Happy reading!
"Huft. Akhirnya selesai juga kelas hari ini. Mana hari ini panas banget lagi." Keluh Ima yang sudah pusing dengan mata pelajaran hari ini ditambah dengan cuaca yang sangat terik.
"Kantin, yuk!" Ajak Arsyi.
"Ayok lah, mau beli Es Jeruk biar otak jadi seger." Ucap Ima lalu berjalan mendahului Arsyi.
Sesampainya di kantin, Ima pun langsung berlari kearah tempat berjualan Es. Arsyi hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah temannya itu.
"Ma, aku satu jangan lupa!" Ucap Arsyi yang sedikit berteriak. Sedangkan dirinya mencari tempat duduk.
Arsyi pun memainkan ponselnya sambil menunggu Ima yang sedang membeli minuman. Ia sedikit melihat media sosialnya yang sangat jarang ia gunakan.
"Nih minumannya." Ucap Ima sambil menyodorkan gelas kearah Arsyi.
"Makasih."
"Ahh. Akhirnya Ya Allah, seger banget." Ucap Ima, telihat lebay memang. Ima pun kembali menyeruput minumannya.
"Jangan lebay, ah, Ma." Celetuk Arsyi.
"Ini bukan lebay, beda lagi."
"Semerdeka kamu aja lah, Ma."
"Assalamu'alaikum."
Arsyi dan Ima yang sedang menikmati minumannya pun berhenti karena segerombolan laki-laki berhenti tepat dihadapan mereka berdua.
"Wa'alaikumsallam."
"Eh? Kak Fari, ada apa?" Tanya Ima.
Ya, segerombolan laki-laki tersebut adalah Billal, Fari, Jafar dan Farras.
"Ada apa, Kak?" Tanya Arsyi.
"Boleh duduk gak nih?" Tanya Jafar membuat Arsyi dan Ima tersadar.
"Eh? Oh iya, duduk dulu kak." Ucap Arsyi. Mereka pun segera duduk dihadapan Arsyi dan Ima.
"Far, gue haus. Lo nggak mau beli minuman?" Tanya Fari sambil menyenggol Jafar.
"Ribet lo, beli sana sendiri." Ucap Jafar lalu mengeluarkan ponselnya.
"Far, lo nggak boleh gitu sama temen." ujar Fari.
"Bodo amat, nggak ngurus gue." balas Jafar.
"Jahat banget, padahal kita udah temenan dari SMP." sedih Fari.
"Ri, lo drama banget sumpah." ujar Jafar sambil memutar bola matanya.
"Lo berdua ribut mulu, capek gue dengernya." celetuk Faras.
"Jadi, ada apa, kak?" tanya Arsyi.
"Jadi gini, kebetulan besok dirumah akan mengadakan syukuran. Saya dan keluarga belum terlalu kenal dengan tetangga. Kalau boleh, saya ingin meminta tolong kalian untuk membantu diacara tersebut." jelas Billal;.
"Boleh, nanti kita bantu." ucap Ima.
"Kalau kalian sibuk, tidak apa-apa. Jangan dipaksakan." ucap Billal.
"Bisa, Kak, nanti kabarin saja." ucap Arsyi.
"Baiklah. Maaf sudah merepotkan." ujar Billal.
"Tidak apa-apa." balas Arsyi.
"Billal kalau ngomong sama perempuan kaku banget, ya." celetuk Fari.
"Iya, mana bahasa formal banget lagi." sambung Jafar.
"Udah, Lal?" tanya Faras.
"Udah." balas Billal.
"Kalau gitu, kami pamit dulu. Untuk nanti, biar Balqis ataupun Bilqis yang menghubungi kalian." ujar Billal.
"Iya, Kak."
"Sampai bertemu adik-adik." ucap Fari.
"Siapa yang mau jadi adik lo, Fari." celetuk Jafar.
"Kita duluan, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsallam."
***
Sore ini, Arsyi sudah berada dirumah. Saat keluar dari kamar, ia mencium wangi yang sangat lezat, sepertinya Bunda membuat Brownies. Arsyi pun segera berlari kecil menuju dapur.
"Wih, wangi nya." ucap Arsyi.
"Iya, dong."
"Mau dong, Bun."
"Anterin brownies ini dulu kerumah yang di depan."
"Rumah Kak Billal?"
"Iya.
"Suruh Fadli aja."
"Fadli juga lagi nganterin ke tetangga tetangga."
"Yaudah, sini."
Arsyi pun langsung berjalan keluar rumah. Saat didepan gerbang, ia melihat ada sebuah mobil di depan rumah Billal. Tanpa pikir panjang, ia pun langsuung melangkahkan kaki ke halaman rumah Billal.
"Permisi, Assalamualaikum." salam Arsyi sambil mengetuk pintu rumah.
"Waalaikumsallam." jawab dari dalam rumah. Tak lama, pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya.
"Maaf, siapa, ya?" tanya wanita paruh baya tersebut.
"Saya Arsyi, Tante, dari rumah sebrang." ucap Arsyi memperkenalkan diri.
"Oh gitu, ada apa, ya?"
"Ini, Tante, saya mau ngasih ini." ujar Arsyi sambil menunjukkan paperbag yang ada ditangannya.
"Kak Arsyi?" panggil Balqis.
"Eh, Balqis"
"Kalian saling kenal?" tanya wanita paruh baya itu.
"Kenal, Ummi. Kak Aryi itu adik tingkat Kak Billal dan juga tetangga kita." balas Balqis.
"Oh gitu. Masuk dulu, yuk" ajak Wanita paruh baya tersebut.
"Tidak usah, saya hanya mau ngasih ini." ucap Arsyi.
"Masuk dulu aja, Kak." ajak Balqis.
"Maaf, Balqis, kapan-kapan saja, ya? Kakak masih ada tugas." ucap Arsyi lembut.
"Yah, yaudah deh." ucap Balqis bersedih.
"Terima kasih ya, nak." ucap Ummi Balqis.
"Iya, Tante. Yaudah, kalau gitu Arsyi pulang dulu ya, Tante, Balqis. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYILA || END
RomanceAdiva Arsyila Savina, gadis yang sering dipanggil dengan sebutan Arsyi itu adalah seorang mahasiswi disalah satu kampus yang cukup terkenal. Arsyi mengikuti segala macam ekstrakurikuler yang diadakan oleh kampus tersebut, salah satunya ada kegiatan...