Tiga puluh enam🖤

921 58 1
                                    

Happy reading gaisss🖤
...

Langit dan Angkasa pergi keluar mencari makan, ini saatnya Mawar yang menjaga Senja, iya ini adalah hari ketiga Senja kritis, belum ada tanda-tanda wanita ini akan bangun dari tidur panjangnya.

"Pagi nja, apa kabar? Bangun dong". Mawar berbicara seolah yang diajak berbicara bisa mendengar nya.

"Gue mau cerita sama lo nja, kalo gue sama Angkasa udah tau siapa penyebab lo kaya gini, tadinya gue mau ajak lo buat main peran, untuk pura-pura ngga tau kalo Jingga adalah pelaku dibalik semua ini, dia jahat nja, dia mau ngancurin rumah tangga lo, terlebih dia mau ngancurin lo, tapi lo tenang aja gue sama Angkasa ngga akan ngebiarin hal itu terjadi karena kita berdua adalah tim pemersatu Senja Langit".

"Nja,bangun yuk, ada banyak hal yang harus gue ceritain sama lo, tentang Melati nja,kemarin dia dateng dan bilang dia hamil, dia diperkosa sama orang yang dia sendiri ngga tau siapa, kasian dia nja, lo harus sadar, kita harus bantu Melati, kita harus cari siapa cowok brengsek yang udah kaya giniin Melati, lo ngga mau kan ngeliat sahabat lo menderita? Nja, bangun...".

Satu jari Senja bergerak pelan dan itu membuat Mawar kaget.

"Senja? Tangan lo gerak?".

"Dokterrrr, tangannya gerak dok".

"Biar saya periksa dulu ya". Mawar mundur selangkah dan membiarkan dokter memeriksa keadaan Senja, senyumnya tidak mampu ia sembunyikan, Senja nya akan sadar?.

Perlahan tapi pasti, Mawar bisa melihat mata Senja yang akhirnya terbuka sempurna.

"Kondisinya sudah cukup stabil, Alhamdulillah ibu Senja sudah melewati masa kritisnya". Jelas dokter.

"Kalo gitu saya tinggal dulu ya".

"Alhamdulillah makasih dok". Mawar mendekat kearah Senja.

Mawar memeluk tubuh Senja pelan, Mawar sangat bersyukur akhirnya Senja sadar.

"Senja, akhirnya lo sadar nja, gue takut lo kenapa-napa".

"Gue dimana?".

"Lo dirumah sakit Nja, tiga hari yang lalu lo kecelakaan".

"Kecelakaan?". Tanya Senja.

"Kemarin lo baru aja pulang dari rumah Tante Alula, terus dijalan kalian kecelakaan karena rem mobilnya blong". Beritahu Mawar.

"Kalian?". Bingung Senja.

"Nja, lo beneran ngga inget?". Senja menggeleng pelan.

"Tapi lo tau kan gue siapa?".

"Masa gue lupa sama sahabat gue sendiri, Melati mana?". Tanyanya yang membuat Mawar menghembuskan napasnya lega.

"Untung deh kalo lo masih inget gue, tapi lo inget sama suami lo kan?".

"War, ngga usah bercanda, gue belom nikah". Mawar terbengong mendengar penuturan Senja.

"Ada yang ngga beres nih sama Lo".

Seketika Langit dan Angkasa yang baru memasuki ruang rawat terkejut dengan Senja yang sudah bangun dari kritisnya.

"Senja...". Langit meletakkan makanannya di nakas dan memeluk Senja erat.

Senja melepaskan pelukan Langit dan merasa tidak nyaman dipeluk lelaki yang tidak dikenalnya.

"Ih siapa sih? Main peluk-peluk aja". Langit mematung mendengar ucapan Senja.

Angkasa memberi kode pada Mawar, apa yang terjadi pada Senja dan Mawar hanya menggeleng menjawabnya.

"Kamu ngomong apa barusan?".

"Kamu siapa?". Senja menjauh sedikit dari tubuh Langit.

"Saya Langit, suami kamu".

"Tuh kan aneh, jangan ngaku-ngaku ih serem deh, saya itu belom nikah".

"Gue panggil dokter dulu ya, ada yang ngga beres sama Senja". Angkasa keluar memanggil dokter lagi.

"Ada apa?". Tanya dokter yang menangani Senja tadi.

"Dok, ini kenapa Senja tiba-tiba lupa ingatan ya? Dia inget saya, tapi dia ngga ingat sama suaminya". Ucap Mawar.

"Oke sebentar ya saya periksa lagi". Setelah memeriksa Senja, dokter menatap Langit cukup lama.

"Saya mau bicara sebentar dengan pak Langit, saya tunggu diluar ya". Langit mengangguk dan mengikuti langkah dokter.

"Ada apa dok? Sebenarnya Senja kenapa?".

"Karena benturan yang lumayan keras hal itu menyebabkan ibu Senja kritis dan lebih parahnya lagi dia mengalami amnesia sementara".

"Terus gimana dok? Ingatannya bisa pulih seperti semula kan?".

"Saya rasa bisa, jika perlahan pak Langit membantunya untuk mengingat lagi, karena saya rasa amnesianya tidak terlalu parah". Langit memijat kepalanya pelan, kenapa harus seperti ini Nja?.

"Baik dok, terimakasih".

"Sama-sama,saya permisi". Langit masuk lagi kedalam ruangan Senja, ia menatap Senja yang tengah menatap dinding rumah sakit.

"Nja, saya ini suami kamu". Langit duduk dikursi dekat Senja dengan wajah sendu nya.

"Kamu mau ngaku jadi suami saya juga?". Tanya Senja menunjuk Angkasa yang sedari tadi hanya memperhatikannya.

"Ngga ngga, gue Angkasa Nja, adik ipar lo".

"Sebenarnya kalian siapa sih?".

"Nja Lo tenang ya, jadi tuh pak Raja...".

"Pak Raja siapa lagi?".

"Maksud gue pak Langit ini adalah suami lo dan Angkasa ini adiknya pak Langit yang otomatis jadi adik ipar lo".

"Lo ngga bohong kan?".

"Gue jujur". Senja menatap mata Langit yang menyiratkan kerinduan mendalam, Senja tidak bisa langsung percaya pada Mawar tapi entah mengapa Senja ikut merasakan rindu yang entah pada siapa, jantungnya berdebar kala menatap Langit.

"Boleh saya peluk kamu?". Tanya Langit yang perlahan diangguki Senja.

Aneh, sekarang Senja merasa nyaman didalam pelukan lelaki itu, merasa rindunya telah terbayar.

"Maafin saya nja, maafin saya". Lirih Langit.

Mas, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang