Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sedari tadi, Tiffany pusing dengan kelakuan Jisung. Pemuda itu berkeliling rumah dan tak jarang dia menyapa beberapa boneka dan lukisan di rumah.
"Kau sedang apa? Eomma pusing melihatmu," tegur Tiffany.
"Aku bosan," Jisung mendudukkan dirinya di sofa.
"Baru satu hari kau istirahat, bagaimana jika kau istirahat selama seminggu?"
"Lebih baik daripada istirahat selamanya," celetuk Jisung yang langsung mendapat cubitan dari Tiffany.
"Jaga ucapanmu."
"Mianhae..."
Jisung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Jisung~a," panggil Tiffany.
"Eoh?"
"Tentang ayahmu..."
Jisung terdiam. Mungkin ini saatnya ia menceritakannya.
"Eomma... sudah lama bersahabat dengan ibuku, kan?"
Tiffany mengangguk.
"Sebenarnya..."
"Jisung~a, ada satu hal yang ingin eomma bicarakan juga denganmu."
"Mwo?"
"Kau duluan saja."
Jisung mengangguk.
"Saat kejadian itu ak-
"Jeno pulang!" seru Jeno. Namun, ia tidak pulang sendiri melainkan dengan Renjun, Haechan dan Chenle.
"Eomma, hari ini aku Renjun dan Haechan akan bekerja kelompok, nanti juga ada dia temanku yang akan datang eomma pasti tahu, dan Chenle katanya dia ingin bermain dengan Jisung," ucap Jeno.
"Ah ya sudah," jawab Tiffany.
Jisung langsung mengajak Chenle untuk ke kamarnya.
"Apa ada tugas dari sekolah?" tanya Jisung.
"Ey, kau baru saja sembuh. Kau juga baru selesai olimpiade, jangan pikirkan tugas sekolah pikirkan dulu tubuhmu itu," ucap Chenle.
"Geurae..."
"Apa yang akan kita mainkan?"
Jisung nampak berpikir, di kamarnya tidak ada permainan. Sampai ide terlintas di pikirannya.
"Kau tunggu disini, aku akan pergi ke Jeno hyung sebentar," ujar Jisung yang diangguki Chenle.
