✧4.4✧

1K 159 24
                                    

Setelah makan malam, Jihan pamit untuk pulang karena ayahnya sudah menelpon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah makan malam, Jihan pamit untuk pulang karena ayahnya sudah menelpon.
Jisung pergi mengantar Jihan, setelah itu dia duduk di depan penginapan sembari melihat lautan.

"Eomma bintang disini banyak, aku jadi bingung kau yang mana?"

"Ah, eomma aku sudah tahu semuanya. Kau benar appa memang meninggalkan kita haha."

Jisung tertawa kecil.

"Dimana appa?" tanya Jisung entah pada siapa.

"Eomma andai saja kau masih disini, mungkin aku bisa lebih kuat. Andai saja saat itu aku tidak bersembunyi di dalam lemari, seharusnya aku menolongmu bukannya meringkuk ketakutan."

Jisung memejamkan matanya dan menggigit bibirnya menahan tangis.

"Eomma! Aku akan menjadi pelindung untukmu! Jadi Jisung bisa menjaga eomma setiap saat," ucap Jisung dengan bangga saat ia berusia 7 tahun.

Jisung menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan.

"Aku akan menyelesaikan semuanya, aku tidak akan lagi lari dari semua masalah ini. Aku akan mengungkap semuanya, setelah itu selesai eomma akan menjemputku kan?"

 Aku akan mengungkap semuanya, setelah itu selesai eomma akan menjemputku kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugh

Bugh

Sungjae tersenyum melihat Jeongin yang sudah tidak berdaya. Setelah bertemu Jaemin, Jeongin dipanggil oleh ayah angkatnya untuk bertemu.

"Sakit?"

"Ini tidak sebanding dengan apa yang eomma  rasakan," ucap Jeongin.

Sungjae menyeringai.

"Eomma? Sosok ibu yang sudah membuangmu?"

Jeongin mengepalkan tangannya.

Awalnya Jeongin memang kecewa pada ibunya. Tapi dia yakin, ibunya pasti punya alasan melakukan itu.

"Ah! Andai saja kau ada disitu saat insidien itu terjadi, pasti akan lebih menyenangkan melihat wajah ketakutan itu," kata Sungjae.

"Katakan saja apa maksudmu mengajakku bertemu!"

His SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang