✧0.3✧

2.4K 270 4
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahun Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari ulang tahun Jaemin. Jisung akan kembali keluar asrama, bersama ke-6 sahabatnya.

"Kau sudah siap Jisung?" tanya Renjun.

"Nee," jawab Jisung.

Mereka berangkat dengan taksi, Jeno dan Jaemin sudah berangkat duluan. Haechan dan Mark akan membeli kado untuk Jaemin. Dan tugas Chenle adalah memastikan cafè yang sudah di-booking. Terakhir tugas Jisung dan Renjun membeli sesuatu untuk mereka bertujuh.

"Jisung~a menurutmu bagus gelang atau cincin?" tanya Renjun.

Jisung nampak berpikir sejenak,"ah menurutku gelang saja, kalau cincin rasanya seperti... aniya."

"Benar juga," Renjun mengangguk.

Taksi berhenti di toko yang menjual banyak accesories.

"Menurutmu yang mana?"

"Warna silver bagus menurutku."

"Baiklah, ahjussi! Aku mengambil gelang yang berwarna silver," ucap Renjun.

Mereka sudah selesai membeli gelang tadi. Dan segera pergi ke cafè yang dituju.

Sesampainya disana mereka hanya melihat Haechan, Mark, dan Chenle.

"Dimana Jaemin hyung dan Jeno hyung?" tanya Jisung.

"Aku juga tidak tahu, seharusnya mereka sampai disini sebelum Chenle," ucap Haechan.

"Perasaanku tidak enak," ujar Renjun. Renjun orangnya memang sedikit sensitif dan peka. Tapi semoga saja itu hanya pikiran negatif Renjun.

"Kalian sudah menelponnya?" tanya Renjun sedikit tegang.

"Mereka tidak menjawab," jawab Mark.

"Telepon mereka lagi," ujar Chenle yang diangguki Mark.

Tut...

Maaf, nomor yang anda hubungi sedang tidak ak-

Mark langsung mematikan panggilan. Perasaan mereka semakin tidak baik.

Telepon Jisung bergetar menandakan panggilan masuk. Jisung langsung mengangkatnya dan sedikit menjauh dsri yang lain.

"Annyeong aedeul-i," ucap seseorang di sebrang sana.

"Mau apalagi kau?!" Jisung mengepalkan tangannya.

"Aku hanya ingin memberi tahumu sesuatu, tapi sebelum itu aku akan berpesan padamu, jaga orang terdekatmu itu putraku."

"Andwe! Mwohaneungoya?! A-appa?!"

Panggilan terputus, perasaan  Jisung semakin tidak enak.

"Jisung~a ayo cepat kita pergi!" ucap Chenle dengan panik.

"Wae geurae?!" tanya Jisung yang juga ikut panik.

His SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang