✧4.5✧

1K 153 17
                                    

Hari ini Jisung, Renjun dan Minhyuk berniat kembali ke Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Jisung, Renjun dan Minhyuk berniat kembali ke Seoul. Tapi Haechan dan yang lainnya tiba-tiba saja datang.

"Yak! Kau bahkan tidak mengajak kami liburan," kesal Haechan.

"Ini bukan liburan," elak Renjun.

"Lalu apa?" tanya Haechan.

"Jisung harus bertemu dengan temannya," kata Renjun.

Haechan mengangguk.

"Dimana Jisung?" tanya Mark.

"Dia ada di kamar," jawab Renjun.

Mark mengangguk dan pergi ke kamar.

Sementara itu, Jaemin dan Jeno hanya diam.

"Apa kalian tidak lelah? Simpan saja tas nya ke kamar, aku akan membeli makan siang," ucap Renjun.

Haechan, Jeno dan Jaemin masuk ke kamar yang dimasuki Mark tadi. Setelah meletakkan tas masing-masing, mereka tidak melihat Jisung dan hanya melihat Mark.

"Dimana Jisung?" tanya Jaemin.

Jeno sudah mengetahui jika Jaemin dan Jisung sudah berbaikan(?).

"DIAM!"

Mereka tersentak kaget saat mendengar suara teriakan dari teras kamar. Mereka mengikuti sumber suara itu dana ternyata itu adalah Jisung.

"Paman... apapun yang terjadi dulu aku sudah melupakannya. Bagaimanapun dia ayahku!"

"Benarkah?"

"Berhenti mengganggu keluargaku lagi..."

Terdengar suara kekehan di sebrang panggilan.

"Kau ingin bertemu ayah dan ibumu? Aku akan mengantarmu."

Jisung terdiam.

"Ah rupanya Jeongin belum memberitahumu ya..."

"Apa maksudmu?"

Tit...tit.

Panggilan terputus.

Jisung menatap ponselnya, selama ini dia masih tidak mengerti kenapa Sungjae masih mengganggunya. Bahkan sejauh ini dia belum pernah bertemu Sungjae secara jelas.

Jisung berniat kembali ke kamarnya.

"Kamchagiya!"

Jisung terlonjak kaget melihat Haechan, Mark, Jeno dan Jaemin yang ada di belakangnya.

"Kalian.."

"Kejutan!" seru Haechan.

Jisung tersenyum.

"JISUNG~A! AJAK YANG LAIN UNTUK MAKAN SIANG! PERJALANAN PULANG DITUNDA!" teriak Renjun.

"Aish, suaranya bisa terdengar sampai Seoul," ujar Haechan.

His SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang