✧0.7✧

1.8K 194 5
                                    

Jihan mengajak Jisung ke sebuah taman yang tak jauh dari penginapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihan mengajak Jisung ke sebuah taman yang tak jauh dari penginapan. Taman itu memiliki ayunan dan menghadap langsung ke pemandangan pantai.

"Kau sering kemari?" tanya Jisung.

Jihan mengangguk, "aku kemari jika merindukan ibuku atau jika sedang marah pada ayahku," jawab Jihan.

"Kau pernah marah pada ayahmu? Ku kira kau selalu baik-baik saja," ucap Jisung.

"Tidak semua yang kita jalani selalu terlihat atau terasa baik," kata Jihan yang diangguki Jisung.

"Ya, meski aku sering marah pada ayahku. Aku tetap menyayanginya, karena dia yang mengurusku, menjagaku, dan selalu bersamaku saat aku terbangun di malam hari karena mimpi buruk."

Jisung sedikit iri, meski saat kecil Jisung merasakan yang Jisung ceritakan. Tapi itu tidak bertahan lama, karena ayahnya yang tiba-tiba saja berubah.

"Bagaimana denganmu?" tanya Jihan.

"Aku? Hmm... aku tidak terlalu ingat momen apa yang aku lakukan dengan ayahku," ucap Jisung bohong.

"Sayang sekali."

"Itu memang sangat disayangkan."

"Ah, kau tahu? Saat aku marah atau memiliki masalah. Aku akan pergi mencara pemandangan indah dan udara segar."

"Lalu?"

"Aku berdiri menghadap pemandangan itu, lalu aku menarik napas dalan dan membuangnya secara perlahan. Seperti ini..."

Jihan berdiri, lalu menarik napasnya dan membuangnya perlahan.

"Hah."

"Cobalah," ujar Jihan.

Jisung berdiri, menarik napasnya dan membuangnya perlahan.

"Hah... menenangkan."

"Benar, kan?"

Jisung mengangguk.

"Itu lebih baik daripada harus menyakiti diri sendiri atau melampiaskannya pada orang lain," ucap Jihan.

"Benar, masalah yang dihadapi dengan amarah tidak akan pernah selesai semua akan semakin rumit," balas Jisung.

"Lalu bagaimana caramu menghadapi masalah?" tanya Jihan tiba-tiba.

"Aku hanya tersenyum," jawab Jisung sembari menatap bintang.

"Tersenyum?"

Jisung mengangguk.

"Karena aku sudah berjanji pada ibuku untuk selalu tersenyum."

"Dan tersenyum juga membuat seseorang lebih manis," lanjut Jisung.

Jihan langsung menyentuh pipinya yang terasa panas dan jika terlihat pipinya itu sudah cukup memerah.

Jisung tertawa pelan melihat Jihan yang salah tingkah.

His SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang