✧5.3✧

1.1K 151 28
                                    

"Jie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jie..." panggil Jeno.

"Kalian disini?" tanya Jisung, lalu ia menatap Jeongin meminta penjelasan.

"Mereka yang menyuruhku mengatakan semua ini Jisung~a," jawab Jeongin.

"Jadi kalian sudah mengetahuinya?"

Baik Jeno, Renjun, Jaemin, Haechan dan Mark semua mengangguk.

"Sejak kau mengatakan jika kau selalu memberi bunga pada krematorium di samping ibumu, aku merasa curiga dan mulai mencari tahu," jelas Haechan.

"Dan dugaan Haechan benar," timpal Renjun.

"Ke-kenapa kalian baru memberitahuku?" tanya Jisung lagi.

"Karena sebelum kami memberi tahumu, kami harus mencari tahu apa alasan paman Eunhyuk tiada? Siapa yang bersalah atas kematiannya? Dan alasan ibumu menyembunyikan fakta ini selama ini," jelas Jeno.

"Mungkin kau kecewa kepada kami, tapi kami punya alasan menyembunyikan hal ini darimu. Kondisimu masih belum stabil, kami tidak ingin kau kembali terluka," jelas Renjun.

Jisung tersenyum.

"Terima kasih, aku tidak kecewa pada kalian. Lagipula setiap orang punya alasan bukan?"

"Hiks..."

Semua menoleh pada Haechan yang sudah menangis dengan hidung memerah.

"Yak! Kenapa kalian menatapku?!" geram Haechan.

Semua tertawa melihat Haechan, dia ternyata cengeng tapi juga menggemaskan.

"Hyung..." panggil Jisung pada semuanya.

Jisung menggigit bibirnya.

"Bagaimana jika kita berpelukan?" pinta Jisung dengan berbisik.

"Iya? Katakan dengan jelas Jie...," ucap Jeongin.

"Telettubies," kata Jisung.

Jeno, Renjun, Mark, Haechan, Jaemin dan Jeongin mengerutkan keningnya.

Tapi tiba-tiba saja Jaemin teringat film kesukaannya itu.

"Berpelukan?" tanya Jaemin.

"Ayo!"

Ketujuh remaja itu berpelukan di depan krematorium Eunhyuk dan Hyoyeon.

His SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang