja dan Langit memasuki club yang masih sepi pengunjung, iya karena hari masih pagi dan hanya ada beberapa orang disana.

"Permisi mas".

"Iya mba, ada apa? Ada yang bisa kami bantu?".

"Jadi gini mas antara dua mingguan yang lalu temen saya ada yang kecelakaan disini, jika mas nya berkenan untuk membantu kami, boleh kami cek cctv nya?". Tanya Senja dengan sopan.

"Maaf mba, bukannya kami tidak mengijinkan tetapi club ini tidak memasang cctv". Jawab seorang barista cowok yang membuat langit sedikit kaget.

"Club sebesar ini tidak memasang cctv?!!". Senja menggenggam tangan Langit yang terlihat emosi.

"Maaf mas tapi memang benar disini tidak memasang cctv, boleh di cek sendiri jika mas nya ngga percaya dan hanya ada daftar tamu disebelah sana". Barista itu menunjukkan ke arah pojok club.

"Kalo gitu, boleh kami cek daftar tamu nya?".

"Silahkan mba". Senja mengajak langit kearah pojok dan mulai membuka buku tamu nya.

"Dua Minggu yang lalu itu tanggal 6 dan melati bilang pulang kerja dia kesini, biasanya melati pulang jam berapa mas?".

"Melati banyak ambil lembur belakangan ini, kira-kira pulang jam 8 malam".

"Oke, berarti tanggal 6 sekitar jam 8 malam".

Satu persatu nama terdeteksi oleh mereka dan senja menemukan nama melati berjarak enam baris dengan Orion.

"Mas...". Senja dan Langit saling menatap, seakan apa yang ada dipikiran mereka sama.

"Kemarin melati bilang sama saya kalo dia pertama kali kesini diajak sama Orion dan kedua kalinya dia pergi sendiri tanpa Orion tapi disini ada nama Orion yang jam nya juga ngga beda jauh sama kedatangan melati".

"Tapi ngga mungkin Orion, saya kenal dia...".

"Ngga ada salahnya kita tanya dia kan mas?". Perlahan langit mengangguk dan mereka pergi setelah mengucapkan terimakasih pada barista tadi.

Mereka memasuki mobil dan bergegas ke kantor Langit.

"Saya bener-bener ngga habis pikir kalo Orion yang melakukannya". Ucap langit memijit kepalanya pening.

"Belum tentu mas, kita tanya dia baik-baik, kalo emang dia lelaki baik pasti dia akan bertanggungjawab".

Sesampainya di kantor Langit berjalan cepat dengan tangan yang tidak lepas dari genggaman senja.

Ia langsung menyuruh sekretaris nya untuk memanggil Orion keruangan nya.

"Tenang ya mas, saya ngga mau kamu pake emosi, karena belum tentu pelakunya Orion".

Suara ketukan pintu diluar membuat langit menyuruhnya masuk.

"Silahkan duduk".

"Ada apa?". Tanya orion.

"Jawab jujur Yon, dua Minggu yang lalu lo pergi ke club delmos?". Interogasi langit.

"Apaan sih, ini masih jam kerja loh, kok lo nanya yang enggak-enggak gini, lagian itu kan privasi gue".

"Jawab pertanyaan gue". Gertak langit.

"Itu bukan urusan lo".

"Jawab pertanyaan gue Orion!!!". Senja menahan tubuh langit yang mulai emosi.

"Iya, gue emang sering ke club delmos".

"Kamu yang ajak melati kesana?". Orion mengangguk pelan menjawab pertanyaan senja.

"Apa yang kamu lakukan di sana pada malam itu?". Senja bertanya dengan hati-hati, tidak bisa bertanya perihal privasi seperti ini dengan emosi.

"Minum dan....". Orion menggantungkan kalimatnya dan menatap kearah senja dan Langit dengan ragu.

"Dan apa? Apa yang kamu lakukan dengan melati disana? Kamu bisa jelasin semuanya sama kita". Orion masih terlihat ragu.

"Selama ini ngga pernah ada yang gue tutupin dalam persahabatan kita, jujur sama gue Yon". Ucap langit.

"Tapi...".

"Lo nggak percaya sama gue?".

"Bukan gitu, tapi gue... Gue ragu buat cerita ini".

"Melati hamil, dua Minggu setelah pulang dari club delmos dan saya sama mas langit udah kesana buat cek daftar tamu, di malam yang sama kamu dan melati ketemu kan? Tolong...pelan-pelan kamu ceritain sama kita ya, biar sama-sama kita bisa cari jalan keluarnya". Wajah Orion terlihat kaget setelah mendengar melati hamil.

"Melati hamil?".

"Iya dan kita lagi cari siapa yang memperkosa dia malam itu, ngga akan ada hukuman, kita cuma mau pelakunya bertanggungjawab udah itu aja".

"Oke gue cerita...jadi malam itu gue kesana karena ngeliat melati jalan sendiri kesana sambil nangis dan acak-acakan, gue takut ada sesuatu yang buruk bakalan terjadi sama dia apalagi dalam keadaan dia hancur kaya gitu, jadi diem-diem gue ikutin dia, dari jauh gue perhatiin dia, dia minum banyak banget sampe akhirnya dia ngeliat gue dan nawarin gue minum, setelah itu gue ngga tau apa yang terjadi, paginya gue sama Melati udah ada didalam hotel tanpa sehelai baju pun, pas gue sadar gue langsung pergi ninggalin melati sendiri, gue tau gue bodoh, gue yang berniat ngejaga dia malah gue yang ngerusak dia, tapi itu semua diluar kendali gue". Orion menatap senja dan Langit malu, tetapi mereka memang harus tau tentang ini.

"Tapi gue udah janji sama diri gue sendiri, kalo terjadi apa-apa sama melati gue bakalan bertanggung jawab, walaupun gue tau itu sebuah ketidaksengajaan yang gue sama dia juga ngga mau terjadi".

"Kamu siap untuk menikahi melati secepatnya?". Tanya Senja yang lagi-lagi diangguki Orion.

"Gue ngga nyangka, tapi gue hargain kejujuran lo". Ucap Langit.

"Gue minta maaf".

"Secepatnya gue akan jujur perihal ini sama melati dan makasih karena kalian ngga menghakimi gue".

"Setiap orang pasti pernah berbuat salah, dan saya mohon sama kamu untuk menjaga melati dan bayi nya dengan sebaik-baiknya, jadi suami yang baik untuk sahabat saya ya".

"Thanks Nja, gue rasa langit beruntung banget punya istri kaya lo".

...

Mau sampe part berapa bestie?

Mas, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang