"Apa yang kau suntikkan pada Jisung?" tanya Jeno. Saat Renjun keluar dari UKS, Jeno mengajaknya ke taman belakang."Apa pedulimu?!" ketus Renjun.
"Kau-
"Benarkan?! Untuk apa kau peduli?! Dia bukan adikmu lagi secara hukum!"
Bugh
Jeno meninju rahang Renjun.
"Shhh," ringis Renjun.
"Aku hanya bertanya, sialan!"
"Untuk apa? Info kepada ibumu? Jika kau tidak benar-benar peduli jangan memberinya harapan."
"M-maksudmu...?" tanya Jeno.
"Lupakan..."
"Ah satu lagi, jika kau memang peduli seharusnya kau menolongnya tadi, bukan? Tapi kau hanya menjadi penonton disaat Jisung diperlakukan seperti itu," ucap Renjun sebelum pergi.
Jeno terdiam.
"Aku peduli? Yang benar saja." Batin Jeno.
Renjun kembali menghampiri Jisung di UKS dengan membawa sebotol minuman dan obat.
"Terimakasih hyung," ucap Jisung sedikit parau.
"Sama-sama, minum obatmu dan istirahatlah," pesan Renjun.
"Hyung..."
"Wae?"
"Kenapa pipimu lebam?"
Renjun langsung melihat cermin yang ada di UKS. Memang ada sedikit lebam di pipi tempat Jeno meninjunya tadi.
"Ah, aku terjatuh."
"Terjatuh? Itu seperti-
"Lupakan saja, kau harus istirahat. Kau bilang tidak ingin merepotkan ayahmu bukan? Dia akan khawatir jika tau kau seperti ini."
"Arrasseo arrasseo..."
Jisung membenarkan posisi tidurnya. Renjun duduk di samping Jisung dan mengusap kepala Jisung pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Smile
Fanfiction-SUDAH TAMAT- [ park jisung with his secret ] Dibalik senyum itu ada rahasia yang ia simpan dengan baik. [ꜱᴛᴀʀᴛ : 5 februari 2021 >ᴇɴᴅ : 9 Januari 2022 ] ©Rrantomato